Pemerintah Dorong Industri Alat Berat
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri alat berat nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ataupun ekspor.
Hal ini mengingat peran industri alat berat sangat penting di sektor konstruksi, pertambangan, kehutanan, dan perkebunan. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, kebutuhan alat berat di dalam negeri semakin meningkat seiring dengan proyek pembangunan infrastruktur yang sedang digalang pemerintah saat ini.
”Ketersediaan alat berat secara memadai akan sangat mendukung strategi kebijakan pemerintah dalam mendorong kebutuhan untuk pembangunan nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima saat kunjungan kerja ke PT Jakarta International Machinery Centre (Jimac) Perkasa di Jakarta pekan lalu. Putu melanjutkan, kebutuhan alat berat pada 2012 sebesar 16.000 unit dan tahun ini diperkirakan mencapai 24.000 unit.
Sementara itu, pada 2010, Indonesia mengimpor alat berat senilai USD2 miliar, sedangkan ekspor alat berat mencapai USD450 juta. Menurutnya, industri alat berat dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan saat ini. Oleh karena itu, upaya rekondisi dan impor dari sektor industri alat berat masih diperlukan, yang tentunya sinergi dengan sektor industri yang lain.
Pada kesempatan yang sama, CEO Jimac Group Benny Kurniajaya mengatakan bahwa perusahaannya telah bekerja sama dengan perusahaan alat berat terbesar di China, Sany Heavy Industris Co. untuk membangun industri alat berat di Indonesia senilai USD200 juta.
”Kami akan bangun di Batam dengan target penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 300 orang. Jadi, kami tidak hanya proses rekondisi saja, tetapi sudah meningkatkan pada proses pembuatan atau manufacturing melalui pabrik baru,” jelasnya.
Oktiani endarwati
Hal ini mengingat peran industri alat berat sangat penting di sektor konstruksi, pertambangan, kehutanan, dan perkebunan. Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, kebutuhan alat berat di dalam negeri semakin meningkat seiring dengan proyek pembangunan infrastruktur yang sedang digalang pemerintah saat ini.
”Ketersediaan alat berat secara memadai akan sangat mendukung strategi kebijakan pemerintah dalam mendorong kebutuhan untuk pembangunan nasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima saat kunjungan kerja ke PT Jakarta International Machinery Centre (Jimac) Perkasa di Jakarta pekan lalu. Putu melanjutkan, kebutuhan alat berat pada 2012 sebesar 16.000 unit dan tahun ini diperkirakan mencapai 24.000 unit.
Sementara itu, pada 2010, Indonesia mengimpor alat berat senilai USD2 miliar, sedangkan ekspor alat berat mencapai USD450 juta. Menurutnya, industri alat berat dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan saat ini. Oleh karena itu, upaya rekondisi dan impor dari sektor industri alat berat masih diperlukan, yang tentunya sinergi dengan sektor industri yang lain.
Pada kesempatan yang sama, CEO Jimac Group Benny Kurniajaya mengatakan bahwa perusahaannya telah bekerja sama dengan perusahaan alat berat terbesar di China, Sany Heavy Industris Co. untuk membangun industri alat berat di Indonesia senilai USD200 juta.
”Kami akan bangun di Batam dengan target penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 300 orang. Jadi, kami tidak hanya proses rekondisi saja, tetapi sudah meningkatkan pada proses pembuatan atau manufacturing melalui pabrik baru,” jelasnya.
Oktiani endarwati
(ftr)