Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diproyeksi Turun
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo memproyeksikan, perekonomian Jakarta tahun ini akan tumbuh pada kisaran 5,3%-5,8% (year on year/yoy), turun dari tahun sebelumnya sebesar 6%.
Menurutnya, penurunan ekonomi ini sejalan dengan pencapaian kinerja perekonomian Jakarta yang melambat signifikan pada kuartal I/2015.
"Meskipun demikian, BI optimistis pada semester II/2015, pertumbuhan ekonomi Jakarta diproyeksikan akan terus membaik," kata Agus saat peresmian Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia di Jakarta, Senin (22/6/2015).
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Doni P Joewono mengatakan, kehadiran KPw DKI tidak hanya untuk eksternal saja, melainkan untuk internal Bank Indonesia.
"Jadi, kita juga memproyeksikan nasional. Kita butuh dari keberadaan seluruh kantor di seluruh provinsi itu memberikan informasi bahwa kemampuan ekonomi di daerah itu begini," terang dia.
Sementara dari sisi internal, BI memiliki target, seperti pengendalian inflasi melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), kemudian membentuk kajian ekonomi keuangan regional, pengembangan UMKM dan keuangan inklusif serta mengembangkan e-money dan Gerakan Nasional Non Tunai.
Selain itu, BI juga akan menginisiasi regional investor relation unit (RIRU) guna mengakselarasi pertumbuhan investasi di ibu kota. Nantinya, program ini diharapkan dapat secara langsung menjembatani antara investor dengan pengusaha kecil, menengah, maupun besar.
Menurutnya, penurunan ekonomi ini sejalan dengan pencapaian kinerja perekonomian Jakarta yang melambat signifikan pada kuartal I/2015.
"Meskipun demikian, BI optimistis pada semester II/2015, pertumbuhan ekonomi Jakarta diproyeksikan akan terus membaik," kata Agus saat peresmian Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia di Jakarta, Senin (22/6/2015).
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Doni P Joewono mengatakan, kehadiran KPw DKI tidak hanya untuk eksternal saja, melainkan untuk internal Bank Indonesia.
"Jadi, kita juga memproyeksikan nasional. Kita butuh dari keberadaan seluruh kantor di seluruh provinsi itu memberikan informasi bahwa kemampuan ekonomi di daerah itu begini," terang dia.
Sementara dari sisi internal, BI memiliki target, seperti pengendalian inflasi melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), kemudian membentuk kajian ekonomi keuangan regional, pengembangan UMKM dan keuangan inklusif serta mengembangkan e-money dan Gerakan Nasional Non Tunai.
Selain itu, BI juga akan menginisiasi regional investor relation unit (RIRU) guna mengakselarasi pertumbuhan investasi di ibu kota. Nantinya, program ini diharapkan dapat secara langsung menjembatani antara investor dengan pengusaha kecil, menengah, maupun besar.
(rna)