Hunian Vertikal di Pinggiran Kota Laris Manis

Rabu, 22 Juli 2015 - 10:27 WIB
Hunian Vertikal di Pinggiran...
Hunian Vertikal di Pinggiran Kota Laris Manis
A A A
Hunian vertikal seperti apartemen dan kondominium kini tidak lagi hanya berada di pusat kota, namun juga menyasar warga urban di daerah pinggiran. Kawasan penyangga ini beberapa tahun belakangan memang terus berkembang menjadi kota baru yang memiliki potensi bisnis properti yang cukup tinggi.

Pembangunan hunian vertikal di tengah Kota Jakarta semakin sesak. Hal ini memaksa para pengembang melirik kawasan penyangga Jakarta sebagai target pengembangan baru hunian model ini, dan terbukti proyek apartemen ini laris manis. Seperti pengalaman PT Sutera Agung Properti (SAP) yang baru saja memasarkan Apartemen Saumata.

Properti premium di Alam Sutera, Serpong, Tangerang ini sudah terjual 80% dari 203 unit apartemen tersebut. Penjualan tersebut didapatkan dari tower pertama. "Karena lokasi tentu saja. Alam Sutera ini kan kota mandiri yang sudah jadi dan apapun ada di situ, mulai mal terbesar, fasilitas pendidikan, hotel, rumah sakit internasional, dan lain-lainnya untuk memenuhi semua kebutuhan penghuni," kata Boy Noviyandi, Direktur Pemasaran SAP.

Boy mengakui, pada saat kondisi ekonomi kurang baik saat ini, penjualannya masih memuaskan. Dia tidak mengelak, bahwa lokasi dan fasilitas Alam Sutera mendukung hal tersebut, selain juga tahapan pembangunan yang dijanjikan kepada pembeli harus sesuai jadwal. "Kepercayaan dari pembeli itu muncul kalau setiap kemajuan pembangunan kita sampaikan ke pembeli dan dilandasi komitmen.

Februari 2014 lalu tanah ini masih kosong, lalu empat bulan kemudian kami pasang tiang pancang. Lalu, Februari 2015 bangunan sudah naik sampai lantai lima, dan sampai Juni lalu sudah naik lagi hingga lantai 19," kata Boy. Melihat capaian tersebut, Boy mengaku optimistis tower pertama apartemen tersebut terjual 100% hingga akhir tahun.

Untuk mencapai itu, rencana tutup atap yang semula ditargetkan Desember 2016, akan dia majukan menjadi November tahun ini. Bahkan, serah terima unit juga dikejar pada akhir 2016 atau kuartal pertama 2017. "Sedang saya push. Saya yakin kuartal ketiga semua unit yang ada sudah bisa diserahkan kepada pembeli," ujarnya. Seperti diberitakan sebelumnya, SAP menyiapkan dua proyek menara apartemen di Kawasan Serpong, Tangerang, Banten, tepatnya di Alam Sutera.

Kedua menara itu adalah tower pertama Saumata dan Saumata Suites. Boy mengklaim, khusus Saumata Suites akan menjadi apartemen tertinggi yang menjulang 40 lantai dalam bangunan 159 meter. Ketinggian apartemen tersebut mengalahkan seri perdananya, Saumata, yang hanya memiliki ketinggian 38 lantai.

Saat ini, belum ada apartemen eksisting maupun dalam tahap konstruksi yang mencapai ketinggian di atas 30 lantai atau di atas 150 meter di kawasan itu. Untuk merealisasikan pembangunan kedua menara itu, SAP merogoh kocek senilai Rp1,2 triliun. Dananya berasal dari ekuitas perusahaan, dan hasil penjualan.

Di lain pihak, Dua anak usaha PT Adhi Karya Tbk, yakni PT Adhi Persada Properti (APP) dan PT Adhi Persada Realti (APR) yang melebur dan mengusung nama APP bakal meluncurkan properti prestisius, yakni Grand Dhika Jatiwarna di Bekasi, Jawa Barat. Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 38 hektare ini mencakup perkantoran, mal, hotel, SOHO, ballroom, dan apartemen.

APP menaksir proyek ini memiliki nilai sekitar Rp4,2 triliun dan rampung secara keseluruhan dalam lima tahun terhitung 2015. "Tahap awal kami bangun menara apartemen Emerald yang berkapasitas 682 unit,” ujar Pulung Prahasto, Direktur Properti APP. Dia menambahkan, menara Emerald yang memiliki nilai Rp369 miliar tersebut akan dibangun dalam waktu 18 bulan.

Luas Emerald mencapai 5.000 meter persegi dengan luas area yang dapat dijual sekitar 27.000 meter persegi. "Ground breakingEmerald akan kami lakukan pada Agustus 2015, sedangkan yang sudah terjual sekitar 40%," papar Pulung. Selain Grand Dhika Jatiwarna, kata Pulung, sejumlah proyek apartemen maupun proyek superblok besutan APP terus berjalan sesuai dengan rencana.

