Bulog Dinilai Mampu Jadi Penyangga Beras Nasional
A
A
A
JAKARTA - Sesuai perannya sebagai penyangga beras nasional, Bulog diyakini mampu mengatasi kenaikan harga gabah dan beras yang terjadi saat ini.
Selain memiliki stok yang cukup, Bulog juga memiliki jaringan distribusi yang kuat di berbagai daerah. Ketika harga bergerak naik, Bulog bisa dengan cepat melakukan operasi pasar. ”Jaringan distribusi yang dimiliki Bulog sangat bagus. Itu yang mendukung Bulog bisa bergerak dengan cepat,” kata pakar pangan dari IPB Koekoeh Santoso dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Bulog memang tidak sertamerta bisa mengeluarkan stok beras dari gudang. Bulog harus menunggu perintah agar bisa melakukan operasi pasar. ”Begitu pula saat ini, ketika harga beras meningkat naik. Kementerian Perdagangan harus mengeluarkan perintah kepada Bulog untuk melakukan operasi pasar,” kata Koekoeh. Menurut Koekoeh, kenaikan harga beras itu bukan kesalahan Bulog.
Selain sebagai komoditas perdagangan, beras juga komoditas politik yang sewaktu- waktu bisa dimanfaatkan oleh kelompok yang berkepentingan. Ketika pasar dikondisikan seolah-olah menghadapi stok beras yang minim, di sanalah kenaikan harga terjadi. Guna mengendalikan harga tersebut, masyarakat harus diberi informasi bahwa stok beras mencukupi kebutuhan nasional, minimal untuk empat bulan ke depan.
”Selain melalui informasi, operasi pasar juga merupakan jawaban bahwa stok dalam keadaan cukup. Makanya, pemerintah harus mengeluarkan perintah tersebut,” lanjutnya. Di sisi lain, Koekoeh mengatakan bahwa situasi yang dihadapi Bulog saat ini memang cukup sulit. Bukan hanya persoalan distribusi, namun juga pengadaan.
Tingginya harga beras dan gabah di tingkat petani membuat Bulog harus berjuang keras dalam melakukan penyerapan, yang ditargetkan pemerintah sebesar 4,5 juta ton setara beras. Menurut Koekoeh, target itu cukup berat karena Bulog tidak bisa membeli gabah di atas harga pembelian pemerintah (HPP). ”Makanya, Bulog harus dipersenjatai. Selain mempermudah urusan distribusi dan operasi pasar, juga anggaran yang cukup untuk pengadaan,” kata Koekoeh.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Macoli Loloe Desa Palanro, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru Sulsel H Mursalim menegaskan, upaya Bulog dalam pengadaan beras dan gabah cukup bagus. Meski harga saat ini sedang tinggi, Bulog selalu melakukan jemput bola.
Sudarsono
Selain memiliki stok yang cukup, Bulog juga memiliki jaringan distribusi yang kuat di berbagai daerah. Ketika harga bergerak naik, Bulog bisa dengan cepat melakukan operasi pasar. ”Jaringan distribusi yang dimiliki Bulog sangat bagus. Itu yang mendukung Bulog bisa bergerak dengan cepat,” kata pakar pangan dari IPB Koekoeh Santoso dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Bulog memang tidak sertamerta bisa mengeluarkan stok beras dari gudang. Bulog harus menunggu perintah agar bisa melakukan operasi pasar. ”Begitu pula saat ini, ketika harga beras meningkat naik. Kementerian Perdagangan harus mengeluarkan perintah kepada Bulog untuk melakukan operasi pasar,” kata Koekoeh. Menurut Koekoeh, kenaikan harga beras itu bukan kesalahan Bulog.
Selain sebagai komoditas perdagangan, beras juga komoditas politik yang sewaktu- waktu bisa dimanfaatkan oleh kelompok yang berkepentingan. Ketika pasar dikondisikan seolah-olah menghadapi stok beras yang minim, di sanalah kenaikan harga terjadi. Guna mengendalikan harga tersebut, masyarakat harus diberi informasi bahwa stok beras mencukupi kebutuhan nasional, minimal untuk empat bulan ke depan.
”Selain melalui informasi, operasi pasar juga merupakan jawaban bahwa stok dalam keadaan cukup. Makanya, pemerintah harus mengeluarkan perintah tersebut,” lanjutnya. Di sisi lain, Koekoeh mengatakan bahwa situasi yang dihadapi Bulog saat ini memang cukup sulit. Bukan hanya persoalan distribusi, namun juga pengadaan.
Tingginya harga beras dan gabah di tingkat petani membuat Bulog harus berjuang keras dalam melakukan penyerapan, yang ditargetkan pemerintah sebesar 4,5 juta ton setara beras. Menurut Koekoeh, target itu cukup berat karena Bulog tidak bisa membeli gabah di atas harga pembelian pemerintah (HPP). ”Makanya, Bulog harus dipersenjatai. Selain mempermudah urusan distribusi dan operasi pasar, juga anggaran yang cukup untuk pengadaan,” kata Koekoeh.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Macoli Loloe Desa Palanro, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru Sulsel H Mursalim menegaskan, upaya Bulog dalam pengadaan beras dan gabah cukup bagus. Meski harga saat ini sedang tinggi, Bulog selalu melakukan jemput bola.
Sudarsono
(ars)