Pasar Ekspor Produk Rumput Laut Diperluas
A
A
A
BOGOR - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperluas pasar ekspor produk dengan bahan baku rumput laut ke tujuh negara di Eropa.
Negara tersebut adalah Swiss, Spanyol, Argentina, Jerman, Inggris, Austria, dan Rusia. Dalam rangka perluasan pasar tersebut, KKP bermitra dengan 14 perusahaan industri rumput laut nasional untuk fokus dalam memasarkan hasil produk olahannya. Adapun, produksi yang ditawarkan berupa berbagai jenis makanan, tekstil, pupuk, hingga keperluan kelengkapan farmasi.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut Hutagalung mengatakan, misi perluasan pasar tersebut sebenarnya telah dilakukan secara konsisten di setiap tahunnya sejak 2013. ”Sejauh ini hasilnya selalu memuaskan, setiap tahunnya ekspor rumput laut selalu meningkat rata-rata 5,7%,” ujarnya di sela acara Expo Agar dan Karaginan di Bogor kemarin.
Data KKP menyebutkan, total produksi rumput laut basah dan kering sudah mencapai 1,3 juta ton dengan porsi ekspor sebesar 206.000 ton. Jumlah tersebut merupakan hasil dari 37 industri kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. ”Namun ke depan, kita akan minimalkan ekspor bahan baku dan hanya akan fokus pada hasil olahan,” tukas Saut. Saut menyatakan, sejauh ini besaran ekspor bahan baku didominasi China.
Dengan begitu, Indonesia dan China sama-sama melakukan ekspor produk olahan ke Eropa, sehingga daya saing kedua negara menjadi tinggi. Oleh karena itu, KKP menggandeng Kedutaan Besar Swiss dan Switzerland Global Enterprise (SGE) untuk menarik pembeli produk olahan agar menstabilkan daya saing di pasar internasional. Ketua Koordinasi Pengembangan Ekonomi (SECO) Kedubes Swiss Martin Stottele berkomitmen membantu Indonesia dalam memasarkan produk rumput laut asal Indonesia.
”Ini tahun ketiga kami kerjasama, sekarang nilai ekspor produk olahan mencapai USD14,8 juta, meningkat 12% dari tahun 2014. Kami juga akan upayakan industri asal Indonesia bisa mengikuti pameran di Eropa,” ujarnya.
Rabia edra
Negara tersebut adalah Swiss, Spanyol, Argentina, Jerman, Inggris, Austria, dan Rusia. Dalam rangka perluasan pasar tersebut, KKP bermitra dengan 14 perusahaan industri rumput laut nasional untuk fokus dalam memasarkan hasil produk olahannya. Adapun, produksi yang ditawarkan berupa berbagai jenis makanan, tekstil, pupuk, hingga keperluan kelengkapan farmasi.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut Hutagalung mengatakan, misi perluasan pasar tersebut sebenarnya telah dilakukan secara konsisten di setiap tahunnya sejak 2013. ”Sejauh ini hasilnya selalu memuaskan, setiap tahunnya ekspor rumput laut selalu meningkat rata-rata 5,7%,” ujarnya di sela acara Expo Agar dan Karaginan di Bogor kemarin.
Data KKP menyebutkan, total produksi rumput laut basah dan kering sudah mencapai 1,3 juta ton dengan porsi ekspor sebesar 206.000 ton. Jumlah tersebut merupakan hasil dari 37 industri kecil yang tersebar di seluruh Indonesia. ”Namun ke depan, kita akan minimalkan ekspor bahan baku dan hanya akan fokus pada hasil olahan,” tukas Saut. Saut menyatakan, sejauh ini besaran ekspor bahan baku didominasi China.
Dengan begitu, Indonesia dan China sama-sama melakukan ekspor produk olahan ke Eropa, sehingga daya saing kedua negara menjadi tinggi. Oleh karena itu, KKP menggandeng Kedutaan Besar Swiss dan Switzerland Global Enterprise (SGE) untuk menarik pembeli produk olahan agar menstabilkan daya saing di pasar internasional. Ketua Koordinasi Pengembangan Ekonomi (SECO) Kedubes Swiss Martin Stottele berkomitmen membantu Indonesia dalam memasarkan produk rumput laut asal Indonesia.
”Ini tahun ketiga kami kerjasama, sekarang nilai ekspor produk olahan mencapai USD14,8 juta, meningkat 12% dari tahun 2014. Kami juga akan upayakan industri asal Indonesia bisa mengikuti pameran di Eropa,” ujarnya.
Rabia edra
(ars)