Pelindo I Raih Pinjaman Rp3,2 Triliun

Selasa, 19 Mei 2015 - 09:37 WIB
Pelindo I Raih Pinjaman...
Pelindo I Raih Pinjaman Rp3,2 Triliun
A A A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I memperoleh pinjaman kredit dari sindikasi tiga perbankan badan usaha milik negara (BUMN) sebesar Rp3,2 triliun.

”Kami telah memperoleh sindikasi pendanaan dari tiga bank BUMN sebesar Rp3,2 triliun, dananya untuk pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara,” ungkap Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana saat ditemui sejumlah media di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ketiga bank pelat merah tersebut yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Alasan pemilihan tiga perbankan tersebut yaitu untuk sinergi antara BUMN. Menurut Bambang, kebutuhan total investasi tahap awal pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung mencapai Rp4,9 triliun. Dengan demikian, pendanaan eksternal pembangunan proyek tersebut sebesar 65%.

Sementara, sisanya sekitar 35% atau Rp1,7 triliun berasal internal. Pelindo I pun tengah mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp17 triliun hingga tahun 2019. Sedangkan pada tahap awal, Pelindo I pada tahun ini mengalokasikan dana sekitar USD400 juta atau Rp5 triliun. Bambang mengatakan, dana tersebut sebagian besar digunakan untuk fase pertama meliputi terminal pelabuhan multipurpose seperti terminal peti kemas, terminal curah cair untuk melayani pengiriman hasil perkebunan berupa minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

”Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan selama 16-18 bulan, termasuk pembangunan dermaga sepanjang 400 meter, utilitas, peralatan, instalasi teknologi informasi,” paparnya. Dia menambahkan, demi pengembangan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung tahap selanjutnya, perseroan tengah menjajaki penerbitan surat utang (obligasi) sebesar Rp1,5 triliun.

Nilai obligasi tersebut melonjak dari rencana perseroan sebelumnya yang hanya sebesar Rp1 triliun. Alasan perseroan memilih pendanaan obligasi karena jangka waktu pengembaliannya yang lebih lama. Hal ini seiring dengan rencana kerja perseroan yang akan mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung selama lima tahun ke depan.

Dia menyampaikan, pembangunan tahap II yang rencananya dilakukan pada tahun depan meliputi pengembangan lapangan penumpukan seluas 10 hektare, termasuk pembangunan kawasan industrial seluas 1.000 hektare. Bambang melanjutkan, pembangunan tahap III yaitu pembenahan kegiatan peningkatan transhipment seluruh kegiatan bongkar muat dari Kuala Tanjung ke berbagai pelabuhan di dunia. Sedangkan, tahap IV yaitu mewujudkan Kuala Tanjung sebagai city port.

”Selesainya seluruh tahapan tersebut, Pelabuhan Kuala Tanjung pada tahun 2019 akan memiliki terminal curah cair berkapasitas 3,5 juta ton per tahun, curah kering 1 juta ton per tahun, peti kemas 400.000 TEUs per tahun, dan dermaga baru sepanjang 400 meter,” paparnya. Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan melalui anak usaha yaitu PT Prima Multi Terminal, yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pelindo I, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).

Menurut dia, pembentukan perusahaan patungan sudah disepakati dengan komposisi saham mayoritas sebesar 55% dimiliki Pelindo I, PTPP sebesar 35%, dan sisanya 15% dipegang Waskita Karya. Sementara, Direktur Investment Banking Mandiri Sekuritas Iman Rachman mengatakan, penerbitan saham perdana dan surat utang oleh Badan Usaha Milik Negara dan anak usahanya tahun ini akan lebih ramai dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

”Target kami dari 20 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi atau penawaran umum berkelanjutan (PUB), sekitar tujuh PUB baru merupakan BUMN atau anak usahanya, hal ini seiring kondisi pasar yang cenderung membaik,” kata Imam.

Heru febrianto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8130 seconds (0.1#10.140)