Pertumbuhan Kredit Baru Kuartal II Menurun
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan permintaan kredit baru pada kuartal II 2015 tidak setinggi dibanding periode sama tahun lalu.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs mengatakan, hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei perbankan kuartal II/2015 sebesar 66,7%. "Angka itu lebih rendah dari kuartal II/2014," kata Peter dalam rilisnya, Sabtu (11/7/2015).
Menurutnya, relatif rendahnya kebutuhan pembiayaan dan belum membaiknya kondisi usaha debitur seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi faktor yang menghambat penyaluran kredit baru kuartal II.
Selain itu, lanjut Peter, perbankan juga harus waspadai terjadinya kenaikan risiko kredit bermasalah atau Non Performing Loans (NPL) terutama pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI).
Pada Mei 2015, tercatat NPL kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing sebesar 2,94% dan 2,81%. Sementara, rendahnya penyaluran kredit selama kuartal II juga tercermin dari persentase konsumen yang memiliki realisasi kredit baru di bawah target.
"Berdasarkan jenis kredit konsumsi, persentase konsumen yang tidak mencapai target paling banyak terjadi pada KPR atau KPA dan kredit kendaraaan bermotor," papar dia.
Menurut Peter, untuk permintaan kredit kendaraan bermotor mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya seiring penurunan penjualan kendaraan bermotor.
Selain itu, berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru pada kuartal II bersumber dari kredit konsumsi terutama kartu kredit, KPR atau KPA dan kredit tanpa agunan.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs mengatakan, hal ini terindikasi dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei perbankan kuartal II/2015 sebesar 66,7%. "Angka itu lebih rendah dari kuartal II/2014," kata Peter dalam rilisnya, Sabtu (11/7/2015).
Menurutnya, relatif rendahnya kebutuhan pembiayaan dan belum membaiknya kondisi usaha debitur seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi faktor yang menghambat penyaluran kredit baru kuartal II.
Selain itu, lanjut Peter, perbankan juga harus waspadai terjadinya kenaikan risiko kredit bermasalah atau Non Performing Loans (NPL) terutama pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI).
Pada Mei 2015, tercatat NPL kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing sebesar 2,94% dan 2,81%. Sementara, rendahnya penyaluran kredit selama kuartal II juga tercermin dari persentase konsumen yang memiliki realisasi kredit baru di bawah target.
"Berdasarkan jenis kredit konsumsi, persentase konsumen yang tidak mencapai target paling banyak terjadi pada KPR atau KPA dan kredit kendaraaan bermotor," papar dia.
Menurut Peter, untuk permintaan kredit kendaraan bermotor mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya seiring penurunan penjualan kendaraan bermotor.
Selain itu, berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru pada kuartal II bersumber dari kredit konsumsi terutama kartu kredit, KPR atau KPA dan kredit tanpa agunan.
(izz)