Hunian Baru Merambah Kawasan Penyangga

Rabu, 10 Juni 2015 - 09:09 WIB
Hunian Baru Merambah Kawasan Penyangga
Hunian Baru Merambah Kawasan Penyangga
A A A
Kawasan penyangga Jakarta, seperti Serpong, Bintaro, Depok, Bogor, dan Sentul beberapa tahun belakangan memang terus berkembang menjadi kota baru yang memiliki potensi bisnis properti yang cukup tinggi. Sejumlah pengembang terus membangun kluster perumahan baru untuk menyediakan kebutuhan hunian masyarakat.

Perkembangan kawasan suburban atau kota penyangga yang mengitari Jakarta terus bergerak perkembangannya. Pengembangan properti yang dilakukan bertujuan meringankan beban Ibu Kota. Tentunya kota-kota penyangga ini akan mandiri dan tak tergantung dengan induknya dalam memenuhi aktivitas warganya.

Nah, perkembangan di pinggiran Kota Jakarta, seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang, sangat pesat dengan hadirnya sejumlah properti jenis perumahan teranyar. Di antaranya yang dibangun oleh Toyota Group melalui PT Toyota Housing Indonesia (THI) yang meluncurkan rumah tahan gempa di Sakura Regency 3, Bekasi. Untuk pengembangan proyek perdana ini, perusahaan menginvestasikan dana sebesar Rp35 miliar.

Proyek bernama Toyota Housing Model House tersebut berdiri di atas lahan 1,5 hektare. Toyota Housing Indonesia yang merupakan anak usaha dari Toyota Housing Jepang ini akan menggarap 114 unit rumah. Masing-masing unit dijual dengan banderol harga mulai Rp1,6 miliar. Hunian yang ditawarkan untuk segmen menengah atas itu didesain sebagai rumah tahan gempa.

“Sakura Regency 3 ini merupakan komitmen Toyota Housing Indonesia yang berupaya menjawab tantangan untuk pembangunan perumahan yang mengacu pada masa depan,” kata Presiden THI Akihiro Hara. Menurut dia, unit rumah yang dikembangkan memiliki teknologi tinggi, serta konsep baru dan pertama di Indonesia. Terdapat lima fitur utama.

Pertama, struktur dinding panel yang terikat dengan rangka baja. Rangka baja tersebut merupakan baja yang sama digunakan di badan mobil Toyota. Kedua, lapisan ganda di atap dan dinding bagian luar untuk mencegah kebocoran. Ketiga, garansi antibocor akibat hujan dan antigempa untuk dua tahun.

Keempat, atap yang dilapisi dengan insulasi dan loteng yang didesain untuk menghadirkan ventilasi natural. Kelima, waktu pembangunan yang hanya memakan waktu tiga bulan dari pembangunan fondasi hingga tahap penyelesaian. Durasi waktu tersebut lebih cepat bila dibandingkan dengan pembangunan rumah konvensional.

Presiden Toyota Housing Corporation Tadashi Yamashina mengaku optimistis teknologi yang digunakan sejalan dengan program pemerintah untuk mempersingkat waktu pembangunan rumah. “Kami juga percaya bahwa teknik pembangunan kami akan berkontribusi dalam pembentukan lapangan kerja baru,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Vice President PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono mendukung penuh masuknya Toyota Housing di Indonesia. “Kami berharap Toyota Housing bukan sekedar menyediakan tempat tinggal yang nyaman, juga dapat meningkatkan mutu kehidupan rakyat Indonesia,” katanya.

Sementara itu, Citra Lake Sawangan (13 hektare) di Jalan Cinangka Raya, Bojongsari, Depok, akan merampungkan penjualannya. Sejak dipasarkan awal tahun 2013 lalu dari 440 unit rumah dan ruko sudah terjual 85% . Targetnya satu dua bulan ini penjualannya selesai.

Menurut Marketing Manager Citra Lake Sawangan Iwan Chen, perumahan yang dikembangkan Ciputra Group ini tinggal memasarkan kluster Fine Home. Ini kluster terakhir dan paling premium di CitraLake Sawangan. “Lokasinya paling belakang, tapi dengan view danau. Tanahnya luas mulai 400 hingga 500 meter persegi, tapi dengan bangunan tidak terlalu besar mulai 190-214 meter persegi. Unitnya juga terbatas hanya 13 unit dan sudah terjual sebanyak enam unit,” ujarnya.

Rumah Fine Home dibanderol mulai Rp4 miliar dan dikonsep sebagai rumah taman yang memiliki halaman luas. Saat ini proses serah terima sudah berlangsung dan sebagian ada yang mulai dihuni. Iwan menyebut kenaikan harga rumah di Citra Lake Sawangan cukup baik. Tipe terkecil 53/96 saat dipasarkan harganya Rp600 jutaan, sekarang menjadi Rp800 juta.

“Untuk rumah Fine Home ini, kami tidak publish besar-besaran karena basis konsumen rumah yang dikembangkan Ciputra Group cukup besar sehingga umumnya konsumen sudah tahu sendiri. Mereka juga sudah percaya dengan pengembangan proyek Ciputra, makanya kluster terakhir ini juga cukup cepat penyerapannya,” imbuhnya.

Di tempat berbeda, SMR Group, pengembang Grand Depok City (GDC, 300 hektare) di Jalan Kartini, Depok, bersiap meluncurkan kluster premium terbaru, yaitu kluster Puri Insani. Menurut GM Marketing & Promotion GDC Tony Hartono, kluster premium ini sangat terbatas, hanya 17 unit di atas lahan seluas 4.600 meter persegi.

“Selain lokasinya terdepan, kluster ini juga berada di dalam kawasan yang sudah matang, ada Ruko Valeria yang sudah sold out, dekat dengan Sekolah Al Azhar, dan lain-lainnya. Permintaan untuk rumahrumah besar di Depok cukup bagus, makanya kami luncurkan kluster ini,” sebutnya.

Kluster Puri Insani merupakan rumah dua lantai berukuran 92/120 dengan harga mulai Rp1,3 miliar yang rencananya dibuka secara resmi pada pertengahan bulan ini. Tony cukup optimistis kluster barunya ini akan terjual seluruhnya hingga Agustus 2015 karena berdasarkan kluster sebelumnya, yaitu kluster Viskani, habis terjual hanya dalam waktu dua bulan.

“Saat ini belum dibuka saja, beberapa konsumen sudah ada yang reserve. Kami menawarkan uang muka ringan, hanya Rp25 juta dengan booking fee Rp5 juta. Selanjutnya bisa dengan KPR atau tunai bertahap.

Rendra hanggara
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6892 seconds (0.1#10.140)