Perempuan Bisa Jadi Senjata Hadapi Pasar Bebas ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto mengemukakan, kaum perempuan bisa menjadi senjata dalam menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini melihat fakta bahwa mayoritas pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM) adalah kaum hawa.
Dia mengungkapkan, sekitar 80% pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya pembinaan dan dorongan bagi perempuan sebagai pelaku usaha.
"Memasuki MEA kami ingin memperkuat kemandirian ekonomi perempuan. Potensi mereka pada produk UMKM harus diperkenalkan agar Indonesia mampu menghadapi MEA," ujarnya dalam soft launching Kowani Fair di Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Menurut Giwo, perempuan tidak boleh merasa rendah dibanding pengusaha dari kaum pria. Bila perempuan berani menyongsong kerasnya persaingan usaha di Tanah Air, artinya berani melawan dominasi laki-laki.
Dia menekankan, kaum perempuan harus menguasai keahlian dalam manajemen, keluwesan dalam berhubungan dengan perbankan dan pemodal, serta pengetahuan teknologi pengolahan limbah industri.
Di sisi lain, Giwo menyebutkan, potensi wirausaha dapat mendukung perluasan lapangan kerja. Sebab dari aspek ketenagakerjaan MEA memberi kesempatan besar bagi pencari kerja dengan berbagai kebutuhan keahlian. MEA juga menjadi kesempatan bagus bagi para wirausahawan mencari pekerja yang berkualitas untuk pengembangan usaha.
Dia mengungkapkan, sekitar 80% pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya pembinaan dan dorongan bagi perempuan sebagai pelaku usaha.
"Memasuki MEA kami ingin memperkuat kemandirian ekonomi perempuan. Potensi mereka pada produk UMKM harus diperkenalkan agar Indonesia mampu menghadapi MEA," ujarnya dalam soft launching Kowani Fair di Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Menurut Giwo, perempuan tidak boleh merasa rendah dibanding pengusaha dari kaum pria. Bila perempuan berani menyongsong kerasnya persaingan usaha di Tanah Air, artinya berani melawan dominasi laki-laki.
Dia menekankan, kaum perempuan harus menguasai keahlian dalam manajemen, keluwesan dalam berhubungan dengan perbankan dan pemodal, serta pengetahuan teknologi pengolahan limbah industri.
Di sisi lain, Giwo menyebutkan, potensi wirausaha dapat mendukung perluasan lapangan kerja. Sebab dari aspek ketenagakerjaan MEA memberi kesempatan besar bagi pencari kerja dengan berbagai kebutuhan keahlian. MEA juga menjadi kesempatan bagus bagi para wirausahawan mencari pekerja yang berkualitas untuk pengembangan usaha.
(dmd)