Indonesia Gabung Jadi Anggota Penuh BRICS, Dominasi Dolar dalam Bahaya?

Rabu, 08 Januari 2025 - 08:23 WIB
loading...
Indonesia Gabung Jadi...
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping foto bersama sebelum sesi format Outreach KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis (24/10). Menlu RI Sugiono berada di barisan belakang, kedua dari kiri. FOTO/AP
A A A
JAKARTA - Indonesia telah resmi bergabung dengan kelompok negara-negara berkembang BRICS , sebuah langkah yang dilihat sebagai strategi lebih luas untuk meningkatkan kolaborasi di antara negara-negara berkembang dan mengimbangi dominasi Barat.

Pengumuman ini disampaikan oleh Brasil sebagai ketua BRICS saat ini, pada Senin (6/1), dan Jakarta mengukuhkan keanggotaannya pada Selasa (7/1). Negara-negara pendiri BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan terus memperluas pengaruhnya di kancah global.

Kementerian Luar Negeri Indonesia memuji keanggotaan ini sebagai sebuah langkah strategis untuk membina kerja sama dengan negara-negara berkembang dengan prinsip-prinsip kesetaraan, saling menghormati dan pembangunan berkelanjutan. Kemenlu RI juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Rusia sebagai ketua BRICS tahun lalu, atas dukungannya dalam memfasilitasi keanggotaan Indonesia.

Komitmen terhadap Reformasi Global


Kementerian Luar Negeri Brasil menegaskan bahwa Indonesia memiliki visi yang sama dengan blok tersebut dalam mereformasi institusi pemerintahan global dan memajukan kerja sama di negara-negara belahan selatan. Permohonan keanggotaan Indonesia telah disetujui pada KTT Johannesburg 2023.

Kelompok ini, yang awalnya dinamai "BRIC" oleh seorang ekonom Goldman Sachs pada tahun 2001, secara resmi terbentuk pada 2009, dengan Afrika Selatan bergabung pada tahun berikutnya. Ekspansi baru-baru ini telah mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan UEA, yang menyoroti daya tarik blok ini yang semakin meningkat di antara negara-negara berkembang.



Mendorong Dedolarisasi


BRICS semakin memposisikan dirinya sebagai alternatif dari kerangka kerja ekonomi Barat, dengan fokus untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional.

Proposal untuk mata uang bersama telah mendapatkan daya tarik di antara para anggota, dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva berkomitmen untuk memajukan mekanisme pembayaran, yang memfasilitasi perdagangan intra-BRICS selama masa kepresidenannya.

Langkah ini telah menuai kritik tajam dari negara-negara Barat, dengan Presiden terpilih AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif yang tinggi terhadap negara-negara BRICS apabila mereka meninggalkan dolar dalam transaksi perdagangan.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2024 di Rusia semakin menunjukkan ambisi aliansi ini meninggalkan dolar AS. Kehadiran Menteri Luar Negeri RI Sugiono di KTT tersebut menandakan kehendak Indonesia dalam upaya itu.

KTT di Kazan pada 22-24 Oktober 2024 itu menyepakati Deklarasi Kazan. "Kami menugasi para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk terus memmpertimbangkan penerbitan mata uang lokal, perangkat pembayaran dan pembayaran," demikian tercantum dalam deklarasi itu.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Harta Karun Tanah Jarang...
Harta Karun Tanah Jarang Rusia Berkali Lipat dari Ukraina, Kini Disodorkan ke AS
Rusia Kantongi Rp470,1...
Rusia Kantongi Rp470,1 Triliun usai Caplok Aset Properti Perusahaan Asing
Dalam Sekejap, Harta...
Dalam Sekejap, Harta Wanita Terkaya di Indonesia Ini Lenyap Rp62 Triliun
Ratusan Perusahaan Barat...
Ratusan Perusahaan Barat Angkat Kaki dari Rusia, Putin Tutup Pintu Buat Kembali
Inggris dan UE Cari...
Inggris dan UE Cari Cara Gembosi Aset Beku Rusia, Nilainya Tembus Rp4.893 Triliun
Dampingi Wapres Gibran,...
Dampingi Wapres Gibran, Waketum Kadin Clarissa Tanoesoedibjo Dukung Pengembangan AI
Prabowo Bakal ke Rusia...
Prabowo Bakal ke Rusia Bulan Juni, Bahas Perjanjian Dagang
Trump Bangun Cadangan...
Trump Bangun Cadangan Bitcoin, Indonesia Tertarik Ikuti Jejak AS?
Pengembangan Proyek...
Pengembangan Proyek Gas Dinilai Hambat Tujuan Iklim Indonesia
Rekomendasi
Ajil Ditto & Giulio...
Ajil Ditto & Giulio Parengkuan Musuhan! Davina Karamoy Kena Skandal di Series Culture Shock 6
Niat dan Tata Cara Iktikaf...
Niat dan Tata Cara Iktikaf Ramadan, Simak Ya!
3 Jenderal Kostrad Digeser...
3 Jenderal Kostrad Digeser Panglima TNI, Salah Satunya Sandang Pangkat Mayjen TNI
Berita Terkini
Permudah Masyarakat,...
Permudah Masyarakat, Pertamina Delivery Service Siap Antar LPG Gratis
1 jam yang lalu
Terapkan Budaya Kerja...
Terapkan Budaya Kerja Inklusif, BRI Raih Penghargaan Anugerah Avirama Nawasena dari SBM ITB
1 jam yang lalu
Klaster Erwela: Merajut...
Klaster Erwela: Merajut Asa dan Prestasi Bersama BRI
2 jam yang lalu
Industri Hasil Tembakau...
Industri Hasil Tembakau Butuh Perhatian Lebih Kepala Daerah
3 jam yang lalu
Deposit Tanah Jarang...
Deposit Tanah Jarang Melimpah, Trump: Rusia Berada di Belahan Bumi Paling Berharga
4 jam yang lalu
3 Negara Pemegang Bitcoin...
3 Negara Pemegang Bitcoin Terbesar di Dunia, Tertinggi Nilainya Tembus Rp277,4 Triliun
6 jam yang lalu
Infografis
Makin Tertarik Gabung...
Makin Tertarik Gabung BRICS dan Siap Tinggalkan Dolar AS?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved