BI Prediksi Ekonomi Global 2016 Tumbuh 3,8%
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memprediksi, ekonomi global bisa tumbuh 3,8% pada 2016 didukung naiknya harga komoditas.
Naiknya pertumbuhan ekonomi global akan mendorong perbaikan ekonomi nasional, yang juga didukung permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi.
"Konsumsi rumah tangga akan didorong oleh perbaikan daya beli masyarakat. Bila pembangunan infrastruktur bisa dilakukan di semester II ini maka akan membantu pertumbuhan ekonomi di 2016," kata dia di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (22/6/2015).
Sementara untuk kurs rupiah, BI memprediksi berada pada kisaran Rp13.000-Rp13.400/USD. Itu memperhitungankan rata-rata kurs yang berjalan hingga Juni, di mana rata-rata year to date-nya Rp13.000/USD.
"BI lakukan pengendalian agar volatilitas kurs terjaga, itu merupakan mandat utama BI. Kami akan jaga dan pelihara. Stabilitas rupiah itu tercermin dari inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing," kata dia.
Bauran kebijakan dan kebijakan yang dikoordinasikan dengan pemerintah untuk meyakinkan kurs mencerminkan fundamnetal Indonesia dan akan dijaga stabilitasnya.
"Kami senatiasa keluarkan kebijakan dari tingkat bunga, itu juga untuk meyakinkan inflasi pada kisaran target 4% plus minus 1% pada 2015-2016," katanya.
Tidak lupa, lanjutnya, BI juga senantiasa mengeluarkan beberapa kebijakan, termasuk makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan makroekonomi.
"Ini akan kami seleraskan dengan bank sentral di regional dan disertai kerja sama pemerintah Indonesia," tandas dia.
Naiknya pertumbuhan ekonomi global akan mendorong perbaikan ekonomi nasional, yang juga didukung permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi.
"Konsumsi rumah tangga akan didorong oleh perbaikan daya beli masyarakat. Bila pembangunan infrastruktur bisa dilakukan di semester II ini maka akan membantu pertumbuhan ekonomi di 2016," kata dia di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (22/6/2015).
Sementara untuk kurs rupiah, BI memprediksi berada pada kisaran Rp13.000-Rp13.400/USD. Itu memperhitungankan rata-rata kurs yang berjalan hingga Juni, di mana rata-rata year to date-nya Rp13.000/USD.
"BI lakukan pengendalian agar volatilitas kurs terjaga, itu merupakan mandat utama BI. Kami akan jaga dan pelihara. Stabilitas rupiah itu tercermin dari inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing," kata dia.
Bauran kebijakan dan kebijakan yang dikoordinasikan dengan pemerintah untuk meyakinkan kurs mencerminkan fundamnetal Indonesia dan akan dijaga stabilitasnya.
"Kami senatiasa keluarkan kebijakan dari tingkat bunga, itu juga untuk meyakinkan inflasi pada kisaran target 4% plus minus 1% pada 2015-2016," katanya.
Tidak lupa, lanjutnya, BI juga senantiasa mengeluarkan beberapa kebijakan, termasuk makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan makroekonomi.
"Ini akan kami seleraskan dengan bank sentral di regional dan disertai kerja sama pemerintah Indonesia," tandas dia.
(rna)