Sektor Perikanan Tumbuh 8,64%

Selasa, 19 Mei 2015 - 09:44 WIB
Sektor Perikanan Tumbuh 8,64%
Sektor Perikanan Tumbuh 8,64%
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, sektor perikanan nasional mengalami pertumbuhan 8,64% pada kuartal I/2015 atau naik 7,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhanekonomidisektor perikanan ini terutama didorong peningkatan produksi sektor perikanan budi daya. ”Perikanan mengalami pertumbuhan paling tinggi karena didorong oleh kenaikan produksi perikanan budi daya,” kata Kepala BPS Suryamin di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, kemarin.

Suryamin memaparkan, kenaikan sejumlah komoditas dalam perikanan budi daya antara lain adalah termasuk rumput laut serta udang yang merupakan dampak dari revitalisasi tambak udang di sepanjang pantai Jawa Barat dan Banten. Selain itu karena adanya pemanfaatan lahan budi daya dengan metode super-intensif di sejumlah daerah di Sulawesi.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, perlambatan pertumbuhan perekonomian di kuartal I/2015 sebagaimana terjadi di berbagai sektor ternyata tidak terjadi di sektor kelautan dan perikanan. ”Pertumbuhan naik dari 7,46% pada triwulan I/ 2014 menjadi 8,64% triwulan I/ 2015,” kata Susi Pudjiastuti. Menurut menteri asal Pangandaran, Jawa Barat ini, naiknya pertumbuhan sektor kelautan dan perikanan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan para nelayan, sehingga perlambatan di perikanan tidak terjadi.

Dia juga mengatakan, penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah sebenarnya juga menjadi berkah bagi para eksportir komoditas perikanan. ”Sebetulnya, dengan naiknya dolar, itu blessing in disguise (berkah tersembunyi) karena kita nanti tinggal menembus agar ekspor bisa jalan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, pesatnya laju perkembangan perikanan budi daya di kawasan perairan Indonesia diperkirakan dapat mendukung pemenuhan dan ketahanan pangan di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan data statistik perikanan budi daya KKP tahun 2010-2014, produksi perikanan budi daya mengalami peningkatan sekitar 23% per tahun dengan komoditas yang mengalami peningkatan di atas 20% per tahun adalah rumput laut (27%), udang vaname (20%), patin (25%), dan lele (26%).

”Dari data statistik tersebut, khususnya lele dan patin merupakan komoditas budi daya air tawar yang mendukung ketahanan pangan dan juga mendorong pengembangan budi daya perikanan perdesaan. Ini juga merupakan bagian dari pengembangan perikanan budi daya di kawasan Asia Pasifik,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto.

Di sisi lain Susi mengatakan bahwa moratorium perizinan usaha tangkap bagi kapal eks asing yang akan berlanjut hingga Desember 2015 tidak hanya mampu memberi sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi maritim, namun juga berperan mendorong penurunan impor pada sektor minyak dan gas (migas). ”Sebab, semua eks kapal asing yang biasa melakukan penangkapan selalu menggunakan bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri,” kata Susi. Ia melanjutkan, dampak dari moratorium ini juga menyebabkan volume ekspor jauh lebih besar dibandingkan impor.

Tercatat, total ekspor ikan pada kuartal I sebesar USD906,77 juta. Komponennya terdapat dari ekspor udang senilai USD449,5 juta, tuna USD89,41 juta, cumicumi USD29,51 juta, dan ikan lainnya USD337,91 juta.

Rabia edra/ant
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4721 seconds (0.1#10.140)