Inflasi Mei Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Mei 2015 tertinggi dalam lima tahun terakhir. Inflasi bulan lalu berada di angka 0,5%, naik 0,14% jika dibandingkan inflasi bulan April 2015 sebesar 0,36%.
Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,42% dan inflasi tahunan (yoy) sebesar 7,15%. Sedangkan inflasi komponen inti sebesar 0,23%, inflasi inti tahun ke tahun 5,04%.
"Inflasi (Mei) dalam lima tahun terakhir, yang tertinggi," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS Jakarta, Senin (1/6/2015).
Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK) sebanyak 81 kota di Indonesia mengalami inflasi dan satu kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu Sulawesi Tengah dengan angka 2,24%.
Palu, kata Suryamin, sedang mengalami kenaikan harga-harga bahan makanan pokok, seperti ikan laut, cabai merah dan cabai rawit.
"Sedangkan untuk yang terendah di kota Singkawang sebesar 0,03%, dan kota yang terjadi deflasi adalah di Pangkal Pinang, tercatat 0,51%," imbuh dia.
Meski banyak kota yang mengalami inflasi, namun Suryamin memuji pengendalian inflasi di setiap daerah. Pasalnya, sebanyak 45 kota, inflasinya di bawah 0,5%.
"Dari 82 kota IHK, ada sekitar 45 kota inflasinya di bawah 0,5%. Sebanyak 17 kota malah di bawah 0,3%. Artinya, pengendalian inflasi di seluruh daerah kota IHK terlihat cukup bagus," ujarnya.
Dari kelompok pengeluaran yang menyebabkan inflasi 0,5%, Suryamin mengatakan, tertinggi terjadi di bahan makanan sebesar 1,39% dengan andil 0,28%.
"Selain itu, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,5% dengan andil 0,08%. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,20% dengan andil 0,05%. Untuk sandang sebesar 0,23% dengan andil 0,02%," katanya.
Inflasi 0,5% sedikit meleset dari perkiraan pengamat ekonomi yang mengatakan inflasi Mei 2015 diprediksi akan tercatat sebesar 0,4%.
"Kalau prediksi inflasi masih tetap tinggi di kisaran 0,4 % untuk Mei 2015, asih terus naik karena harga-harga masih belum bisa kita kendalikan," ujar ekonom Raden Pardede kepada Sindonews.
Raden mengatakan, harga-harga yang belum bisa dikendalikan utamanya dari harga makanan dan komoditas adalah penyumbang besar inflasi. Selain itu, Raden juga menambahkan, harga barang impor juga akan terus naik karena rupiah melemah. Jadi inflasi diperkirakan akan lebih tinggi dari April 2015.
Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,42% dan inflasi tahunan (yoy) sebesar 7,15%. Sedangkan inflasi komponen inti sebesar 0,23%, inflasi inti tahun ke tahun 5,04%.
"Inflasi (Mei) dalam lima tahun terakhir, yang tertinggi," kata Kepala BPS Suryamin di Gedung BPS Jakarta, Senin (1/6/2015).
Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK) sebanyak 81 kota di Indonesia mengalami inflasi dan satu kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu Sulawesi Tengah dengan angka 2,24%.
Palu, kata Suryamin, sedang mengalami kenaikan harga-harga bahan makanan pokok, seperti ikan laut, cabai merah dan cabai rawit.
"Sedangkan untuk yang terendah di kota Singkawang sebesar 0,03%, dan kota yang terjadi deflasi adalah di Pangkal Pinang, tercatat 0,51%," imbuh dia.
Meski banyak kota yang mengalami inflasi, namun Suryamin memuji pengendalian inflasi di setiap daerah. Pasalnya, sebanyak 45 kota, inflasinya di bawah 0,5%.
"Dari 82 kota IHK, ada sekitar 45 kota inflasinya di bawah 0,5%. Sebanyak 17 kota malah di bawah 0,3%. Artinya, pengendalian inflasi di seluruh daerah kota IHK terlihat cukup bagus," ujarnya.
Dari kelompok pengeluaran yang menyebabkan inflasi 0,5%, Suryamin mengatakan, tertinggi terjadi di bahan makanan sebesar 1,39% dengan andil 0,28%.
"Selain itu, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,5% dengan andil 0,08%. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,20% dengan andil 0,05%. Untuk sandang sebesar 0,23% dengan andil 0,02%," katanya.
Inflasi 0,5% sedikit meleset dari perkiraan pengamat ekonomi yang mengatakan inflasi Mei 2015 diprediksi akan tercatat sebesar 0,4%.
"Kalau prediksi inflasi masih tetap tinggi di kisaran 0,4 % untuk Mei 2015, asih terus naik karena harga-harga masih belum bisa kita kendalikan," ujar ekonom Raden Pardede kepada Sindonews.
Raden mengatakan, harga-harga yang belum bisa dikendalikan utamanya dari harga makanan dan komoditas adalah penyumbang besar inflasi. Selain itu, Raden juga menambahkan, harga barang impor juga akan terus naik karena rupiah melemah. Jadi inflasi diperkirakan akan lebih tinggi dari April 2015.
(rna)