Chatib Basri Ramal Rupiah Akan Melemah hingga Lebaran
A
A
A
JAKARTA - Presiden Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Chatib Basri memprediksi, rupiah akan melemah hingga Lebaran karena adanya normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS). Kekhawatiran itu sudah terjadi sejak lama meski hari ini rupiah menguat Rp13.344 per USD.
Chatib mengatakan, setiap kali menjelang Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, pressure ke currency selalu terjadi terutama untuk setiap mata uang dunia. (Baca: USD Makin Kuat, Rupiah Dibuka Jatuh Lagi)
"Jadi kita lihat di rupiah, ada di Rp13.300, belum Rp13.400, tapi tekanan itu memang ada di semua currency dan di semua negara yang disebut penghasil sumber daya alam. Brazil, Afrika Selatan, bukan berarti bahwa ini fenomena yang akan dilepas begitu saja," katanya di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Bank Indonesia (BI) dan pemerintah, kata dia, pasti akan selalu step in dan selalu ada di pasar untuk memantau kondisi ini yang menjadi kecenderungan dalam situasi global yang sedang terjadi.
Chatib mengatakan, selama belum ada kepastian, market akan terus berekspektasi kurang bagus sampai price in. Tentu ini tidak akan ada yang tahu selain The Fed.
"Menurut saya rasanya kalau Juli tengah tahun mereka belum akan naikkan. Mungkin akhir tahun atau tahun depan. Tapi persepsi market setiap FOMC meeting mereka berpikir bahwa itulah The Fed akan melakukan adjustment. Ini sudah selalu terjadi sejak September tahun lalu setip menjelang FOMC meeting," pungkas Chatib.
Chatib mengatakan, setiap kali menjelang Federal Open Market Committee (FOMC) meeting, pressure ke currency selalu terjadi terutama untuk setiap mata uang dunia. (Baca: USD Makin Kuat, Rupiah Dibuka Jatuh Lagi)
"Jadi kita lihat di rupiah, ada di Rp13.300, belum Rp13.400, tapi tekanan itu memang ada di semua currency dan di semua negara yang disebut penghasil sumber daya alam. Brazil, Afrika Selatan, bukan berarti bahwa ini fenomena yang akan dilepas begitu saja," katanya di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Bank Indonesia (BI) dan pemerintah, kata dia, pasti akan selalu step in dan selalu ada di pasar untuk memantau kondisi ini yang menjadi kecenderungan dalam situasi global yang sedang terjadi.
Chatib mengatakan, selama belum ada kepastian, market akan terus berekspektasi kurang bagus sampai price in. Tentu ini tidak akan ada yang tahu selain The Fed.
"Menurut saya rasanya kalau Juli tengah tahun mereka belum akan naikkan. Mungkin akhir tahun atau tahun depan. Tapi persepsi market setiap FOMC meeting mereka berpikir bahwa itulah The Fed akan melakukan adjustment. Ini sudah selalu terjadi sejak September tahun lalu setip menjelang FOMC meeting," pungkas Chatib.
(izz)