Airbus Naikkan Proyeksi Permintaan Pesawat
A
A
A
PARIS - Produsen pesawat Airbus menaikkan proyeksi permintaan jet selama 20 tahun mendatang hingga hampir 4% kemarin. Kenaikan itu didorong pertumbuhan di pasar negara berkembang di kawasan Asia Pasifik dan China.
”Airbus melihat permintaan 32.600 pesawat baru senilai hampir USD5 triliun, naik dari proyeksi sebelumnya pada September sebesar 31.358 pesawat senilai USD4,6 triliun,” ungkap pernyataan Airbus di Paris Airshow, dikutip kantor berita Reuters . ”Asia Pasifik akan memimpin dalam lalu lintas dunia pada 2034 dan China akan menjadi pasar penerbangan terbesar dunia dalam 10 tahun dan jelas Asia dan negara-negara berkembang menjadi pemercepat untuk pertumbuhan lalu lintas udara yang kuat,” ujar Kepala Penjualan Airbus John Leahy.
Meski demikian, perusahaan Eropa itu memangkas proyeksi pertumbuhan penumpang global yang memprediksi tingkat rata-rata tahunan 4,6% selama 20 tahun mendatang, dibandingkan proyeksi tahun lalu sebesar 4,7%. Pekan lalu, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, juga menaikkan proyeksi jangka panjang untuk permintaan pesawat dan memangkas prediksi pertumbuhan lalu lintas udara global.
Airbus menaikkan proyeksi untuk jet berlorong tunggal menjadi hampir 23.000 pesawat, dibandingkan data sebelumnya 22.071 pesawat. Perusahaan itu memperkirakan, permintaan sekitar 9.600 pesawat baru berbadan lebar dan pesawat kargo. Airbus tidak merinci data untuk kategori pesawat berbadan lebar menjadi pesawat berlorong dua dan pesawat sangat besar.
Pekan lalu Boeing memangkas proyeksi untuk pesawat sangat lebar yakni pesawat dengan empat mesin dan termasuk Airbus superjumbo A380 yang mengalami penurunan penjualanmenjadi540pesawatdari 620 pesawat tahun lalu. Kepala Pembuatan Pesawat Airbus Fabrice Bregier menjelaskan pekan lalu, perusahaan itu melihat peningkatan permintaan hingga dua kali lipat.
Meski demikian, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan proyeksi 1.501 pesawat Airbus tahun lalu. Bregier menjelaskan, keputusan Boeing memangkas proyeksinya merupakan dampak dari penurunan penjualan pesawat 747-8. Kendati demikian, pejabat Boeing dalam pameran udara itu menjelaskan, ada permintaan bagus untuk pesawat kargo 747-8 karena adanya peningkatan pasar kargo.
Fokus pameran udara di Paris tahun ini ialah pada jaringan suplai dan bagaimana industri dapat meningkatkan produksi pesawat untuk memenuhi rekor backlog . Airbus berencana meningkatkan produksi pesawat terlaris berlorong tunggal A320 menjadi 50 pesawat per bulan mulai kuartal I/2017. Perusahaan itu juga sedang mempelajari upaya peningkatan produksi lebih dari itu.
Adapun, Boeing berencana meningkatkan kapasitas produksi menjadi 52 pesawat per bulan untuk jet 737 pada 2018. Bulan lalu dilaporkan, Airbus Group menjual 15% sahamnya di perusahaan pembuat jet tempur Dassault Aviation. Langkah ini akan membuat saham Airbus turun menjadi sekitar 27% dari 42%.
Dassault Aviation meminta Euronext menghentikan by safeweb"> perdagangan sahamnya. Perusahaan itu akan terlibat dalam penempatan dengan membeli maksimum 5% sahamnya pada harga maksimal 980 euro per saham.
Syarifudin
”Airbus melihat permintaan 32.600 pesawat baru senilai hampir USD5 triliun, naik dari proyeksi sebelumnya pada September sebesar 31.358 pesawat senilai USD4,6 triliun,” ungkap pernyataan Airbus di Paris Airshow, dikutip kantor berita Reuters . ”Asia Pasifik akan memimpin dalam lalu lintas dunia pada 2034 dan China akan menjadi pasar penerbangan terbesar dunia dalam 10 tahun dan jelas Asia dan negara-negara berkembang menjadi pemercepat untuk pertumbuhan lalu lintas udara yang kuat,” ujar Kepala Penjualan Airbus John Leahy.
Meski demikian, perusahaan Eropa itu memangkas proyeksi pertumbuhan penumpang global yang memprediksi tingkat rata-rata tahunan 4,6% selama 20 tahun mendatang, dibandingkan proyeksi tahun lalu sebesar 4,7%. Pekan lalu, produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, juga menaikkan proyeksi jangka panjang untuk permintaan pesawat dan memangkas prediksi pertumbuhan lalu lintas udara global.
Airbus menaikkan proyeksi untuk jet berlorong tunggal menjadi hampir 23.000 pesawat, dibandingkan data sebelumnya 22.071 pesawat. Perusahaan itu memperkirakan, permintaan sekitar 9.600 pesawat baru berbadan lebar dan pesawat kargo. Airbus tidak merinci data untuk kategori pesawat berbadan lebar menjadi pesawat berlorong dua dan pesawat sangat besar.
Pekan lalu Boeing memangkas proyeksi untuk pesawat sangat lebar yakni pesawat dengan empat mesin dan termasuk Airbus superjumbo A380 yang mengalami penurunan penjualanmenjadi540pesawatdari 620 pesawat tahun lalu. Kepala Pembuatan Pesawat Airbus Fabrice Bregier menjelaskan pekan lalu, perusahaan itu melihat peningkatan permintaan hingga dua kali lipat.
Meski demikian, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan proyeksi 1.501 pesawat Airbus tahun lalu. Bregier menjelaskan, keputusan Boeing memangkas proyeksinya merupakan dampak dari penurunan penjualan pesawat 747-8. Kendati demikian, pejabat Boeing dalam pameran udara itu menjelaskan, ada permintaan bagus untuk pesawat kargo 747-8 karena adanya peningkatan pasar kargo.
Fokus pameran udara di Paris tahun ini ialah pada jaringan suplai dan bagaimana industri dapat meningkatkan produksi pesawat untuk memenuhi rekor backlog . Airbus berencana meningkatkan produksi pesawat terlaris berlorong tunggal A320 menjadi 50 pesawat per bulan mulai kuartal I/2017. Perusahaan itu juga sedang mempelajari upaya peningkatan produksi lebih dari itu.
Adapun, Boeing berencana meningkatkan kapasitas produksi menjadi 52 pesawat per bulan untuk jet 737 pada 2018. Bulan lalu dilaporkan, Airbus Group menjual 15% sahamnya di perusahaan pembuat jet tempur Dassault Aviation. Langkah ini akan membuat saham Airbus turun menjadi sekitar 27% dari 42%.
Dassault Aviation meminta Euronext menghentikan by safeweb"> perdagangan sahamnya. Perusahaan itu akan terlibat dalam penempatan dengan membeli maksimum 5% sahamnya pada harga maksimal 980 euro per saham.
Syarifudin
(bbg)