BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi di Batas Bawah 5%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 berada pada batas bawah di angka sekitar 5%-5,4%. Pada kuartal II nanti, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan kuartal I 2015 yang hanya tumbuh 4,7%.
"Kan sudah tanggal 8 Juli, ternyata kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal II tidak terlalu mengembirakan, mungkin akan ada di kisaran kuartal I 2015," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Menurutnya, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan ekonomi pada semester II agar sepanjang 2015 bisa mencapai 5% hingga 5,4%.
BI juga mewaspadai dan mengantisipasi kondisi ekonomi China akibat penurunan pasar modal China yang telah terjadi selama kurun waktu 3 pekan terakhir. (Baca: Bank Dunia Cemas Ekonomi RI Kembali Melambat)
Menurutnya, koreksi tajam di pasar China berpotensi memengaruhi Indonesia lantaran mereka merupakan mitra dagang utama Indonesia.
"Kita harus antisipasi karena China jadi pusat perekonomian regional dan dunia. Kalau koreksinya tajam dan sudah terlihat beberapa indikator bisa ada dampaknya. Itu semua merupakan bagian yang harus kita antisipasi karena ada risiko interconected di antara negara," paparnya.
Menurut Agus, pertumbuhan pasar modal di China sangat mengagumkan dan sudah sangat tinggi sehingga jika tergerus sampai 30% sejak Juni kemarin masih tetap tinggi.
"Justru yang perlu diperhatikan saat ini adalah dampak pertumbuhan ekonomi China kepada Indonesia dengan melemahnya harga komoditas dunia karena menurunnya permintaan dari China," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Agus, perkembangan Indonesia akan jauh lebih sehat dengan inflasi terkendali dan CAD (Curent Account Defisit/defisit transaski berjalan) lebih sehat di angka 2,5% sehingga memberi daya tahan bagi Indonesia.
"CAD kita memang lebih baik dari apa yang kami perkirakan, tapi ini dampak dari turunnya impor dan ekspor," pungkasnya.
Baca juga:
Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal
Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal
Ini Saran Bank Dunia untuk Dongkrak Ekonomi RI
"Kan sudah tanggal 8 Juli, ternyata kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal II tidak terlalu mengembirakan, mungkin akan ada di kisaran kuartal I 2015," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (9/7/2015).
Menurutnya, Indonesia perlu memperhatikan pertumbuhan ekonomi pada semester II agar sepanjang 2015 bisa mencapai 5% hingga 5,4%.
BI juga mewaspadai dan mengantisipasi kondisi ekonomi China akibat penurunan pasar modal China yang telah terjadi selama kurun waktu 3 pekan terakhir. (Baca: Bank Dunia Cemas Ekonomi RI Kembali Melambat)
Menurutnya, koreksi tajam di pasar China berpotensi memengaruhi Indonesia lantaran mereka merupakan mitra dagang utama Indonesia.
"Kita harus antisipasi karena China jadi pusat perekonomian regional dan dunia. Kalau koreksinya tajam dan sudah terlihat beberapa indikator bisa ada dampaknya. Itu semua merupakan bagian yang harus kita antisipasi karena ada risiko interconected di antara negara," paparnya.
Menurut Agus, pertumbuhan pasar modal di China sangat mengagumkan dan sudah sangat tinggi sehingga jika tergerus sampai 30% sejak Juni kemarin masih tetap tinggi.
"Justru yang perlu diperhatikan saat ini adalah dampak pertumbuhan ekonomi China kepada Indonesia dengan melemahnya harga komoditas dunia karena menurunnya permintaan dari China," jelasnya.
Meski demikian, lanjut Agus, perkembangan Indonesia akan jauh lebih sehat dengan inflasi terkendali dan CAD (Curent Account Defisit/defisit transaski berjalan) lebih sehat di angka 2,5% sehingga memberi daya tahan bagi Indonesia.
"CAD kita memang lebih baik dari apa yang kami perkirakan, tapi ini dampak dari turunnya impor dan ekspor," pungkasnya.
Baca juga:
Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal
Ekonomi Melemah, Pengusaha Akui Terjadi PHK Massal
Ini Saran Bank Dunia untuk Dongkrak Ekonomi RI
(dmd)