Penjualan Eceran Juli Diprediksi Naik
A
A
A
JAKARTA - Hasil survei Bank Indonesia (BI) menunjukkan, konsumen optimistis penjualan eceran pada bulan Juli akan meningkat.
Hal ini tercermin dari nilai saldo bersih ekspektasi penjualan bulan Juli sebesar 135,2, meningkat dibandingkan 134 pada periode sebelumnya. Menurut survei BI, meningkatnya ekspektasi penjualan riil ditengarai didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat seiring dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, tekanan harga umum pada Juli diperkirakan turun dibandingkan sebelumnya.
”Indikasi ini terlihat dari indeks ekspektasi harga (IEH) sebesar 146,4 lebih rendah dibandingkan 157,6 pada bulan sebelumnya,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta kemarin. Tirta mengatakan, penurunan ekspektasi harga ditengarai dipengaruhi oleh maraknya program diskon dari beberapa peritel dan distribusi barang yang lancar. Namun, BI memperkirakan pertumbuhan penjualan pada Oktober melambat.
Tirta mengatakan, melambatnya pertumbuhan penjualan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran konsumen terhadap kondisi cuaca yang kurang mendukung menjelang musim hujan yang berpotensi mengganggu distribusi barang. Selain itu, tekanan harga umum pada Oktober juga diprediksi meningkat, terlihat dari indeks ekspektasi harga (IEH) sebesar 135,5, lebih tinggi dibandingkan 131,7 pada bulan sebelumnya.
Menurutnya, kekhawatiran konsumen terhadap kelancaran distribusi barang sejalan dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung menjadi salah satu faktor pendorong. Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, pada kuartal II tahun ini penjualan eceran akan kembali meningkat seiring dengan pengaruh musiman menjelang Lebaran dan selama bulan puasa. Selain itu, pemerintah mulai belanja infrastruktur, sehingga diharapkan efeknya bisa memengaruhi belanja masyarakat. Dia juga memprediksi, pada bulan Juni akan ada kenaikan tekanan harga.
Namun, tekanan hargaitumenurutnya akankembali turun pada bulan September. ”Akanadalonjakantapitidak signifikan, karena pengaruh perlambatan ekonomi juga. Kemudian September akan turun, tapi setelah Agustus 2015, dengan ditopang lagi aksi pemerintah, diharapkan bisa berjalan cukup baik lagi,” tandasnya.
Kunthi fahmar sandy
Hal ini tercermin dari nilai saldo bersih ekspektasi penjualan bulan Juli sebesar 135,2, meningkat dibandingkan 134 pada periode sebelumnya. Menurut survei BI, meningkatnya ekspektasi penjualan riil ditengarai didorong oleh kenaikan permintaan masyarakat seiring dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, tekanan harga umum pada Juli diperkirakan turun dibandingkan sebelumnya.
”Indikasi ini terlihat dari indeks ekspektasi harga (IEH) sebesar 146,4 lebih rendah dibandingkan 157,6 pada bulan sebelumnya,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta kemarin. Tirta mengatakan, penurunan ekspektasi harga ditengarai dipengaruhi oleh maraknya program diskon dari beberapa peritel dan distribusi barang yang lancar. Namun, BI memperkirakan pertumbuhan penjualan pada Oktober melambat.
Tirta mengatakan, melambatnya pertumbuhan penjualan tersebut disebabkan oleh kekhawatiran konsumen terhadap kondisi cuaca yang kurang mendukung menjelang musim hujan yang berpotensi mengganggu distribusi barang. Selain itu, tekanan harga umum pada Oktober juga diprediksi meningkat, terlihat dari indeks ekspektasi harga (IEH) sebesar 135,5, lebih tinggi dibandingkan 131,7 pada bulan sebelumnya.
Menurutnya, kekhawatiran konsumen terhadap kelancaran distribusi barang sejalan dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung menjadi salah satu faktor pendorong. Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, pada kuartal II tahun ini penjualan eceran akan kembali meningkat seiring dengan pengaruh musiman menjelang Lebaran dan selama bulan puasa. Selain itu, pemerintah mulai belanja infrastruktur, sehingga diharapkan efeknya bisa memengaruhi belanja masyarakat. Dia juga memprediksi, pada bulan Juni akan ada kenaikan tekanan harga.
Namun, tekanan hargaitumenurutnya akankembali turun pada bulan September. ”Akanadalonjakantapitidak signifikan, karena pengaruh perlambatan ekonomi juga. Kemudian September akan turun, tapi setelah Agustus 2015, dengan ditopang lagi aksi pemerintah, diharapkan bisa berjalan cukup baik lagi,” tandasnya.
Kunthi fahmar sandy
(ars)