Impack Pratama Bidik Penjualan Rp1,52 T

Selasa, 09 Juni 2015 - 09:29 WIB
Impack Pratama Bidik...
Impack Pratama Bidik Penjualan Rp1,52 T
A A A
JAKARTA - Emiten bahan bangunan dan barang plastik PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) hingga akhir tahun ini berambisi memperoleh penjualan neto sebesar Rp1,52 triliun atau tumbuh 7,8% dibandingkan capaian tahun lalu sebesar Rp1,41 triliun.

Direktur Keuangan Impack Pratama Industri Lindawati mengatakan, demi menggenjot target tersebut perseroan akan terus memperkuat jaringan pemasaran di dalam dan luar negeri. IMPC juga telah melakukan diversifikasi produk dan akan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.

”Tahun ini memang penuh tantangan, baik dari segi perubahan kondisi ekonomi, sosial dan politik, serta pelemahan nilai tukar rupiah. Namun, kami telah memiliki sejumlah strategi untuk mengatasi hal tersebut,” kata Lindawati dalam paparan publiknya di Jakarta baru baru ini. Seiring dengan meningkatnya target penjualan, dia berharap IMPC dapat memperoleh pertumbuhan laba bersih sebesar double digit hingga akhir tahun ini, atau sebesar Rp322,43 miliar pada 2015.

Angka ini meningkat sekitar 11,3% dibanding perolehan laba bersih pada 2014 yang sebesar Rp289,71 miliar. ”Kenaikan laba bersih didukung oleh penjualan neto yang ditargetkan tumbuh 7,8% menjadi Rp1,52 triliun. Selain itu, sekitar 50% pendapatan perseroan tahun ini akan disumbang dari hasil penjualan properti,” ujarnya.

Demi mencapai target laba bersih dan penjualan perseroan pada 2015, Impack Pratama menyiapkan belanja modal (capital expenditure /capex) senilai Rp215 miliar. Dana capex diperoleh perseroan dari dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO), kas internal perusahaan, serta lainnya.

”Sebesar Rp33 miliar dari total capex tahun ini akan dialokasikan untuk membeli mesinmesin pabrik yang memproduksi dan mendistribusikan bahan bangunan dan barang plastik ini. Sisa capex akan dibelikan tanah untuk pembangunan pabrik,” katanya. Lindawati mengungkapkan, depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini membuat perseroan merasa sulit untuk melakukan lindung nilai (hedging ).

Pasalnya, kondisi perekonomian nasional dinilai masih belum jelas. Meski demikian, pengaruh kenaikan nilai mata uang dolar AS terhadap kinerja perseroan cukup besar, karena 80% bahan baku masih dalam bentuk impor. Demi mengatasi hal tersebut, perseroan berupaya untuk menggenjot penjualan melalui ekspor.

”Kami akan berupaya menggenjot ekspor untuk dapat meningkatkan pendapatan dalam mata uang dolar AS. Perseroan menargetkan penjualan dari luar negeri sebesar USD8 juta dari sekitar USD3 juta pada tahun lalu,” pungkasnya. Sebelumnya Export Manager Impack Pratama Industri Etty Eryanie mengatakan, perseroan pada awal tahun ini telah melaksanakan ekspor perdana ke Australia dan Selandia Baru dengan perkiraan nilai ekspor USD5 juta.

IMPC telah melaksanakan ekspor perdana penutup atap dari sinar ultra violet atau polycarbonate roofing sheets ke Australia dan Selandia Baru dengan merek Laserlite pada 2 Januari 2015. ”Perseroan merencanakan untuk melakukan ekspor Laserlite tahun ini dengan perkiraan USD5 juta dan volume ekspor akan terus ditingkatkan pada tahun berikutnya,” kata Etty. Ekspor ini merupakan hasil dari akuisisi yang dilakukan IMPC pada November 2014 dengan Bayer Material Science.

Bayer merupakan produsen polycarbonate roofing sheets terbesar dengan merek dagang Laserlite yang berkedudukan di Australia. ”IMPC dan Bayer Group telah menjalin kerja sama cukup erat selama 20 tahun. Kerja sama ini akan terus ditingkatkan pada masa yang akan datang,” imbuhnya.

Heru febrianto
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7347 seconds (0.1#10.140)