Program 1 Juta Rumah Diprediksi Sulit Tercapai
A
A
A
JAKARTA - Presiden Direktur PT Binakarya Jaya Abadi Tbk (BIKA) Budianto Halim mengatakan, program pembangunan 1 juta rumah dari pemerintah akan sulit terwujud.
Menurut dia, itu karena harga tanah di Pulau Jawa sudah terlalu mahal. Misalnya, jika harga jual masyarakat berpenghasilan rendah Rp125 juta akan sulit bagi pengembang menemukan harga keekonomiannya.
"Dengan harga jual di atas maka harga tanah di Pulau Jawa berada di atas Rp1 jutaan/meter persegi. Selanjutnya lahan untuk pembangunan rumah tersebut sulit didapat," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Selain itu, pemerintah juga melarang mengubah fungsi lahan pertanian, seperti sawah menjadi kawasan perumahan. Akibatnya, dalam lima tahun mendatang, program ini dinilai sulit terwujud.
"Saya usulkan lebih mengutamakan pengembangan rumah susun hak milik (rusunami) sebab dengan harga tanah Rp2 juta/meter masih dalam batas keekonomian pengembang," jelas Budianto.
Dengan harga tanah itu, dia menjelaskan, pengembang menjual dengan harga Rp8 juta/meter persegi. Pasalnya, bangunan bertingkat menghabiskan biaya lebih mahal.
"Peluang lainnya, pengembangan perumahan fokuskan di luar Pulau Jawa dengan harga tanah masih terjangkau," pungkasnya.
Menurut dia, itu karena harga tanah di Pulau Jawa sudah terlalu mahal. Misalnya, jika harga jual masyarakat berpenghasilan rendah Rp125 juta akan sulit bagi pengembang menemukan harga keekonomiannya.
"Dengan harga jual di atas maka harga tanah di Pulau Jawa berada di atas Rp1 jutaan/meter persegi. Selanjutnya lahan untuk pembangunan rumah tersebut sulit didapat," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Selain itu, pemerintah juga melarang mengubah fungsi lahan pertanian, seperti sawah menjadi kawasan perumahan. Akibatnya, dalam lima tahun mendatang, program ini dinilai sulit terwujud.
"Saya usulkan lebih mengutamakan pengembangan rumah susun hak milik (rusunami) sebab dengan harga tanah Rp2 juta/meter masih dalam batas keekonomian pengembang," jelas Budianto.
Dengan harga tanah itu, dia menjelaskan, pengembang menjual dengan harga Rp8 juta/meter persegi. Pasalnya, bangunan bertingkat menghabiskan biaya lebih mahal.
"Peluang lainnya, pengembangan perumahan fokuskan di luar Pulau Jawa dengan harga tanah masih terjangkau," pungkasnya.
(rna)