"Tidak ada proyek kami yang tertunda dari jadwal. Sekalipun ada revisi desain lebih karena permintaan konsumen. Sedangkan untuk proyek di Yogyakarta yang semula dijadwalkan ground breakingpada Mei menjadi Agustus 2015 juga karena faktor perizinan, bukan karena keputusan kami,” ujarnya.

Proyek yang didesain ulang, tambah dia, terkait dengan permintaan penyewa mal yang terletak di Grand Dhika City. Desain mal yang berketinggian tiga lantai itu disesuaikan dengan kebutuhan penyewa dan struktur apartemen yang melingkupi pusat perbelanjaan tersebut. Grand Dhika City merupakan salah satu proyek utama APP.

Kelak, di proyek ini berdiri hunian jangkung yang mencakup apartemen, perkantoran, hotel, hingga mal. Tahap awal, APP membangun menara apartemen Cempaka. Proyek berkapasitas 914 unit apartemen ini telah terjual sebanyak 85%. "Serah terima apartemen di menara Cempaka kami lakukan pada Agustus 2015,” sebut Pulung. Sementara itu, proyek apartemen Sinar Mas Land Group terserap secara sempurna yaitu Kalyana Tower sebanyak 746 unit di dalam pengembangan Akasa Pure Living.

Kalyana Tower ini didominasi oleh unit tipe studio seukuran 22 meter persegi. Tak puas dengan Kalyana Tower, per 12 Juni 2015, Sinar Mas Land kemudian menawarkan menara kedua yakni Kirana Tower dengan lima pilihan tipe unit. Kelima tipe ini adalah studio dengan luas semi gross 22,48 meter persegi, tipe studio sudut dengan luas semi gross 27,65 meter persegi, tipe 1 kamar tidur berdimensi 26,96 meter persegi, tipe satu kamar tidur A seluas 30,24 meter persegi, dan tipe dua kamar tidur 50,22 meter persegi.

“Proyek ini dirancang dengan konsep hijau. Sesuai dengan komitmen Sinar Mas Land untuk membangun green buildingdan menerapkan green architecture dalam setiap produk propertinya. Maka kami juga fokus terhadap lingkungan hunian yang mendukung konsep greenini,” ujar Managing Director Corporate Strategy and Services Sinar Mas Land Group, Ishak Chandra.

Ishak mengutarakan, pihaknya tak hanya menawarkan hunian, melainkan juga nilai investasi dengan potensi tinggi. Oleh karena itu, tidak seperti portofolio Sinar Mas Land lainnya yang rerata menyentuh angka di atas Rp 1 miliar, Kirana Tower dibanderol hanya Rp267 juta di luar PPn per unit. Jika dihitung per meter persegi, maka harganya terbilang kompetitif yakni Rp11,8 juta.

Besarnya ceruk pasar menengah ke bawah ini, juga dibidik PT Amazana Kencana. Mereka mendulang penjualan 60% dari total 467 unit Amazana Serpong Residences. Apartemen ini berlokasi di Jl Raya Jelupang, Serpong Utara. Direktur Utama PT Amazana Kencana, Boediman Widjaja, mengungkapkan segmen pasar menengah ke bawah di kawasan Serpong sangat besar dan potensial.

Karena itu, sebanyak 70% dari total 467 unit Amazana Serpong Residences merupakan tipe studio seluas 22 meter persegi yang harganya hanya Rp370 juta per unit. Sementara tipe lainnya adalah satu kamar tidur seluas 28 meter persegi dengan banderol Rp475 juta, griya tawang seluas 45 meter seharga Rp1 miliar, dan small office home office(SOHO) seluas 141 meter persegi, dipatok Rp1,925 miliar. "Kami berani merambah kelas ini karena kebutuhannya tinggi.

Terutama di Serpong. Pasarnya adalah para mahasiswa yang belajar di kampus-kampus seperti Binus, Prasetya Mulya, German University dan lain-lain," tutur Boediman. Selain mahasiswa, segmen lainnya yang tak kalah potensial menurut Direktur PT Amazana Kencana, Thomas Go, adalah karyawan dan manajer yang berkantor di koridor TB Simatupang, dan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

"Mereka membutuhkan hunian representatif dengan harga kompetitif dan dekat dengan tempat kerja. Amazana bisa diakses melalui Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR)," tandas Thomas. Hingga saat ini, buka Thomas, Amazana Serpong Residences yang dikembangkan dengan nilai investasi Rp180 miliar, telah meraup 60% pembeli. Rencananya apartemen ini akan diserahterimakan secara bertahap mulai Desember 2016 hingga April 2017 mendatang.

Rendra hanggara
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0766 seconds (0.1#10.140)