Negara Berkembang Masih Hadapi Koreksi Kurs
A
A
A
JAKARTA - Ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Chatib Basri mengatakan, kurs negara berkembang akan menghadapi koreksi hingga akhir 2015.
Hal itu dipengaruhi keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) terkait dengan waktu penaikan suku bunga.
Menurut Presiden Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) tersebut, jika The Fed menghasilkan keputusan segera maka banyak pihak yang tidak akan berekspektasi lagi mengenai mata uang negaranya.
"Baiknya The Fed naikkan saja, kalau dinaikkan orang sudah tidak punya ekspektasi lagi mengenai itu maka orang akan price in. Dulu ketika Ben Bernanke (mantan Gubernur The Fed) tahun 2013 akan mengakhiri Quantitative Easing (QE), market tergiring, lalu dia menyatakan QE, jadi market price in dan exchange rate-nya stabil," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Meski demikian, Chatib enggan memberikan gambaran prediksi kisaran pelemahan rupiah hingga penghujung 2015.
"Saya tidak tahu, kalau saya tahu, saya sudah kerja di trading valas. Lagipula, saya tidak kerja di pemerintahan lagi, jadi saya tikda mau comment," imbuh mantan menteri keuangan era SBY tersebut.
Selain rupiah yang melemah, dia memprediksi, pasar saham juga masih dalam tekanan hingga penghujung tahun.
Hal itu dipengaruhi keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) terkait dengan waktu penaikan suku bunga.
Menurut Presiden Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) tersebut, jika The Fed menghasilkan keputusan segera maka banyak pihak yang tidak akan berekspektasi lagi mengenai mata uang negaranya.
"Baiknya The Fed naikkan saja, kalau dinaikkan orang sudah tidak punya ekspektasi lagi mengenai itu maka orang akan price in. Dulu ketika Ben Bernanke (mantan Gubernur The Fed) tahun 2013 akan mengakhiri Quantitative Easing (QE), market tergiring, lalu dia menyatakan QE, jadi market price in dan exchange rate-nya stabil," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Meski demikian, Chatib enggan memberikan gambaran prediksi kisaran pelemahan rupiah hingga penghujung 2015.
"Saya tidak tahu, kalau saya tahu, saya sudah kerja di trading valas. Lagipula, saya tidak kerja di pemerintahan lagi, jadi saya tikda mau comment," imbuh mantan menteri keuangan era SBY tersebut.
Selain rupiah yang melemah, dia memprediksi, pasar saham juga masih dalam tekanan hingga penghujung tahun.
(rna)