Pendidikan Pemuda yang Lebih Baik Dorong Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
BERLIN - Negara-negara kaya dan miskin dapat menikmati keuntungan ekonomi yang luar biasa dengan mengurangi pengangguranusia muda danmemastikan para pemuda memperoleh kemampuan dasar membaca, matematika, dan sains.
Dalam laporan berjudul ”Skill Dasar Universal ”, OECD memperingatkan bahwa krisis ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan, bailout (danatalangan), program stimulus, dan pencetakan uang tidak menjadi solusi tunggal. ”Kita hanya bisa menumbuhkan diri kita sendiri keluar dari kondisi ekonomi yang buruk,” papar laporan yang dirilis Organisasi untuk Pembangunan dan Kerja sama Ekonomi (OECD) di ibu kota Jerman, dikutip kantor berita AFP.
Peningkatan akses ke sekolah menjadi tahap pertama. ”Tapi, setiap negara perlu bergerak lebih jauh, melengkapi lebih banyak orang dengan kemampuan (skill ) yang lebih baik untuk kolaborasi, kompetisi dan terhubung dengan berbagai cara menuju masyarakat maju,” ungkap OECD.
”Jika setiap pemuda berusia 15 tahun di dunia mendapatkan skill dasar pada 2030, manfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan akan luar biasa,” papar laporan yang mengompilasikan data dari 76 negara itu. Laporan setebal 110 halaman itu mendefinisikan kemampuan dasar sebagai literasi fungsional modern atau setidaknya level pertama program penilaian pelajar PISA internasional.
”Dengan tingkat pengangguran pemuda yang tinggi di sebagian besar negara anggota OECD yang berjumlah 34 negara, menambah kekhawatiran atas generasi yang hilang di negaranegara Uni Eropa yang terlilit banyak utang,” ungkap OECD yang berbasis di Paris.
Bahkan, menurut OECD, negara-negara berpenghasilan tinggi harus tetap meningkatkan pendidikan dasar untuk mendapat lebih banyak manfaat pada pertumbuhan ekonomi. Dengan memastikan semua pelajar memiliki skill dasar pada 2030, mereka akan menaikkan rata-rata produk domestik bruto (PDB) di masa depan hingga 3,5%.
”Tanpa skill yang tepat, orang akan terpuruk dalam masyarakat, kemajuan teknologi tidak terwujud dalam pertumbuhan ekonomi dan negara menghadapi tantangan berat untuk tetap kompetitif di dunia yang semakin terhubung ini,” papar OECD. Ghana hanya memiliki tingkat akses sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 46%, serta level pencapaian terendah untuk anak usia 15 tahun yang bersekolah.
”Negara Afrika Barat itu dapat tumbuh PDB-nya hingga 38 kali pada level saat ini, seiring umur anak yang lahir sekarang, jika mereka mampu mencapai target pendidikan OECD,” ungkap OECD. Kurangnya pendidikan juga menjadi masalah di negaranegara maju.
Laporan itu juga menyebutkan adanya banyak murid di negara kaya yang tidak memiliki skill dasar yang cukup. Di Amerika Serikat (AS), 24% dari anak usia 15 tahun tidak lulus dalam kemampuan dasar.
Syarifudin
Dalam laporan berjudul ”Skill Dasar Universal ”, OECD memperingatkan bahwa krisis ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan, bailout (danatalangan), program stimulus, dan pencetakan uang tidak menjadi solusi tunggal. ”Kita hanya bisa menumbuhkan diri kita sendiri keluar dari kondisi ekonomi yang buruk,” papar laporan yang dirilis Organisasi untuk Pembangunan dan Kerja sama Ekonomi (OECD) di ibu kota Jerman, dikutip kantor berita AFP.
Peningkatan akses ke sekolah menjadi tahap pertama. ”Tapi, setiap negara perlu bergerak lebih jauh, melengkapi lebih banyak orang dengan kemampuan (skill ) yang lebih baik untuk kolaborasi, kompetisi dan terhubung dengan berbagai cara menuju masyarakat maju,” ungkap OECD.
”Jika setiap pemuda berusia 15 tahun di dunia mendapatkan skill dasar pada 2030, manfaat bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan akan luar biasa,” papar laporan yang mengompilasikan data dari 76 negara itu. Laporan setebal 110 halaman itu mendefinisikan kemampuan dasar sebagai literasi fungsional modern atau setidaknya level pertama program penilaian pelajar PISA internasional.
”Dengan tingkat pengangguran pemuda yang tinggi di sebagian besar negara anggota OECD yang berjumlah 34 negara, menambah kekhawatiran atas generasi yang hilang di negaranegara Uni Eropa yang terlilit banyak utang,” ungkap OECD yang berbasis di Paris.
Bahkan, menurut OECD, negara-negara berpenghasilan tinggi harus tetap meningkatkan pendidikan dasar untuk mendapat lebih banyak manfaat pada pertumbuhan ekonomi. Dengan memastikan semua pelajar memiliki skill dasar pada 2030, mereka akan menaikkan rata-rata produk domestik bruto (PDB) di masa depan hingga 3,5%.
”Tanpa skill yang tepat, orang akan terpuruk dalam masyarakat, kemajuan teknologi tidak terwujud dalam pertumbuhan ekonomi dan negara menghadapi tantangan berat untuk tetap kompetitif di dunia yang semakin terhubung ini,” papar OECD. Ghana hanya memiliki tingkat akses sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 46%, serta level pencapaian terendah untuk anak usia 15 tahun yang bersekolah.
”Negara Afrika Barat itu dapat tumbuh PDB-nya hingga 38 kali pada level saat ini, seiring umur anak yang lahir sekarang, jika mereka mampu mencapai target pendidikan OECD,” ungkap OECD. Kurangnya pendidikan juga menjadi masalah di negaranegara maju.
Laporan itu juga menyebutkan adanya banyak murid di negara kaya yang tidak memiliki skill dasar yang cukup. Di Amerika Serikat (AS), 24% dari anak usia 15 tahun tidak lulus dalam kemampuan dasar.
Syarifudin
(ftr)