Honda Tak Akan Bantu Mendanai Takata
A
A
A
TOKYO - Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Co Takahiro Hachigo menyatakan Honda tidak berencana menyediakan bantuan keuangan pada suplier kantung udara Takata Corp. Takata Corp merupakan produsen kantung udara yang harus melakukan penarikan produk secara global karena masalah pada produknya.
Saat ini Honda harus menanggung biaya penarikan lebih dari 2 juta mobil yang menggunakan kantung udara buatan Takata. Honda mengumumkan kembali labanya tahun lalu untuk memasukkan biaya tambahan akibat penarikan produk tersebut. ”Kami memiliki anggaran dana untuk biaya terkait kualitas, seperti kami lakukan tahun lalu, dan kami pikir kami dapat merespons dalam biaya alokasi ini,” papar Hachigo di Tokyo, Jepang, kemarin, dikutip kantor berita AFP.
Bulan lalu Honda merevisi laba operasional untuk tahun fiskal yang berakhir Maret menjadi 606,88 miliar yen dari 651,68 miliar yen yang dilaporkan pada April, untuk menanggung biaya penarikan produk. Hachigo memulai kepemimpinannya dengan misi untuk memulihkan kembali reputasi perusahaan untuk kualitas. Regulator menyatakan masalah pada kantung udara terkait dalam kematian delapan orang. Semua produk Takata itu ada di mobil yang dibuat Honda.
Pendahulu Hachigo, Takanobu Ito dan eksekutif lain, melakukan pemangkasan biaya pada Oktober lalu setelah penarikan kelima Fit hybrid dalam tahun ini, yang mengalami masalah kualitas tak terkait dengan inflator buatan Takata. Secara total, puluhan juta mobil yang menggunakan produk kantung udara Takata ditarik di penjuru dunia oleh berbagai produsen automotif.
Beberapa inflator kantung udara Takata meledakkan menyebarkan pecahan logam karena terlalu banyak kekuatan. Saat Hachigo berupaya mengembangkan bisnis, dia menjelaskan, perusahaan tetap buka untuk beraliansi dengan produsen automotif lain. Dalamsalahsatukesepakatan, perusahaan Jepang ini beraliansi dengan General Motors Co untuk mengembangkan teknologi bahan bakar hidrogen.
Hachigo menjelaskan, Honda mulai membangun mobil di Afrika bulan ini dengan menambah peralatan di pabrik di Nigeria yang sebelumnya membuat sepeda motor. Perusahaan berencana memproduksi 1.000 sedan Accord per tahun di pabrik tersebut, untuk mendorong produksi jika pasar lokal tumbuh.
Sementara, General Motors (GM) berupaya menguasai pangsa pasar India sedikitnya 5% dalam dekade mendatang. Langkah ini dibuat berdasarkan pertimbangan, India akan mengalahkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan proyeksi penjualan tahunan 8 juta mobil pada 2025.
Produsen mobil asal Detroit itu akan merilis produk terbaru untuk kembali mendongkrak penjualan di India. GM juga akan menjadikan India sebagai pusat ekspor dan manufaktur global baru, serta memindahkan sebagian aktivitasnya dari Korea Selatan (Korsel) yang biaya buruhnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai bagian rencana strategis yang akan diumumkan tahun ini, GM akan meluncurkan desain baru mobilnya di India. Saat ini para konsumen India mulai berubah dari mobil hemat bahan bakar menjadi mobil dengan ruang lebih besar dan fungsional. ”India mungkin menjadi kertas putih besar terbaru di industri automotif,” ujar Kepala Operasional Internasional GM Stefan Jacoby pada kantor berita Reuters.
Syarifudin
Saat ini Honda harus menanggung biaya penarikan lebih dari 2 juta mobil yang menggunakan kantung udara buatan Takata. Honda mengumumkan kembali labanya tahun lalu untuk memasukkan biaya tambahan akibat penarikan produk tersebut. ”Kami memiliki anggaran dana untuk biaya terkait kualitas, seperti kami lakukan tahun lalu, dan kami pikir kami dapat merespons dalam biaya alokasi ini,” papar Hachigo di Tokyo, Jepang, kemarin, dikutip kantor berita AFP.
Bulan lalu Honda merevisi laba operasional untuk tahun fiskal yang berakhir Maret menjadi 606,88 miliar yen dari 651,68 miliar yen yang dilaporkan pada April, untuk menanggung biaya penarikan produk. Hachigo memulai kepemimpinannya dengan misi untuk memulihkan kembali reputasi perusahaan untuk kualitas. Regulator menyatakan masalah pada kantung udara terkait dalam kematian delapan orang. Semua produk Takata itu ada di mobil yang dibuat Honda.
Pendahulu Hachigo, Takanobu Ito dan eksekutif lain, melakukan pemangkasan biaya pada Oktober lalu setelah penarikan kelima Fit hybrid dalam tahun ini, yang mengalami masalah kualitas tak terkait dengan inflator buatan Takata. Secara total, puluhan juta mobil yang menggunakan produk kantung udara Takata ditarik di penjuru dunia oleh berbagai produsen automotif.
Beberapa inflator kantung udara Takata meledakkan menyebarkan pecahan logam karena terlalu banyak kekuatan. Saat Hachigo berupaya mengembangkan bisnis, dia menjelaskan, perusahaan tetap buka untuk beraliansi dengan produsen automotif lain. Dalamsalahsatukesepakatan, perusahaan Jepang ini beraliansi dengan General Motors Co untuk mengembangkan teknologi bahan bakar hidrogen.
Hachigo menjelaskan, Honda mulai membangun mobil di Afrika bulan ini dengan menambah peralatan di pabrik di Nigeria yang sebelumnya membuat sepeda motor. Perusahaan berencana memproduksi 1.000 sedan Accord per tahun di pabrik tersebut, untuk mendorong produksi jika pasar lokal tumbuh.
Sementara, General Motors (GM) berupaya menguasai pangsa pasar India sedikitnya 5% dalam dekade mendatang. Langkah ini dibuat berdasarkan pertimbangan, India akan mengalahkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia dengan proyeksi penjualan tahunan 8 juta mobil pada 2025.
Produsen mobil asal Detroit itu akan merilis produk terbaru untuk kembali mendongkrak penjualan di India. GM juga akan menjadikan India sebagai pusat ekspor dan manufaktur global baru, serta memindahkan sebagian aktivitasnya dari Korea Selatan (Korsel) yang biaya buruhnya meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai bagian rencana strategis yang akan diumumkan tahun ini, GM akan meluncurkan desain baru mobilnya di India. Saat ini para konsumen India mulai berubah dari mobil hemat bahan bakar menjadi mobil dengan ruang lebih besar dan fungsional. ”India mungkin menjadi kertas putih besar terbaru di industri automotif,” ujar Kepala Operasional Internasional GM Stefan Jacoby pada kantor berita Reuters.
Syarifudin
(bbg)