BSM Optimistis DPK Tembus Rp66 T
A
A
A
JAKARTA - Bank Syariah Mandiri (BSM) optimistis dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir tahun ini bisa mencapai Rp64- 66 triliun atau tumbuh sekitar 9-12%. Hingga akhir Juni 2015, DPK perseroan sudah mencapai Rp59,2 triliun dengan pangsa pasar 27,7% dari total pangsa pasar perbankan syariah Indonesia.
”Akhir tahun kira-kira kami yakin masih ada peluang yang dioptimalkan. Paling tidak kami juga berharap aset sekitar Rp72-75 triliun,” ujar Direktur Finance and Strategy BSM Agus Dwi Handaya di Jakarta, Selasa (7/7) malam. Dia menambahkan, sampai Juni 2015 aset perseroan sudah mencapai Rp67 triliun. Sedangkan, pembiayaan telah mencapai Rp50,4 triliun dari target hingga akhir tahun 2015 sekitar Rp53-55 triliun.
Dia melanjutkan, selama enam bulan pertama tahun ini, BSM mencatatkan fee based income sebesar Rp516 miliar dengan net interest margin (NIM) di level 6,7%. Sementara, Financing to Deposito Ratio (FDR) sekitar 85,3%, dengan Current Account Saving Account (CASA) mencapai angka Rp28,7 triliun atau naik Rp2,7 triliun.
Menurut Agus, meski pertumbuhan kinerja tahun ini melambat dibandingkan tahun sebelumnya, namun perseroan masih yakin bisa tumbuh secara selektif. BSM berharap, realisasi belanja pemerintah untuk membantu pertumbuhan kredit di kuartal III dan IV. ”Intinya, kondisi makro memang ada perlambatan.
Walau tidak sebagus sebelumnya, semester II nanti akan ada peluang. Kami pun tetap yakin tumbuh baik walaupun tidak tinggi,” tambah Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto. Agus mengungkapkan, selama bulan Ramadan BSM juga berpartisipasi dalam penukaran uang tunai bersama Bank Indonesia (BI) dan 14 bank lain di Taman IRTI Monas.
Menurut dia, setiap hari perseroan menyediakan pecahan tunai Rp300-500 juta. ”Mobil kas keliling BSM juga ikut bersama BI berkunjung ke kantor-kantor media untuk melayani penukaran uang dengan jadwal yang ditetapkan BI,” katanya.
Kunthi fahmar sandy
”Akhir tahun kira-kira kami yakin masih ada peluang yang dioptimalkan. Paling tidak kami juga berharap aset sekitar Rp72-75 triliun,” ujar Direktur Finance and Strategy BSM Agus Dwi Handaya di Jakarta, Selasa (7/7) malam. Dia menambahkan, sampai Juni 2015 aset perseroan sudah mencapai Rp67 triliun. Sedangkan, pembiayaan telah mencapai Rp50,4 triliun dari target hingga akhir tahun 2015 sekitar Rp53-55 triliun.
Dia melanjutkan, selama enam bulan pertama tahun ini, BSM mencatatkan fee based income sebesar Rp516 miliar dengan net interest margin (NIM) di level 6,7%. Sementara, Financing to Deposito Ratio (FDR) sekitar 85,3%, dengan Current Account Saving Account (CASA) mencapai angka Rp28,7 triliun atau naik Rp2,7 triliun.
Menurut Agus, meski pertumbuhan kinerja tahun ini melambat dibandingkan tahun sebelumnya, namun perseroan masih yakin bisa tumbuh secara selektif. BSM berharap, realisasi belanja pemerintah untuk membantu pertumbuhan kredit di kuartal III dan IV. ”Intinya, kondisi makro memang ada perlambatan.
Walau tidak sebagus sebelumnya, semester II nanti akan ada peluang. Kami pun tetap yakin tumbuh baik walaupun tidak tinggi,” tambah Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto. Agus mengungkapkan, selama bulan Ramadan BSM juga berpartisipasi dalam penukaran uang tunai bersama Bank Indonesia (BI) dan 14 bank lain di Taman IRTI Monas.
Menurut dia, setiap hari perseroan menyediakan pecahan tunai Rp300-500 juta. ”Mobil kas keliling BSM juga ikut bersama BI berkunjung ke kantor-kantor media untuk melayani penukaran uang dengan jadwal yang ditetapkan BI,” katanya.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)