Asuransi Cigna Perkuat Posisi di RI
A
A
A
JAKARTA - PT Asuransi Cigna siap memperkuat posisinya di Indonesia dengan investasi dan inovasi produk. Perseroan melihat potensi produk layanan untuk penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit jantung.
Penyakit menahun yang dikenal sebagai penyakit kronis umumnya diderita ketika usia bertambah lanjut. Negara-negara berkembang mengeluarkan miliaran dolar AS untuk mengobati penyakit-penyakit seperti kanker, sakit jantung, dan diabetes. WHO menyampaikan, biaya pengobatan penyakit- penyakit tidak menular ini membuat jutaan orang menjadi miskin.
CEO Cigna David Cordani mengatakan, pihaknya selalu melakukan inovasi produk asuransi yang sesuai kebutuhan di setiap negara. Gaya hidup yang tidak sehat di masyarakat perkotaan Indonesia disebutnya memiliki potensi penyakit kronis seperti diabetes atau jantung. ”Penyakit kronis akan menjadi ancaman kesehatan global. Kami ingin mengembangkan bisnis yang bersifat lokal dengan berinovasi sesuai kehidupan masyarakat setempat,” ujar David di Jakarta, Rabu (13/5).
David dalam kunjungannya ke Indonesia ini mengatakan bahwa Indonesia negara yang unik, dengan jumlah penduduk yang besar namun penetrasi asuransinya masih kecil. Adapun dia mengungkapkan, kontribusi bisnis Cigna di luar AS saat ini masih 20% namun tumbuh dua kali lipat karena ruang tumbuh yang masih luas. ”Harapannya, tahun depan kontribusi global bisa mencapai 1/3 dari total pendapatan bisnis. Indonesia termasuk lima negara besar yang berkontribusi signifikan,” ujarnya.
Secara makro pihaknya tidak terpengaruh dengan isu perlambatan GDP Indonesia di kuartal pertama. Karena, pihaknya memiliki visi jangka panjang untuk terus mengembangkan investasi di Indonesia. Kondisi perekonomian Tanah Air disebutnya masih sangat menarik meski kondisi global yang tidak sehat. ”Kami siap untuk berinvestasi secara jangka panjang di Indonesia dan negara lain seperti Korea, China dan Taiwan yang juga mengalami fluktuasi seperti di sini,” ujarnya.
Dia memaparkan, jumlah investasi di Indonesia mencapai Rp1,486 triliun atau meningkat 5,55% ketimbang tahun sebelumnya Rp1,408 triliun. Peningkatan karena pengembangan bisnis, termasuk menyewa gedung baru sebagai kantor pusat untuk meningkatkan pelayanan. Bersama seribu telemarketer, perseroan pindah menempati gedung baru.
Para agen telemarketer masih menjadi jalur distribusi andalan. Nasabah dan calon nasabah lebih nyaman berbicara via telepon. ”Saat ini 80% distribusi penjualan Cigna dari telemarketing, sisanya direct sales. Jalur lainnya dengan tatap muka dan internet dengan memperkuat ranah digital,” tutur David.
Dia melanjutkan, populasi masyarakat didominasi 60% dengan usia 30 tahun ke bawah. Karakter usia yang menggunakan sosial media sehingga dapat disampaikan mengenai kesehatan dan kemapanan. Cigna terus mengeksplorasi bermacam layanan untuk solusi kebutuhan kesehatan di Indonesia. ”Kerangka bisnis Cigna secara global adalah melayani kebutuhan perawatan kesehatan secara menyeluruh dengan kebutuhan spesifik di tiap negara,” katanya.
Presiden Direktur Asuransi Cigna Tim Shields menyebut, di Indonesia potensi pasar asuransi kesehatan untuk penyakit kritis masih sangat besar. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya kesadaran akan tingginya biaya pengobatan dari waktu ke waktu. Di sisi lain masih banyak penyakit kritis yang belum ditutup oleh perusahaan kompetitor. ”Sementara dengan jumlah penduduk yang besar, tantangan healthcare di Indonesia juga sangat besar,” kata Tim dalam kesempatan yang sama.
Laba bersih PT Asuransi Cigna pada 2014 turun 58,5% dari Rp111,39 miliar pada 2013 menjadi Rp46,17 miliar. Turunnya laba perusahaan disebabkan pertumbuhan beban yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan.
