OJK Siapkan Pusat Informasi Asuransi Mikro
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong perkembangan asuransi mikro di Tanah Air. Otoritas siapkan strategi dengan membuat pusat informasi asuransi mikro untuk mempermudah pelaku industri.
Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah OJK Muhammad Muchlasin mengatakan, pihaknya menargetkan tahun ini akan membangun semacam pusat asuransi mikro. Pihaknya ingin mengembangkan produk mikro sebagai suatu open source yang bisa dikembangkan oleh seluruh pelaku industri.
Hal ini diharapkan dapat memicu inisiatif perusahaan untuk mengembangkan konsep yang belum berkembang ini. ”Kami ingin perusahaan yang lebih berinisiatif mengembangkan. Nanti kita bisa cari donor atau pakai anggaran sendiri untuk pusat asuransi mikro. Supaya bisa berbagi cerita menjelaskan pada perusahaan yang baru mulai,” ujar Muchlasin di Jakarta baru-baru ini. Dia menyatakan, tidak mudah mendorong asuransi untuk menggarap produk mikro bersama- sama.
Namun, di sisi lain pihaknya juga tidak ingin mewajibkan karena khawatir tidak akan berkelanjutan. Untuk itu, OJK akan memonitor dan mengevaluasi produk mikro bersama. Pihaknya juga siap membantu menyediakan konsultan ahli, perlengkapan penilaian, dan sebagainya. ”Kami dukung perlengkapan dan fasilitas supaya mengurangi beban industri. Lumayan itu efisiensi buat industri,” paparnya.
Karena tantangan itu, dia mengatakan bahwa produk mikro baru dapat dikembangkan dalam lima tahun ke depan. Saat ini perkembangan yang baru dapat dilihat ialah asuransi jiwa kredit mikro yang mencapai 6 juta polis dan sekitar 4 juta dikuasai oleh asuransi Allianz. Hal ini menunjukkan perusahaan asuransi asing lebih siap untuk mengembangkan produk mikro. Ini berhubungan dengan permodalan dan infrastruktur yang dimiliki asuransi asing dibandingkan pemain lokal.
”Produk asuransi mikro bersama tiga asosiasi industri asuransi belumbisatahunini. Kendalanya mendorong kesamaan visi setiap perusahaan untuk terlibat dan siap berkorban,” ujarnya. Muchlasin menambahkan, agenda lainnya di tahun ini adalah mengeluarkan POJK soal lisensi agen khusus asuransi mikro. Nantinya, seorang perwakilan dari mitra bisnis dalam mendistribusikan asuransi mikro bisa mendapatkan lisensi menjadi agen asal mendapat pelatihan rutin dari pihak perusahaan asuransi.
” Ada 22 RP OJK yang dirancang. Mungkintahundepanbaru bisa disahkan. Kita ingin ada insentif yang dapat memancing pelaku industri. Tapi, sifatnya hanya bantuan fasilitas,” ujarnya. Sementara, Allianz Life Indonesia optimistis akan terus mengembangkan segmen mikro. Perseroan menargetkan pertumbuhan premi (pendapatan premi bruto/GWP) asuransi mikro dapat mencapai 15% tahun ini.
Head of Emerging Consumer Business Allianz Life Indonesia Yoga Prasetyo mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan potensi mitra lembaga keuangan mikro yang telah dimiliki saat ini. Sementara jumlah nasabah diprediksi dapat naik 30% tahun ini. ”Kita tidak akan ekspansif tahun ini. Target memaksimalkan pertumbuhan organik dari mitra yang ada,” ujar Yoga beberapa waktu lalu.
Di tahun 2014 lalu lini bisnis asuransi mikro mencatat pendapatan premi bruto (GWP) sebesar Rp96,7 miliar. Ini berarti, terdapat pertumbuhan sebesar 14,6% dari Rp84,36 miliar di tahun 2013. Lini bisnis ini berikan nilai tambah santunan tunai kepada hampir 4 Juta tertanggung. Sedangkan, jumlah tertanggung mencapai 3.942.594 tertanggung yang meningkat 14,6% dan 12.785 nasabah merasakan manfaat klaim.
