Karyawan Pertamina Kecewa Keputusan Blok Mahakam
A
A
A
JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) mengaku merasa terhina dan kecewa dengan keputusan pemerintah terkait pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
Presiden FSPPB Eko Wahyu Rasmono menuturkan, selama lebih dari 57 tahun beroperasi, Pertamina sedianya telah banyak mampu meningkatkan kapasitas produksi di bidang hulu. Misalnya, peningkatan kapasitas Blok Migas West Madura Offshore (WMO) dan Offshore North West Java (ONWJ) pasca diambil perseroan dari kuasa asing.
"Namun pernyataan pemerintah menyiratkan kalimat dalam bentuk paradoks dalam pengelolaan Blok Mahakam. Di mana dalam satu kalimat, pemerintah telah menetapkan Pertamina sebagai operator dengan hak 100% dan dapat melakukan pengurangan interest kepada pihak lain yang memberi manfaat maksimal," tuturnya di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Namun pada kalimat lainnya, sambung Wahyu, pemerintah memutuskan Pertamina hanya mengontrol interest sebesar 70%, sementara pengelola existing Blok Mahakam yakni Total dan Inpex mendapatkan 30%.
"Ini penghinaan dan kekecewaan karena Pertamina seperti dianggap tidak mampu. Kami selaku pekerja Pertamina, menyatakan bahwa 100% Blok Mahakam harus untuk negara. Dan Pertamina siap dan mampu mengelola Blok Mahakam secara penuh untuk menuju kedaulatan energi," pungkas dia.
Baca juga:
Pertamina Dapat 70% Saham Blok Mahakam
Alasan Pertamina Tak Dapat 100% Saham Blok Mahakam
Pertamina Janji Akan Menjaga Blok Mahakam
Presiden FSPPB Eko Wahyu Rasmono menuturkan, selama lebih dari 57 tahun beroperasi, Pertamina sedianya telah banyak mampu meningkatkan kapasitas produksi di bidang hulu. Misalnya, peningkatan kapasitas Blok Migas West Madura Offshore (WMO) dan Offshore North West Java (ONWJ) pasca diambil perseroan dari kuasa asing.
"Namun pernyataan pemerintah menyiratkan kalimat dalam bentuk paradoks dalam pengelolaan Blok Mahakam. Di mana dalam satu kalimat, pemerintah telah menetapkan Pertamina sebagai operator dengan hak 100% dan dapat melakukan pengurangan interest kepada pihak lain yang memberi manfaat maksimal," tuturnya di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Namun pada kalimat lainnya, sambung Wahyu, pemerintah memutuskan Pertamina hanya mengontrol interest sebesar 70%, sementara pengelola existing Blok Mahakam yakni Total dan Inpex mendapatkan 30%.
"Ini penghinaan dan kekecewaan karena Pertamina seperti dianggap tidak mampu. Kami selaku pekerja Pertamina, menyatakan bahwa 100% Blok Mahakam harus untuk negara. Dan Pertamina siap dan mampu mengelola Blok Mahakam secara penuh untuk menuju kedaulatan energi," pungkas dia.
Baca juga:
Pertamina Dapat 70% Saham Blok Mahakam
Alasan Pertamina Tak Dapat 100% Saham Blok Mahakam
Pertamina Janji Akan Menjaga Blok Mahakam
(izz)