Hafid fuad
Penyakit menahun yang dikenal sebagai penyakit kronis umumnya diderita ketika usia bertambah lanjut. Negara-negara berkembang mengeluarkan miliaran dolar AS untuk mengobati penyakit-penyakit seperti kanker, sakit jantung, dan diabetes. WHO menyampaikan, biaya pengobatan penyakit- penyakit tidak menular ini membuat jutaan orang menjadi miskin.
CEO Cigna David Cordani mengatakan, pihaknya selalu melakukan inovasi produk asuransi yang sesuai kebutuhan di setiap negara. Gaya hidup yang tidak sehat di masyarakat perkotaan Indonesia disebutnya memiliki potensi penyakit kronis seperti diabetes atau jantung. ”Penyakit kronis akan menjadi ancaman kesehatan global. Kami ingin mengembangkan bisnis yang bersifat lokal dengan berinovasi sesuai kehidupan masyarakat setempat,” ujar David di Jakarta, Rabu (13/5).
David dalam kunjungannya ke Indonesia ini mengatakan bahwa Indonesia negara yang unik, dengan jumlah penduduk yang besar namun penetrasi asuransinya masih kecil. Adapun dia mengungkapkan, kontribusi bisnis Cigna di luar AS saat ini masih 20% namun tumbuh dua kali lipat karena ruang tumbuh yang masih luas. ”Harapannya, tahun depan kontribusi global bisa mencapai 1/3 dari total pendapatan bisnis. Indonesia termasuk lima negara besar yang berkontribusi signifikan,” ujarnya.
Secara makro pihaknya tidak terpengaruh dengan isu perlambatan GDP Indonesia di kuartal pertama. Karena, pihaknya memiliki visi jangka panjang untuk terus mengembangkan investasi di Indonesia. Kondisi perekonomian Tanah Air disebutnya masih sangat menarik meski kondisi global yang tidak sehat. ”Kami siap untuk berinvestasi secara jangka panjang di Indonesia dan negara lain seperti Korea, China dan Taiwan yang juga mengalami fluktuasi seperti di sini,” ujarnya.
Dia memaparkan, jumlah investasi di Indonesia mencapai Rp1,486 triliun atau meningkat 5,55% ketimbang tahun sebelumnya Rp1,408 triliun. Peningkatan karena pengembangan bisnis, termasuk menyewa gedung baru sebagai kantor pusat untuk meningkatkan pelayanan. Bersama seribu telemarketer, perseroan pindah menempati gedung baru.
Para agen telemarketer masih menjadi jalur distribusi andalan. Nasabah dan calon nasabah lebih nyaman berbicara via telepon. ”Saat ini 80% distribusi penjualan Cigna dari telemarketing, sisanya direct sales. Jalur lainnya dengan tatap muka dan internet dengan memperkuat ranah digital,” tutur David.
Dia melanjutkan, populasi masyarakat didominasi 60% dengan usia 30 tahun ke bawah. Karakter usia yang menggunakan sosial media sehingga dapat disampaikan mengenai kesehatan dan kemapanan. Cigna terus mengeksplorasi bermacam layanan untuk solusi kebutuhan kesehatan di Indonesia. ”Kerangka bisnis Cigna secara global adalah melayani kebutuhan perawatan kesehatan secara menyeluruh dengan kebutuhan spesifik di tiap negara,” katanya.
Presiden Direktur Asuransi Cigna Tim Shields menyebut, di Indonesia potensi pasar asuransi kesehatan untuk penyakit kritis masih sangat besar. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya kesadaran akan tingginya biaya pengobatan dari waktu ke waktu. Di sisi lain masih banyak penyakit kritis yang belum ditutup oleh perusahaan kompetitor. ”Sementara dengan jumlah penduduk yang besar, tantangan healthcare di Indonesia juga sangat besar,” kata Tim dalam kesempatan yang sama.
Laba bersih PT Asuransi Cigna pada 2014 turun 58,5% dari Rp111,39 miliar pada 2013 menjadi Rp46,17 miliar. Turunnya laba perusahaan disebabkan pertumbuhan beban yang lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan.
Hafid fuad
(ftr)