Pabrik Baru Jadi Basis Ekspor

Sabtu, 13 Juni 2015 - 10:08 WIB
Pabrik Baru Jadi Basis...
Pabrik Baru Jadi Basis Ekspor
A A A
BEKASI - PT Mandom Indonesia Tbk meresmikan pabrik baru yang akan menjadi basis produksi untuk ekspor ke kawasan Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

Pabrik baru di Kawasan Industri MM 2100, Cibitung, Bekasi, itu diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas produksi hingga 1,6 kali lipat dari kapasitas produksi pabrik lama di Sunter, Jakarta Utara, atau dari 970 juta potong per tahun menjadi sekitar 1,55 miliar potong per tahun.

”Peningkatan kapasitas produksi akan direalisasikan bertahap seiring permintaan pasar,” ujar Presiden Direktur/ CEO PT Mandom Indonesia Tbk Muhammad Makmun Arsyad di sela-sela peresmian kantor pusat dan pabrik baru PT Mandom Indonesia Tbk di Bekasi kemarin.

Selain di pasar lokal, kata Makmun, produk Mandom telah diekspor ke negara-negara ASEAN, Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, India. Bahkan di Uni Emirat Arab (UEA), produk Mandom Indonesia diekspor kembali ke lebih dari 90 negara di Timur Tengah dan Afrika. ”Sampai dengan kuartal I tahun ini, ekspor produk kosmetik kami telah berkontribusi lebih dari 30% terhadap total nilai penjualan kami,” ungkapnya.

Sebagai catatan, Mandom beroperasi di Indonesia sejak 1971 dan mulai mengekspor produknya pada 1992. Bermula dari dua produk yaitu, Tancho Tique dan Tancho Pomade, kini perseroan sudah memiliki hampir 2.000 SKU (stock keeping unit ) produk.

Pabrik baru Mandom dibangun di atas lahan seluas 14,8 hektare selama hampir dua tahun dengan nilai investasi gedung kantor dan pabrik Rp498 miliar (belum termasuk mesin). Saat ini rata-rata produk Mandom memiliki tingkat kandungan lokal 45% dan 55% impor. Di tengah perlambatan ekonomi Indonesia saat ini pun Mandom tetap optimistis akan potensi pasar Indonesia dan menargetkan untuk mencapai pertumbuhan dua digit pada tahun ini.

President Executive Officer Mandom Corporation Jepang Motonobu Nishimura menambahkan, ASEAN dengan PDB total USD2,4 triliun menjadi fokus perhatian Mandom. Dengan berlakunya pasar bebas ASEAN mulai 2016, Nishimura memproyeksikan PDB di wilayah itu pada 2020 akan tumbuh dua kali lipat menjadi USD4,8 triliun.

Indonesia yang perekonomiannya mencakup 40% total PDB ASEAN dan penduduk usia produktif lebih dari 190 juta jiwa, otomatis dipandang paling menjanjikan. ”Dengan latar belakang ekonomi tersebut, kami bermaksud menjadikan pabrik baru ini sebagai hub factory yang akan melayani pasar global, di antaranya Asia, Timur Tengah, dan Afrika yang populasinya lebih dari 4 miliar. Kami bertekad mempertahankan kestabilan pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” imbuh Nishimura.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengapresiasi komitmen Mandom untuk menjadikan Indonesia sebagai hub atau basis produksi untuk ekspor produkproduknya ke luar negeri. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan komposisi ekspor produk manufaktur nonmigas dari semula 35% menjadi 65%.

Sebagai informasi, saat ini ekspor nonmigas Indonesia masih didominasi produk primer, yaitu 65%. ”Pemerintah mengundang investor untuk membuat produk- produk bernilai tambah,” tegasnya.

Mendag mendorong industri untuk meningkatkan ekspornya, dan pada saat bersamaan pemerintah akan membenahi pasar domestik yang masih marak dengan produkproduk ilegal atau produk palsu. Pembenahan dan penertiban pasar domestik selain untuk melindungi konsumen juga bertujuan menjaga optimisme dan kepercayaan investor.

Berdasar catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), ekspor produk kosmetik khususnya produk essential oil dan toiletries pada 2014 nilainya mencapai USD1,2 miliar dengan tren pertumbuhan 9,4% selama periode 2010-2014. Pada periode Januari-Maret 2015 nilainya mencapai USD301 juta. Adapun negara tujuan utama ekspor adalah Singapura (USD38,1 juta), Thailand (USD9,17 juta), Filipina (USD23,8 juta), Uni Emirat Arab (USD22,17 juta), Malaysia (USD20,8juta).

”Untuk pasar ekspor baru yang paling potensial antara lain ke Australia, Korea Selatan, Jepang, Mozambik, Jibouti, Afrika Selatan, Madagaskar,” papar Dirjen Peningkatan Ekspor Nasional Kemedag Nus Nuzulia Ishaq.

Inda susanti
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0706 seconds (0.1#10.140)