Masyarakat Mulai Uji Keandalan Pertalite
A
A
A
JAKARTA - Setelah diluncurkannya bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis pertalite oleh PT Pertamina (persero), tidak sedikit masyarakat penasaran dan mencoba keandalan BBM dengan nomor oktan (research octane number/RON) 90 tersebut.
Terpantau di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cikini, Jakarta Pusat milik Pertamina, banyak masyarakat mulai uji coba. Salah satunya Kris Hutagalung (28) pria pengguna kendaraan roda empat asal Salemba tersebut mengaku penasaran terhadap kehadiran pertalite.
"Saya awalnya penasaran, baru pertama kali ini mencoba pertalite. Biasanya saya menggunakan RON 92 (pertamax) tapi karena kadar oktannya tidak terlalu jauh dengan pertamax, maka saya coba dulu pakai pertalite," ujarnya kepada Sindonws saat ditemui di SPBU 34.103.03 Cikini, Jakarta, kemarin.
Dia mengaku jika BBM jenis pertalite nantinya bagus maka tidak menutup kemungkinan akan berpindah ke pertalite. Pasalnya, di samping harga lebih murah pihaknya juga tidak khawatir dengan pembakaran di mesin kendaraannya. (Baca: Masyarakat Penasaran dengan BBM Baru Pertalite).
"Tapi dilihat dulu soalnya kan baru uji coba. Kalau pembakaran sama dengan pertamax saya akan lanjut dengan pertalite. Misalkan bagus di mesin saya lanjutkan ke pertalite," jelasnya.
Kris memperkirakan dengan mengonsumsi pertalite akan lebih hemat dengan selisih Rp1.000 per liter dibanding pertamax. Namun, apabila hasil pembakaran tidak sesuai harapan pihaknya tetap akan menggunakan pertamax atau pertamax plus.
"Tapi saya lihat dulu hasilnya, kalau perbandingan antara premium dengan pertamax kontan gasnya memang jauh banget. Tapi kalau antara RON 90 dengan RON 92 tidak terlalu jauh semoga bagus di mesin," tuturnya.
Sama halnya dengan Alvie (34), pria asal Kalimalang ini mengaku penasaran dengan produk baru yang diluncurkan oleh Pertamina. Pengguna kendaraan roda dua ini pun kemudian berkeinginan mencoba keandalan bensin berwarna hijau tersebut.
"Saya baru pertama ini mencoba, kalau dilihat kadar oktannya sepertinya lebih bagus dari premium," ungkapnya. (Baca: Pertalite Resmi Meluncur Rp8.400/Liter)
Dia mengaku gembira dengan dilaunchingnya pertalite, karena selama ini pihaknya mengaku dilema menggunakan premium atau pertamax. Lantaran kalau menggunakan premium pembakaran mesinnya dirasa tidak bagus, tapi kalau menggunakan pertamax harganya kemahalan. Maka, keberadaan pertalite dianggap sebagai solusi dari pertamina terutama bagi pengguna premium.
"Untuk harga sekarang saya rasa juga sudah pas tidak terlalu tinggi dengan selisih Rp1.000. Tapi masalahnya ini kan non subsidi tapi saya harap tidak naik karena kalau dinaikkan lagi mahal pindah lagi ke premium," jelasnya.
Kepala Ship SPBU 34.103.03 Cikini Rahmad Novizar optimistis selama hari kerja biasa SPBU Cikini mampu menjual pertalite sebesar 5.000 liter per hari sesuai target dari Pertamina Pusat. Namun, untuk hari libur Sabtu-Minggu pihaknya mengaku kesulitan menjual 5.000 liter karena biasanya sepi pengunjung, apalagi saat ini masih proses uji coba dan sosialisasi.
"Untuk hari libur satu hari perkiraannya 2-3 kiloliter (kl). Tapi tergantung juga kalau rame bisa 4 kl. Tapi untuk hari biasa targetnya bisa 5 kl," ungkapnya.
Menurutnya, stok pertalite yang masuk di SPBU Cikini saat ini sebesar 16.000 liter atau 16 kl. Pasokan pertalite diperoleh dari Depot Plumpang. "Stok di taruh di tangki pendem, di sini masih kosong 21.000 liter-an. Tapi kami enggak target kapan harus dihabiskan soalnya masih sosialiasi," jelas dia.
Terkait sosialisasi, pihaknya mengaku tidak ada pemaksaan kepada konsumen. Menurutnya, konsumen dipersilakan memilih varian-varian yang sudah disediakan di SPBU.
"Jadi sosialisasinya ini hanya mereka yang menggunakan premium, untuk yang sudah mengonsumsi pertamax justru kita senang tidak ada sosialisasi lagi," kata dia.
Rahmad mengaku kebanyakan konsumen pertalite didominasi pengguna premium. Tapi tidak sedikit juga mereka yang menggunakan pertamax kemudian mencoba pertalite. "Dari data sampai sore ini (kemarin) lumayan banyak yang uji coba.
Karena hari libur sepertinya tidak sampai 5 kl," kata dia.
