Genjot Produksi, DOID Siapkan Capex Rp745 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) sepanjang tahun ini mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD56 juta atau setara Rp745 miliar (Rp13.300/USD).
Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur, Eddy Porwanto mengatakan dana capex tersebut untuk meningkatkan volume produksi batu bara perseroan pada tahun ini. Meskipun enggan menjelaskan besaran volumenya, tapi DOID berambisi meningkatkan produksi dari tahun lalu sebesar 31 juta ton batu bara.
"Tahun ini kami menyiapkan belanja modal sebesar USD56 juta, kami juga akan menggenjot sejumlah kontrak baru pada tahun ini," kata Eddy dalam paparan publik DOID di Jakarta, Kamis (11/6/2015)
Terkait sumber pendanaan capex, kata dia, seluruhnya akan berasal dari cash flow dan kas internal perusahaan. Untuk informasi, saldo kas konsolidasi perseroan hingga kuartal I/2015 mencapai USD137 juta.
Lebih lanjut Eddy memaparkan, pada tahun ini DOID juga akan melakukan pembayaran utang jatuh tempo (refinancing)sebesar USD50 juta atau setara Rp665 miliar.
"Tahun ini kami akan melakukan pengurangan utang sekitar USD50 juta, ini akan dibayarkan baik kepada leasing atau bank, sumbernya masih dari kas internal perusahaan," pungkasnya.
(Baca: DOID Jajaki Perpanjangan Kontrak dengan Adaro)
Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur, Eddy Porwanto mengatakan dana capex tersebut untuk meningkatkan volume produksi batu bara perseroan pada tahun ini. Meskipun enggan menjelaskan besaran volumenya, tapi DOID berambisi meningkatkan produksi dari tahun lalu sebesar 31 juta ton batu bara.
"Tahun ini kami menyiapkan belanja modal sebesar USD56 juta, kami juga akan menggenjot sejumlah kontrak baru pada tahun ini," kata Eddy dalam paparan publik DOID di Jakarta, Kamis (11/6/2015)
Terkait sumber pendanaan capex, kata dia, seluruhnya akan berasal dari cash flow dan kas internal perusahaan. Untuk informasi, saldo kas konsolidasi perseroan hingga kuartal I/2015 mencapai USD137 juta.
Lebih lanjut Eddy memaparkan, pada tahun ini DOID juga akan melakukan pembayaran utang jatuh tempo (refinancing)sebesar USD50 juta atau setara Rp665 miliar.
"Tahun ini kami akan melakukan pengurangan utang sekitar USD50 juta, ini akan dibayarkan baik kepada leasing atau bank, sumbernya masih dari kas internal perusahaan," pungkasnya.
(Baca: DOID Jajaki Perpanjangan Kontrak dengan Adaro)
(rna)