Saham Sektor Konstruksi Menjanjikan
A
A
A
JAKARTA - Fund Manager PT Danareksa Investment Management Rafdi Prima mengungkapkan, saham sektor konstruksi akan menjanjikan dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan program pemerintah terkait infrastruktur.
"Tentunya tentang program pemerintah bangun sektor infrastruktur dan properti masih cukup (konstruksi). Menjanjikan pertumbuhan pada tahun ini dan bahkan dua tahun ke depan karena konstruksi temanya multi years," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurutnya, jika dilihat perusahaan emiten pada sektor konstruksi terkadang masih kurang permodalan (equity) dalam menggarap proyek besar. Dia memperkirakan pertumbuhan perusahaan konstruksi akan berada di angka 20%-30%.
Sehingga, penempatan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah seharusnya dapat membuat permodalan semakin kuat. Diharapkan berbanding lurus dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan konstruksi milik BUMN.
"Pemerintah banyak proyek besar sehingga BUMN bisa maju dan mendapatkannya. Seharusnya PMN mereka bertambah juga berbanding lurus dengan pertumbuhan laba dan bisa meleverage," jelas Rafdi.
Selain itu, dia menjelaskan jika sektor konstruksi dapat berjalan dengan baik akan memberikan beberapa dampak positif. Seperti terbukanya lapangan kerja baru dan memperbaiki pendapatan masyarakat. Kemudian pertumbuhan IHSG bisa konstruktif.
"Kendati demikian, kualitas tenaga kerja masih rendah. Dari adanya proyek bisa serap tenaga kerja, akan menaikan konsumsi secara signifikan. Akhirnya pertumbuhan ekonomi juga bisa naik," pungkasnya.
"Tentunya tentang program pemerintah bangun sektor infrastruktur dan properti masih cukup (konstruksi). Menjanjikan pertumbuhan pada tahun ini dan bahkan dua tahun ke depan karena konstruksi temanya multi years," ujarnya di Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Menurutnya, jika dilihat perusahaan emiten pada sektor konstruksi terkadang masih kurang permodalan (equity) dalam menggarap proyek besar. Dia memperkirakan pertumbuhan perusahaan konstruksi akan berada di angka 20%-30%.
Sehingga, penempatan penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah seharusnya dapat membuat permodalan semakin kuat. Diharapkan berbanding lurus dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan konstruksi milik BUMN.
"Pemerintah banyak proyek besar sehingga BUMN bisa maju dan mendapatkannya. Seharusnya PMN mereka bertambah juga berbanding lurus dengan pertumbuhan laba dan bisa meleverage," jelas Rafdi.
Selain itu, dia menjelaskan jika sektor konstruksi dapat berjalan dengan baik akan memberikan beberapa dampak positif. Seperti terbukanya lapangan kerja baru dan memperbaiki pendapatan masyarakat. Kemudian pertumbuhan IHSG bisa konstruktif.
"Kendati demikian, kualitas tenaga kerja masih rendah. Dari adanya proyek bisa serap tenaga kerja, akan menaikan konsumsi secara signifikan. Akhirnya pertumbuhan ekonomi juga bisa naik," pungkasnya.
(izz)