BPJS Ketenagakerjaan Jabar Bidik 86.869 Pekerja Informal
A
A
A
BANDUNG - BPJS Ketenagakerjaan Jawa Barat (Jabar) mengejar target kepesertaan tenaga kerja bukan penerima upah (BPU) atau pekerja informal sebanyak 86.869 orang. Dari jumlah tersebut, sejauh ini baru terealisasi sekitar 37.657.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jawa Barat, Adjat Sudrajat mengatakan, pihaknya terus menggenjot program sosialisasi secara rutin demi mencapai target tersebut. Sebanyak 14 cabang ditambah 11 KCP yang tersebar di seluruh Jabar diwajibkan sosialisasi masif satu dua kali tiap bulan di pusat-pusat keramaian.
"Cabang-cabang wajib mendekatkan diri kepada kelompok-kelompok usaha, pedagang-pedagang kecil, nelayan, tukang ojeg," tuturnya selepas acara diskusi Marketeers BUMN Club Bandung yang berlangsung di kantor BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jabar, Kamis (21/5/2015).
Di Jabar, lanjut dia, potensi jumlah pekerja informal mencapai angka 10,4 juta orang. Melebihi angka pekerja formal yang mencapai 9,5 juta orang. "Para pekerja informal yang jumlahnya lebih banyak dari pekerja formal ini bisa mendapatkan jaminan sosial ketika mereka tidak lagi bisa beraktivitas ekonomi lagi," tambahnya.
Dia mengakui, pihaknya tertarik menggenjot sosialisasi pada para pekerja di keramba jaring terapung yang ada di Waduk Jatiluhur Purwakarta. Di sana terdapat sekitar 4.000 keramba yang artinya, kalau saja satu keramba diurus dua orang pekerja, berarti potensinya sekitar 8.000 pekerja.
"Tukang kebun para pemetik teh juga sangat potensial. Skemanya mungkin bisa melalui perusahaan produsen tehnya atau seperti apa. Kami terus coba sasar agar lebih banyak lagi pemanfaat jaminan sosial ini," katanya.
Selain itu, BPJS juga mencari kemungkinan kerja sama dengan pihak terkait yang menaungi pekerja-pekerja informal ini. Seperti sopir angkot melalui organda atau pelaku usaha mikro melalui dinas KUMKM. "Atau kalau ada serikat pekerja informal, kami akan coba masuk melalui itu," pungkasnya.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jawa Barat, Adjat Sudrajat mengatakan, pihaknya terus menggenjot program sosialisasi secara rutin demi mencapai target tersebut. Sebanyak 14 cabang ditambah 11 KCP yang tersebar di seluruh Jabar diwajibkan sosialisasi masif satu dua kali tiap bulan di pusat-pusat keramaian.
"Cabang-cabang wajib mendekatkan diri kepada kelompok-kelompok usaha, pedagang-pedagang kecil, nelayan, tukang ojeg," tuturnya selepas acara diskusi Marketeers BUMN Club Bandung yang berlangsung di kantor BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jabar, Kamis (21/5/2015).
Di Jabar, lanjut dia, potensi jumlah pekerja informal mencapai angka 10,4 juta orang. Melebihi angka pekerja formal yang mencapai 9,5 juta orang. "Para pekerja informal yang jumlahnya lebih banyak dari pekerja formal ini bisa mendapatkan jaminan sosial ketika mereka tidak lagi bisa beraktivitas ekonomi lagi," tambahnya.
Dia mengakui, pihaknya tertarik menggenjot sosialisasi pada para pekerja di keramba jaring terapung yang ada di Waduk Jatiluhur Purwakarta. Di sana terdapat sekitar 4.000 keramba yang artinya, kalau saja satu keramba diurus dua orang pekerja, berarti potensinya sekitar 8.000 pekerja.
"Tukang kebun para pemetik teh juga sangat potensial. Skemanya mungkin bisa melalui perusahaan produsen tehnya atau seperti apa. Kami terus coba sasar agar lebih banyak lagi pemanfaat jaminan sosial ini," katanya.
Selain itu, BPJS juga mencari kemungkinan kerja sama dengan pihak terkait yang menaungi pekerja-pekerja informal ini. Seperti sopir angkot melalui organda atau pelaku usaha mikro melalui dinas KUMKM. "Atau kalau ada serikat pekerja informal, kami akan coba masuk melalui itu," pungkasnya.
(dmd)