Pertamina Jamin Elpiji 3 Kg Tepat Ukuran
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menjamin pengisian elpiji bersubsidi kemasan 3 kg di stasiun pengisian bahan bakar elpiji (SPBE) selalu tepat ukuran.
Pertamina juga memastikan bahwa skidtank dan tangki timbun telah ditera atau sudah diperiksa serta dihitung oleh badan standardisasi meterologi. ”Kita tidak pernah dengan sengaja mengisi tabung dengan ukuran yang tidak tepat,” tegas Vice President Cooporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di SPBE Batavia Jaya Energi, Jakarta, kemarin. Dia mengatakan, dalam tabung elpiji memang diberikan tekanan untuk mendorong gas elpiji agar dapat menjadi bahan bakar.
Gas bertekanan tersebut tidak memiliki nilai jual dan tidak dapat digunakan sebagai bahan bakar. Gas yang ada di dalam tabung elpiji pun tersebut hanya sekitar 0,05 kg atau tidak sampai 5% dari berat keseluruhan elpiji. ”Sebelum diisi, tabung gas ditimbang terlebih dahulu, satu tabung gas kosong beratnya sekitar 5 kg, lalu setelah pengisian elpiji sebanyak 3 kg, totalnya menjadi 8 kg,” kata dia.
Sebelumnya mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri melontarkantuduhanbahwaPertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) berbuat curang mengurangi volume elpiji yang masuk ketangki mobilPertamina sebelum disalurkan SPBE. ”SPBE memperoleh elpiji dari depo Pertamina. Berapa persisnya elpiji dalam truk tangki elpiji yang dikirim ke SPBE hanya Pertamina yangtahu,” ujar Faisal di Kementerian ESDM baru- baru ini. Bereaksi atas tudingan itu, Hiswana Migas berencana menyomasi Faisal Basri.
”Tidak menutup kemungkinan kami akan menyomasi Pak Fasial,” tegas Ketua II DPP Hiswana Migas Muhammad Ismeth, di Jakarta, kemarin. Ismeth menegaskan, selama ini pengusaha SPBE justru sudah berkorban membantu pemerintah menyukseskan program konversi elpiji 3 kg meski dengan keuntungan minim.
Nanang Wijayanto
Pertamina juga memastikan bahwa skidtank dan tangki timbun telah ditera atau sudah diperiksa serta dihitung oleh badan standardisasi meterologi. ”Kita tidak pernah dengan sengaja mengisi tabung dengan ukuran yang tidak tepat,” tegas Vice President Cooporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di SPBE Batavia Jaya Energi, Jakarta, kemarin. Dia mengatakan, dalam tabung elpiji memang diberikan tekanan untuk mendorong gas elpiji agar dapat menjadi bahan bakar.
Gas bertekanan tersebut tidak memiliki nilai jual dan tidak dapat digunakan sebagai bahan bakar. Gas yang ada di dalam tabung elpiji pun tersebut hanya sekitar 0,05 kg atau tidak sampai 5% dari berat keseluruhan elpiji. ”Sebelum diisi, tabung gas ditimbang terlebih dahulu, satu tabung gas kosong beratnya sekitar 5 kg, lalu setelah pengisian elpiji sebanyak 3 kg, totalnya menjadi 8 kg,” kata dia.
Sebelumnya mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri melontarkantuduhanbahwaPertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) berbuat curang mengurangi volume elpiji yang masuk ketangki mobilPertamina sebelum disalurkan SPBE. ”SPBE memperoleh elpiji dari depo Pertamina. Berapa persisnya elpiji dalam truk tangki elpiji yang dikirim ke SPBE hanya Pertamina yangtahu,” ujar Faisal di Kementerian ESDM baru- baru ini. Bereaksi atas tudingan itu, Hiswana Migas berencana menyomasi Faisal Basri.
”Tidak menutup kemungkinan kami akan menyomasi Pak Fasial,” tegas Ketua II DPP Hiswana Migas Muhammad Ismeth, di Jakarta, kemarin. Ismeth menegaskan, selama ini pengusaha SPBE justru sudah berkorban membantu pemerintah menyukseskan program konversi elpiji 3 kg meski dengan keuntungan minim.
Nanang Wijayanto
(ars)