Baca juga:
Pertalite Diluncurkan, Pertamina Harus Jeli Lihat Animo Masyarakat
BBM Pertalite Sudah Bisa Dibeli mulai Pukul 00.00 WIB
DPR Pertanyakan Dana Rp60 M Bangun SPBU Pertalite
Terpantau di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cikini, Jakarta Pusat milik Pertamina, banyak masyarakat mulai uji coba. Salah satunya Kris Hutagalung (28) pria pengguna kendaraan roda empat asal Salemba tersebut mengaku penasaran terhadap kehadiran pertalite.
"Saya awalnya penasaran, baru pertama kali ini mencoba pertalite. Biasanya saya menggunakan RON 92 (pertamax) tapi karena kadar oktannya tidak terlalu jauh dengan pertamax, maka saya coba dulu pakai pertalite," ujarnya kepada Sindonws saat ditemui di SPBU 34.103.03 Cikini, Jakarta, kemarin.
Dia mengaku jika BBM jenis pertalite nantinya bagus maka tidak menutup kemungkinan akan berpindah ke pertalite. Pasalnya, di samping harga lebih murah pihaknya juga tidak khawatir dengan pembakaran di mesin kendaraannya. (Baca: Masyarakat Penasaran dengan BBM Baru Pertalite).
"Tapi dilihat dulu soalnya kan baru uji coba. Kalau pembakaran sama dengan pertamax saya akan lanjut dengan pertalite. Misalkan bagus di mesin saya lanjutkan ke pertalite," jelasnya.
Kris memperkirakan dengan mengonsumsi pertalite akan lebih hemat dengan selisih Rp1.000 per liter dibanding pertamax. Namun, apabila hasil pembakaran tidak sesuai harapan pihaknya tetap akan menggunakan pertamax atau pertamax plus.
"Tapi saya lihat dulu hasilnya, kalau perbandingan antara premium dengan pertamax kontan gasnya memang jauh banget. Tapi kalau antara RON 90 dengan RON 92 tidak terlalu jauh semoga bagus di mesin," tuturnya.
Sama halnya dengan Alvie (34), pria asal Kalimalang ini mengaku penasaran dengan produk baru yang diluncurkan oleh Pertamina. Pengguna kendaraan roda dua ini pun kemudian berkeinginan mencoba keandalan bensin berwarna hijau tersebut.
"Saya baru pertama ini mencoba, kalau dilihat kadar oktannya sepertinya lebih bagus dari premium," ungkapnya. (Baca: Pertalite Resmi Meluncur Rp8.400/Liter)
Dia mengaku gembira dengan dilaunchingnya pertalite, karena selama ini pihaknya mengaku dilema menggunakan premium atau pertamax. Lantaran kalau menggunakan premium pembakaran mesinnya dirasa tidak bagus, tapi kalau menggunakan pertamax harganya kemahalan. Maka, keberadaan pertalite dianggap sebagai solusi dari pertamina terutama bagi pengguna premium.
"Untuk harga sekarang saya rasa juga sudah pas tidak terlalu tinggi dengan selisih Rp1.000. Tapi masalahnya ini kan non subsidi tapi saya harap tidak naik karena kalau dinaikkan lagi mahal pindah lagi ke premium," jelasnya.
Kepala Ship SPBU 34.103.03 Cikini Rahmad Novizar optimistis selama hari kerja biasa SPBU Cikini mampu menjual pertalite sebesar 5.000 liter per hari sesuai target dari Pertamina Pusat. Namun, untuk hari libur Sabtu-Minggu pihaknya mengaku kesulitan menjual 5.000 liter karena biasanya sepi pengunjung, apalagi saat ini masih proses uji coba dan sosialisasi.
"Untuk hari libur satu hari perkiraannya 2-3 kiloliter (kl). Tapi tergantung juga kalau rame bisa 4 kl. Tapi untuk hari biasa targetnya bisa 5 kl," ungkapnya.
Menurutnya, stok pertalite yang masuk di SPBU Cikini saat ini sebesar 16.000 liter atau 16 kl. Pasokan pertalite diperoleh dari Depot Plumpang. "Stok di taruh di tangki pendem, di sini masih kosong 21.000 liter-an. Tapi kami enggak target kapan harus dihabiskan soalnya masih sosialiasi," jelas dia.
Terkait sosialisasi, pihaknya mengaku tidak ada pemaksaan kepada konsumen. Menurutnya, konsumen dipersilakan memilih varian-varian yang sudah disediakan di SPBU.
"Jadi sosialisasinya ini hanya mereka yang menggunakan premium, untuk yang sudah mengonsumsi pertamax justru kita senang tidak ada sosialisasi lagi," kata dia.
Rahmad mengaku kebanyakan konsumen pertalite didominasi pengguna premium. Tapi tidak sedikit juga mereka yang menggunakan pertamax kemudian mencoba pertalite. "Dari data sampai sore ini (kemarin) lumayan banyak yang uji coba.
Karena hari libur sepertinya tidak sampai 5 kl," kata dia.
Baca juga:
Pertalite Diluncurkan, Pertamina Harus Jeli Lihat Animo Masyarakat
BBM Pertalite Sudah Bisa Dibeli mulai Pukul 00.00 WIB
DPR Pertanyakan Dana Rp60 M Bangun SPBU Pertalite
(izz)