Bunga Kredit UMKM Terlalu Tinggi
A
A
A
MATARAM - Bunga pinjaman bank kepada usaha kecil dan menengah (UMKM) saat ini terlalu tinggi. Akibatnya, UMKM di Indonesia stagnan lantaran harus menanggung bunga pinjaman bank terlalu tinggi.
”UMKM di Indonesia jumlahnya sekitar 55-56 juta. Menjadi kurang berkembang karena dua hal. Satu, karena kurang modal, satunya lagi karena keterampilan,” ujar CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum bertema Membangun Ekonomi Indonesia, Menghadapi Persaingan Ekonomi Global, di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (27/5).
Dia mengungkapkan, saat ini bunga pinjaman bank untuk UMKM berkisar 24-40%. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan bunga pinjaman korporasi yang hanya 11-13%. ”Selama ini kalau kita lihat, pemerintah lebih fokus kepada pembangunan untuk proyek besar seperti jalan tol, gedung perkantoran dan lainnya. Padahal seharusnya, pembangunan dari masyarakat kecil juga harus diperhatikan,” tuturnya.
HT mengatakan, pemerintah harus dapat bersikap adil pada masyarakat dan tidak terfokus pada proyek yang hanya bersifat komersial. Dalam kesempatan yang sama dia juga menambahkan bahwa pelaku UMKM mesti diberikan kemudahan mendapatkan modal serta pelatihan keterampilan untuk mengembangkan usaha, sehingga masyarakat menengah ke bawah bisa lebih maju dan produktif.
”Di samping memberikan masyarakat kecil ini modal, kita juga bisa memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat. Ini agar mereka jadi bisa banyak hal, jadi lebih produktif,” tegas HT.
Oktiani endarwati
”UMKM di Indonesia jumlahnya sekitar 55-56 juta. Menjadi kurang berkembang karena dua hal. Satu, karena kurang modal, satunya lagi karena keterampilan,” ujar CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat memberikan kuliah umum bertema Membangun Ekonomi Indonesia, Menghadapi Persaingan Ekonomi Global, di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (27/5).
Dia mengungkapkan, saat ini bunga pinjaman bank untuk UMKM berkisar 24-40%. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan bunga pinjaman korporasi yang hanya 11-13%. ”Selama ini kalau kita lihat, pemerintah lebih fokus kepada pembangunan untuk proyek besar seperti jalan tol, gedung perkantoran dan lainnya. Padahal seharusnya, pembangunan dari masyarakat kecil juga harus diperhatikan,” tuturnya.
HT mengatakan, pemerintah harus dapat bersikap adil pada masyarakat dan tidak terfokus pada proyek yang hanya bersifat komersial. Dalam kesempatan yang sama dia juga menambahkan bahwa pelaku UMKM mesti diberikan kemudahan mendapatkan modal serta pelatihan keterampilan untuk mengembangkan usaha, sehingga masyarakat menengah ke bawah bisa lebih maju dan produktif.
”Di samping memberikan masyarakat kecil ini modal, kita juga bisa memberikan pelatihan keterampilan kepada masyarakat. Ini agar mereka jadi bisa banyak hal, jadi lebih produktif,” tegas HT.
Oktiani endarwati
(bbg)