Hafid fuad
Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah OJK Muhammad Muchlasin mengatakan, pihaknya menargetkan tahun ini akan membangun semacam pusat asuransi mikro. Pihaknya ingin mengembangkan produk mikro sebagai suatu open source yang bisa dikembangkan oleh seluruh pelaku industri.
Hal ini diharapkan dapat memicu inisiatif perusahaan untuk mengembangkan konsep yang belum berkembang ini. ”Kami ingin perusahaan yang lebih berinisiatif mengembangkan. Nanti kita bisa cari donor atau pakai anggaran sendiri untuk pusat asuransi mikro. Supaya bisa berbagi cerita menjelaskan pada perusahaan yang baru mulai,” ujar Muchlasin di Jakarta baru-baru ini. Dia menyatakan, tidak mudah mendorong asuransi untuk menggarap produk mikro bersama- sama.
Namun, di sisi lain pihaknya juga tidak ingin mewajibkan karena khawatir tidak akan berkelanjutan. Untuk itu, OJK akan memonitor dan mengevaluasi produk mikro bersama. Pihaknya juga siap membantu menyediakan konsultan ahli, perlengkapan penilaian, dan sebagainya. ”Kami dukung perlengkapan dan fasilitas supaya mengurangi beban industri. Lumayan itu efisiensi buat industri,” paparnya.
Karena tantangan itu, dia mengatakan bahwa produk mikro baru dapat dikembangkan dalam lima tahun ke depan. Saat ini perkembangan yang baru dapat dilihat ialah asuransi jiwa kredit mikro yang mencapai 6 juta polis dan sekitar 4 juta dikuasai oleh asuransi Allianz. Hal ini menunjukkan perusahaan asuransi asing lebih siap untuk mengembangkan produk mikro. Ini berhubungan dengan permodalan dan infrastruktur yang dimiliki asuransi asing dibandingkan pemain lokal.
”Produk asuransi mikro bersama tiga asosiasi industri asuransi belumbisatahunini. Kendalanya mendorong kesamaan visi setiap perusahaan untuk terlibat dan siap berkorban,” ujarnya. Muchlasin menambahkan, agenda lainnya di tahun ini adalah mengeluarkan POJK soal lisensi agen khusus asuransi mikro. Nantinya, seorang perwakilan dari mitra bisnis dalam mendistribusikan asuransi mikro bisa mendapatkan lisensi menjadi agen asal mendapat pelatihan rutin dari pihak perusahaan asuransi.
” Ada 22 RP OJK yang dirancang. Mungkintahundepanbaru bisa disahkan. Kita ingin ada insentif yang dapat memancing pelaku industri. Tapi, sifatnya hanya bantuan fasilitas,” ujarnya. Sementara, Allianz Life Indonesia optimistis akan terus mengembangkan segmen mikro. Perseroan menargetkan pertumbuhan premi (pendapatan premi bruto/GWP) asuransi mikro dapat mencapai 15% tahun ini.
Head of Emerging Consumer Business Allianz Life Indonesia Yoga Prasetyo mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan potensi mitra lembaga keuangan mikro yang telah dimiliki saat ini. Sementara jumlah nasabah diprediksi dapat naik 30% tahun ini. ”Kita tidak akan ekspansif tahun ini. Target memaksimalkan pertumbuhan organik dari mitra yang ada,” ujar Yoga beberapa waktu lalu.
Di tahun 2014 lalu lini bisnis asuransi mikro mencatat pendapatan premi bruto (GWP) sebesar Rp96,7 miliar. Ini berarti, terdapat pertumbuhan sebesar 14,6% dari Rp84,36 miliar di tahun 2013. Lini bisnis ini berikan nilai tambah santunan tunai kepada hampir 4 Juta tertanggung. Sedangkan, jumlah tertanggung mencapai 3.942.594 tertanggung yang meningkat 14,6% dan 12.785 nasabah merasakan manfaat klaim.
Hafid fuad
(ars)