BTN Targetkan Laba Bersih Naik 40%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan kenaikan laba bersih sebesar 40% pada tahun ini menjadi Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba bersih 2014 sebesar Rp1,1 triliun.
Target tersebut merupakan target konservatif, mengingat kinerja BTN tahun ini akan lebih baik dengan adanya program satu juta rumah.
"Untuk mencapai target tersebut, kami melakukan transformasi bisnis, infrastruktur dan budaya. Kami harapkan pada 2019, BTN menjadi bank terdepan dalam pembiayaan perumahan di Indonesia dengan layanan kelas dunia," ujar Direktur Utama BTN Maryono saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin (6/72015).
Dia menjelaskan, untuk target kredit tahun ini bisa tumbuh 20%, dana pihak ketiga (DPK) naik 22% dan aset meningkat 22%. Sedangkan untuk rasio NIM dipertahankan menjadi 5,2%-5,4% dan CAR sebesar 14%-15%.
Menurut Maryono, jika pada tahun lalu penyaluran KPR sebanyak 155.000 unit, maka pada tahun ini ditargetkan menjadi 212.000 unit/tahun. Sedangkan pada 2019 ditargetkan penyaluran KPR bisa mencapai 300.000 unit/tahun.
"Pangsa pasar KPR kita harapkan bisa mencapai lebih dari 30% pada 2019," katanya.
Untuk program sejuta rumah, Maryono mengaku saat ini masih terus dilakukan berbagai kebijakan untuk menyukseskan program tersebut. Pasalnya, saat ini ada beberapa hambatan yang dihadapi, di antaranya keterbatasan lahan, ketersediaan infrastruktur yang minim, fluktuasi harga bahan bangunan dan penghasilan calon pembeli yang terbatas.
Target tersebut merupakan target konservatif, mengingat kinerja BTN tahun ini akan lebih baik dengan adanya program satu juta rumah.
"Untuk mencapai target tersebut, kami melakukan transformasi bisnis, infrastruktur dan budaya. Kami harapkan pada 2019, BTN menjadi bank terdepan dalam pembiayaan perumahan di Indonesia dengan layanan kelas dunia," ujar Direktur Utama BTN Maryono saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin (6/72015).
Dia menjelaskan, untuk target kredit tahun ini bisa tumbuh 20%, dana pihak ketiga (DPK) naik 22% dan aset meningkat 22%. Sedangkan untuk rasio NIM dipertahankan menjadi 5,2%-5,4% dan CAR sebesar 14%-15%.
Menurut Maryono, jika pada tahun lalu penyaluran KPR sebanyak 155.000 unit, maka pada tahun ini ditargetkan menjadi 212.000 unit/tahun. Sedangkan pada 2019 ditargetkan penyaluran KPR bisa mencapai 300.000 unit/tahun.
"Pangsa pasar KPR kita harapkan bisa mencapai lebih dari 30% pada 2019," katanya.
Untuk program sejuta rumah, Maryono mengaku saat ini masih terus dilakukan berbagai kebijakan untuk menyukseskan program tersebut. Pasalnya, saat ini ada beberapa hambatan yang dihadapi, di antaranya keterbatasan lahan, ketersediaan infrastruktur yang minim, fluktuasi harga bahan bangunan dan penghasilan calon pembeli yang terbatas.
(rna)