BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan di Bawah 2,3%
A
A
A
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2015 diprediksi turun, yakni di bawah 2,3% dari produk domestik bruto (PDB) atau sebesar USD5 miliar.
Menurut dia, menurunnya defisit transaksi berjalan ini dipengaruhi surplus neraca perdagangan dalam beberapa bulan terakhir serta banyaknya permintaan valuta asing (valas) dibanding suplai.
"Ini menunjukkan transaksi berjalan baik walau tetap defisit. Dan selama transaksi berjalan defisit artinya permintaan valas lebih banyak dari suplai valas. Jadi, kalau rupiah tertekan, itu wajar, tapi ini tertekan yang sifatnya sementara," ujar Agus kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Neraca finansial menunjukkan kinerja positif di mana aliran modal asing (capital inflow) dari Januari hingga Juli 2015 sudah mencapai Rp67 triliun.
"Memang kalau dibanding tahun lalu Rp140 triliun, artinya kalau Rp67 triliun itu menunujukan kepercayaan pada Indonesia. Dan kemarin kita dengar tax holiday mau diberikan ke sektor-sektor yang bisa memberikan hilirisasi dan industri nilai tambah. Jadi ini membuktikan memang sedang ada transisi (ekonomi)," jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan, jika reforma bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menjaga keadaan ekonomi Indonesia, maka defisit transaksi berjalan dapat ditekan hingga di bawah 2,5% terhadap PDB.
Menurut dia, menurunnya defisit transaksi berjalan ini dipengaruhi surplus neraca perdagangan dalam beberapa bulan terakhir serta banyaknya permintaan valuta asing (valas) dibanding suplai.
"Ini menunjukkan transaksi berjalan baik walau tetap defisit. Dan selama transaksi berjalan defisit artinya permintaan valas lebih banyak dari suplai valas. Jadi, kalau rupiah tertekan, itu wajar, tapi ini tertekan yang sifatnya sementara," ujar Agus kepada wartawan di Jakarta, kemarin.
Neraca finansial menunjukkan kinerja positif di mana aliran modal asing (capital inflow) dari Januari hingga Juli 2015 sudah mencapai Rp67 triliun.
"Memang kalau dibanding tahun lalu Rp140 triliun, artinya kalau Rp67 triliun itu menunujukan kepercayaan pada Indonesia. Dan kemarin kita dengar tax holiday mau diberikan ke sektor-sektor yang bisa memberikan hilirisasi dan industri nilai tambah. Jadi ini membuktikan memang sedang ada transisi (ekonomi)," jelasnya.
Pihaknya mengungkapkan, jika reforma bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menjaga keadaan ekonomi Indonesia, maka defisit transaksi berjalan dapat ditekan hingga di bawah 2,5% terhadap PDB.
(izz)