Pertamina Cari Cadangan Baru dari Sumatera Hingga Papua
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero), melalui anak usahanya, PT Pertamina EP, terus mencari sumber-sumber minyak dan gas bumi di beberapa wilayah di Indonesia guna menjamin ketersediaan energi nasional.
Kegiatan pencarian sumber migas tersebut dilakukan mulai dari Aceh hingga Papua. ”Melalui kegiatan eksplorasi, total kegiatan survei seismik yang direncanakan Pertamina EP total sepanjang 1.167 km,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis yang diterima KORAN SINDO kemarin.
Dwi, yang mengunjungi lapangan Bunyu di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, akhir pekan lalu mengatakan, survei tersebut terdiri atas wilayah area Sumatera Utara untuk survei Garcinia dan Seremban, area Sumatera Selatan untuk survei Karbela dan Selingsing, area Jawa Barat untuk survei Akasia Besar, area Jawa Timur untuk survei Lumajang, area Kalimantan untuk survei Tanjung dan Bunyu, serta di area Papua untuk survei Kupalanda.
Selain itu, Pertamina EP juga menargetkan pengeboran eksplorasi sebanyak sembilan sumur, yang terdiri atas lima sumur wildcat yang merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru, dan empat sumur deliniasi yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya.
Dari kegiatan eksplorasi tersebut diharapkan tercapai target penemuan cadangan sampai dengan 90 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE) selama tahun 2015 yang terdiri atas 22 juta barelminyakmentah( MMBO) dan gas bumi 390 miliar standar kaki kubik (BSCF). Dwi mengatakan, kendati harga minyak mentah dunia berfluktuasi dan harganya kini jauh lebih rendah dari periode 2013- 2014, Pertamina tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.
”Ketahanan energi itu nafasnya ada di penemuan cadangan, kalau tidak dilakukan eksplorasimakaketahananenergi bisa terganggu. Itu yang tidak kami inginkan,” jaminnya. Dalam kunjungan kerja ke Bunyu Dwi mengatakan bahwa kegiatan seismik yang dilakukan di Bunyu tahun ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk kelima kalinya, dengan target panjang lintasan sepanjang kurang lebih 209 km yang akan melintas di hampir seluruh area Bunyu. Sebelumnya, kegiatan seismik di Bunyu telah dilakukan pada 1949 dan 1969.
Berdasarkan data seismik pada saat itu lapangan Bunyu diproduksikan. Selanjutnya pada tahun 2005 dan 2012 kembali dilakukan kegiatan seismik untuk memperkaya data. Dwi menyampaikan bahwa kegiatan seismik dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, untuk memperoleh data cadangan sumber migas yang semakin akurat.
Di Bunyu, survei seismik dikombinasikan dengan survei gravity, yang kemudian diintegrasikan dengan hasil survei geofisika lain, yaitu survei passive seismic dan survei magnetotellurics. ”Seluruh upaya yang kami lakukan ini demi menemukan cadangan migas bagi kepentingan bangsa, maka dari itu kami mohon dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kegiatan ini dapat berjalan lancar,” harapnya.
M faizal
Kegiatan pencarian sumber migas tersebut dilakukan mulai dari Aceh hingga Papua. ”Melalui kegiatan eksplorasi, total kegiatan survei seismik yang direncanakan Pertamina EP total sepanjang 1.167 km,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulis yang diterima KORAN SINDO kemarin.
Dwi, yang mengunjungi lapangan Bunyu di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, akhir pekan lalu mengatakan, survei tersebut terdiri atas wilayah area Sumatera Utara untuk survei Garcinia dan Seremban, area Sumatera Selatan untuk survei Karbela dan Selingsing, area Jawa Barat untuk survei Akasia Besar, area Jawa Timur untuk survei Lumajang, area Kalimantan untuk survei Tanjung dan Bunyu, serta di area Papua untuk survei Kupalanda.
Selain itu, Pertamina EP juga menargetkan pengeboran eksplorasi sebanyak sembilan sumur, yang terdiri atas lima sumur wildcat yang merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru, dan empat sumur deliniasi yang bertujuan untuk mencari batas-batas penyebaran migas pada lapisan penghasilnya.
Dari kegiatan eksplorasi tersebut diharapkan tercapai target penemuan cadangan sampai dengan 90 juta barel minyak ekuivalen (MMBOE) selama tahun 2015 yang terdiri atas 22 juta barelminyakmentah( MMBO) dan gas bumi 390 miliar standar kaki kubik (BSCF). Dwi mengatakan, kendati harga minyak mentah dunia berfluktuasi dan harganya kini jauh lebih rendah dari periode 2013- 2014, Pertamina tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik.
”Ketahanan energi itu nafasnya ada di penemuan cadangan, kalau tidak dilakukan eksplorasimakaketahananenergi bisa terganggu. Itu yang tidak kami inginkan,” jaminnya. Dalam kunjungan kerja ke Bunyu Dwi mengatakan bahwa kegiatan seismik yang dilakukan di Bunyu tahun ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk kelima kalinya, dengan target panjang lintasan sepanjang kurang lebih 209 km yang akan melintas di hampir seluruh area Bunyu. Sebelumnya, kegiatan seismik di Bunyu telah dilakukan pada 1949 dan 1969.
Berdasarkan data seismik pada saat itu lapangan Bunyu diproduksikan. Selanjutnya pada tahun 2005 dan 2012 kembali dilakukan kegiatan seismik untuk memperkaya data. Dwi menyampaikan bahwa kegiatan seismik dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, untuk memperoleh data cadangan sumber migas yang semakin akurat.
Di Bunyu, survei seismik dikombinasikan dengan survei gravity, yang kemudian diintegrasikan dengan hasil survei geofisika lain, yaitu survei passive seismic dan survei magnetotellurics. ”Seluruh upaya yang kami lakukan ini demi menemukan cadangan migas bagi kepentingan bangsa, maka dari itu kami mohon dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kegiatan ini dapat berjalan lancar,” harapnya.
M faizal
(ars)