Daya Beli Masyarakat di Alfamart Turun
A
A
A
TANGERANG - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) memaparkan hasil risetnya terkait soal menurunnya daya beli masyarakat pada sektor ritel. Perseroan mendapatkan data tersebut dari member card yang diterbitkan Alfamart selaku bisnis ritel miliknya.
Presiden Direktur AMRT Anggara Hans Prawira menjelaskan, di segmen konsumen menengah ke bawah ada terjadi penurunan daya beli terutama pada susu bubuk anak di atas satu tahun.
"Contohnya susu, kurangi karena harganya tinggi, walaupun membeli, terjadi perubahan (switching) produk ke susu kental manis," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang, Rabu (27/5/2015).
Dia mengatakan, pengeluaran masyarakat tersedot ke komoditas pokok dan transportasi. Selain itu, menurutnya konsumen tidak benar menunggu (wait and see) untuk membelanjakan keperluan.
"Kan perlu mandi, makan, cuci piring, relatif berat secara makro, uang terpakai ke transportasi yang lumayan naik, untuk makan, harga beras tinggi," jelasnya.
Anggara mengatakan, semua hal tersebut yang dilakukan masyarakat sejak ekonomi melambat di kuartal I tahun ini. Pihaknya mencoba ingin mengerti apa yang terjadi di masyarakat. "Perusahaan mencoba mengerti konsumen, punya data banyak dari 5,5 juta member card jadi terperinci. Belanja apa, jam berapa, di mana, ada yang berubah atau tidak," pungkasnya.
Presiden Direktur AMRT Anggara Hans Prawira menjelaskan, di segmen konsumen menengah ke bawah ada terjadi penurunan daya beli terutama pada susu bubuk anak di atas satu tahun.
"Contohnya susu, kurangi karena harganya tinggi, walaupun membeli, terjadi perubahan (switching) produk ke susu kental manis," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang, Rabu (27/5/2015).
Dia mengatakan, pengeluaran masyarakat tersedot ke komoditas pokok dan transportasi. Selain itu, menurutnya konsumen tidak benar menunggu (wait and see) untuk membelanjakan keperluan.
"Kan perlu mandi, makan, cuci piring, relatif berat secara makro, uang terpakai ke transportasi yang lumayan naik, untuk makan, harga beras tinggi," jelasnya.
Anggara mengatakan, semua hal tersebut yang dilakukan masyarakat sejak ekonomi melambat di kuartal I tahun ini. Pihaknya mencoba ingin mengerti apa yang terjadi di masyarakat. "Perusahaan mencoba mengerti konsumen, punya data banyak dari 5,5 juta member card jadi terperinci. Belanja apa, jam berapa, di mana, ada yang berubah atau tidak," pungkasnya.
(izz)