Dukungan bagi Kabupaten Puncak Mendesak

Kamis, 16 Juli 2015 - 13:55 WIB
Dukungan bagi Kabupaten...
Dukungan bagi Kabupaten Puncak Mendesak
A A A
JAKARTA - Keterisolasian sejumlah wilayah di Tanah Air hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak bagi pemerintah. Terlebih bagi Kabupaten Puncak, Papua,

keterisolasian itu menjadi masalah besar ketika bencana hujan es yang melanda dalam beberapa minggu terakhir ini menyebabkan ancaman kelaparan bagi warga di sejumlah kampung di wilayah tersebut. ”Kondisi masyarakat kami sangat memprihatinkan. Kebun mereka yang mereka tanam, tiga minggu ke belakang sudah habismembekudanrusak,” ujar Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangan tertulis yang diterima KORAN SINDO kemarin.

Wandik mengatakan, ada tiga kampung di Distrik Agandugume, yang terancam kelaparan parah, yakni Agandugume, Tuput, dan Jiwot. Hujan es yang turun dalam sebulan terakhir menyebabkan gagal panen dan banyak ternak milik warga yang mati. Fenomena ini menurutnya memang terjadi tiap tahun, namun tidak separah tahun ini.

Menurut Wandik, faktor transportasi menjadi kendala terbesar yang dihadapi pemerintah daerah (pemda) setempat. Dia menjelaskan, ongkos transportasi yang luar biasa mahal menyulitkan pengiriman bantuan makanan. Menurut dia, ketiga kampung tersebut hanya bisa diakses oleh pesawat kecil atau helikopter.

Sementara transportasi menggunakan mobil dan motor tidak memungkinkan karena kondisi geografis yang sulit. Sedangkan jika berjalan kaki dari Ilaga dibutuhkan waktu hingga dua hari perjalanan. ”Bahan pokok bisa saja stok banyak di Timika, tapi untuk mengangkut semuanya membutuhkan biaya transportasi yang sangat mahal. Untuk sekali angkut 3,5 ton bahan pokok ke distrik tersebut butuh biaya Rp350 juta,” jelasnya.

Karena itu, Wandik meminta dukungan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk mengatasi masalah tersebut. Wandik menuturkan, jika tidak ditangani segera, kehidupan sekitar 10.000 warga di tiga kampung tersebut akan terancam. Wandik berharap presiden bisa segera memberi solusi atas bencana tersebut. ”Warga juga meminta doa dari seluruh masyarakat Indonesia agar bencana ini segera teratasi,” tuturnya.

Diketahui, Wandik bersama bupati-bupati di wilayah Pegunungan Tengah, Papua berjuang agar diizinkan mengakses jalan khusus Timika-Grasberg milik PT Freeport Indonesia. Sebab, jika jalur itu bisa digunakan publik, mereka tinggal membangun jalan tembus dari Grasberg ke Ilaga, sehingga akses langsung dari Ilaga dan distrik-distrik lainnya ke Kota Timika tercipta. Namun, izin itu tak juga diperoleh.

Namun, Februari lalu, dengan kedatangan langsung Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Muljono serta Menteri ESDM Sudirman Said ke Timika dan Ilaga,ada janji dari pemerintah untuk mendorong Freeport membuka akses jalannya, meski sementara terbatas untuk distribusi barang saja.

Pemerintah saat itu juga menyatakan komitmen untuk membangun jalan Trans-Papua yang akan menghubungkan wilayah Pegunungan Tengah dengan Nabire hingga Wamena, untuk menembus keterisolasian di wilayah tersebut.

M faizal
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7939 seconds (0.1#10.140)