Sektor Tersier Jadi Tulang Punggung Ekonomi Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta mengapresiasi penyelenggaraan Jakarta Fair 2022. Setelah dua tahun lebih perekonomian tertekan pandemi, penyelenggaraan event-event semacam itu diharapkan bisa mendongkrak ekonomi DKI Jakarta.
Koordinator Pariwisata, KUKM, Perindag, Biro Perekonomian dan Keuangan DKI Jakarta Saraswati menjelaskan, kontribusi sektor tersier yang di dalamnya acara pameran hingga hiburan, menjadi salah satu penyumbang perekonomian yang cukup besar.
"Gelaran Jakarta Fair 2022 diharapkan dapat menjadi bagian dari usaha bersama dalam pemulihan perekonomian Jakarta," ujar Saraswati dalam konferensi pers Jakarta Fair, Senin (6/6/2022).
Saraswati menjelaskan struktur perekonomian Jakarta cukup didominasi oleh sektor tersier sebesar 75,45%, sekunder 24,3%, sedangkan sektor primer hanya 0,35%.
"Sektor tersier ini salah satunya terkait dengan pariwisata seperti Jakarta Fair," sambung Saraswati.
Sarawati berharap dengan cakupan vaksinasi, baik dosis pertama maupun dosis kedua yang sudah lebih dari 100%, maka peluang untuk kembali mengadakan acara-acara hiburan maupun pariwisata terbuka lebar.
Disamping itu pagelaran Jakarta Fair pada tahun 2019 juga berhasil mencatatkan total transaksi hingga Rp7,5 triliun yang dihadiri 6,8 juta pengunjung. Pada tahun 2018 pagelaran yang sama juga berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp6,9 triliun.
"Diharapkan di 2022 minat pengunjung sudah sangat meningkat dan transaksi yang terjadi di Jakarta Fair diharapkan dapat mendorong perekonomian DKI Jakarta," pungkasnya.
Koordinator Pariwisata, KUKM, Perindag, Biro Perekonomian dan Keuangan DKI Jakarta Saraswati menjelaskan, kontribusi sektor tersier yang di dalamnya acara pameran hingga hiburan, menjadi salah satu penyumbang perekonomian yang cukup besar.
"Gelaran Jakarta Fair 2022 diharapkan dapat menjadi bagian dari usaha bersama dalam pemulihan perekonomian Jakarta," ujar Saraswati dalam konferensi pers Jakarta Fair, Senin (6/6/2022).
Saraswati menjelaskan struktur perekonomian Jakarta cukup didominasi oleh sektor tersier sebesar 75,45%, sekunder 24,3%, sedangkan sektor primer hanya 0,35%.
"Sektor tersier ini salah satunya terkait dengan pariwisata seperti Jakarta Fair," sambung Saraswati.
Sarawati berharap dengan cakupan vaksinasi, baik dosis pertama maupun dosis kedua yang sudah lebih dari 100%, maka peluang untuk kembali mengadakan acara-acara hiburan maupun pariwisata terbuka lebar.
Disamping itu pagelaran Jakarta Fair pada tahun 2019 juga berhasil mencatatkan total transaksi hingga Rp7,5 triliun yang dihadiri 6,8 juta pengunjung. Pada tahun 2018 pagelaran yang sama juga berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp6,9 triliun.
"Diharapkan di 2022 minat pengunjung sudah sangat meningkat dan transaksi yang terjadi di Jakarta Fair diharapkan dapat mendorong perekonomian DKI Jakarta," pungkasnya.
(uka)