RI Tawarkan Investasi ke Azerbaijan

Jum'at, 15 Mei 2015 - 09:00 WIB
RI Tawarkan Investasi ke Azerbaijan
RI Tawarkan Investasi ke Azerbaijan
A A A
JAKARTA - Indonesia menawarkan kerja sama dan investasi ke Azerbaijan di bidang infrastruktur dan hilirisasi industri.

Posisi negara Azerbaijan yang dekat dengan negara-negara kawasan Eropa Timur dan bekas Uni Soviet dimanfaatkan untuk mendongkrak promosi investasi industri Indonesia. ”Apalagi, Azerbaijan sendiri juga tengah memacu pembangunan infrastruktur dan manufaktur. Semangat Indonesia dan Azerbaijan punya kesamaan yaitu sama-sama terus membuka peluang investasi,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin seusai menerima kunjungan Duta Besar Azerbaijan untuk Indonesia Tamerlan Garayev di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Kamis (13/5).

Saleh Husin menekankan kemampuan industri nasional memproduksi produk makanan, minuman, automotif, hingga elektronik. Selainitu, Azerbaijan dapat menjadi pintu masuk ekspor Indonesia ke negara-negara sekitarnya, terutama di kawasan Kaukasus dan Asia barat daya. ”Ekonomi mereka tengah tumbuh. Ini juga kesempatan, produk barang konsumsi kita masuk Azerbaijan,” katanya.

Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin Ahmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, kedua negara dapat bekerja sama dan saling tukar pengalaman untuk meningkatkan hubungan. ”Kedua negara, baik pemerintah dan pelaku usahanya, dapat bekerja sama dan tukar pengalaman dalam riset, penanaman modal, ekspor dan pembangunan struktur industri berbasis bahan baku lokal serta teknologi tinggi,” ungkap Ahmad Sigit.

Kerjasama Indonesia- FORSEAA di Sektor IKM

Kemenperin juga terus membuka peluang untuk meningkatkan kerja sama di sektor industri kecil dan menengah (IKM) antara Indonesia dengan negara anggota Forum of Small Medium Enterprises Africa ASEAN (FORSEAA). ”Pemerintah Indonesia telah melakukan pengembangan IKM dalam kurun waktu yang lama. Upaya tersebut telah menghasilkan kinerja yang baik, terutama dalam lima tahun terakhir,” ungkapnya pada acara breakfast meeting dengan delegasi FORSEAA di Jakarta, Kamis (14/5).

Pada pertemuan itu delegasi yang hadir di antaranya Menteri Industri dari negara Laos, Kenya, Zimbabwe, Seychelles, Sudan, dan Timor Leste. Pada kesempatan tersebut Saleh juga menyampaikan perkembangan kinerja industri nasional yang tumbuh cukup signifikan dan masih menjadi penopang utama perekonomian Indonesia.

”Indonesia merupakan negara ekonomi dan pasar terbesar di Asia Tenggara dengan PDB mencapai USD846 miliar dan jumlah penduduk 250 juta orang. Pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDB per kapita diperkirakan mengalami peningkatan empat kali pada tahun 2020,” ungkapnya.

Pada 2014 kontribusi IKM Indonesia sebesar 34,56% dari total industri manufaktur. Saat ini jumlah IKM mencapai 3,5 juta unit usaha yang telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8,4 juta orang. Kerja sama internasional yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam pengembangan IKM beberapa tahun terakhir adalah dengan Timor Leste dalam transfer informasi di bidang standardisasi, desain, dan pengembangan teknologi untuk IKM tahun 2008.

Kemudian, kerja sama Indonesia dengan Afrika Selatan dalam peningkatan kapasitas desain perhiasan untuk IKM tahun 2012; Indonesia dengan Mozambik dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) IKM melalui pelatihan diversifikasi singkong pengolahan pada industri makanan tahun 2012; Indonesia dengan Liberia dalam peningkatan kapasitas SDM IKM melalui pelatihan diversifikasi ubi kayu, kelapa dan pengolahan buahbuahan tahun 2013; dan Indonesia dengan Laos dalam program peningkatan kapasitas SDM IKM pada sektor tekstil tahun 2014.

Oktiani endarwati
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3857 seconds (0.1#10.140)