Pemerintah dan BI Diimbau Hati-hati Gunakan Cadev
A
A
A
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) diimbau berhati-hati menggunakan cadangan devisa (cadev), sebagai bentuk intervensi saat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melorot seperti sekarang ini.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto menuturkan, cadev dalam mekanisme kebijakan moneter bisa digunakan apabila fluktuasi nilai tukar bergerak melewati ambang batas dari BI. (Baca: Pemerintah Tak Akan Pakai Cadangan Devisa Atasi Rupiah)
"Tapi digunakannya (cadev) harus momentumnya pas. Memang tidak boleh sembarangan menggunakan cadev-nya. Kalau diintervensi terus menerus kita enggak akan mampu melawan pelemahan," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Menurutnya, semakin besar diintervensi akan menurunkan tingkat kepercayaan diri pemerintah dalam menghadapi pelemahan rupiah. Terlebih, pelemahan rupiah sekarang ini juga buntut dari isu kenaikan tingkat suku bunga AS (The Fed).
"Kalau hanya sentimen saja, penggunaan cadev itu harus hati-hati. Kalau demand naik, seperti tingkat impor yang meningkat ya itu memang harus disediakan. Cadev itu kan dibentuk tujuannya untuk jaga stabilitas," imbuh dia.
Eko mengungkapkan, penggunaan cadev untuk meredam fluktuasi rupiah adalah opsi terakhir saat berbagai macam langkah, seperti peningkatan devisa hasil ekspor (DHE) dan penggunaan rupiah dalam transaksi di dalam negeri tidak mempan meredam fluktuasi tersebut. (Baca: Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah
source: http://ekbis.sindonews.com/read/1028382/33/pemerintah-tak-punya-strategi-lagi-atasi-pelemahan-rupiah-1438433629Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah)
"Masalah timing itu otoritas BI, dan yang paling penting rupiah goyangnya itu karena faktor fundamental. Kalau sekadar rumor, menurut saya memang ditahan dulu. Kalau terus tergerus berapapun yang digelontorkan tidak akan memperbaiki nilai tukar rupiah," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto menuturkan, cadev dalam mekanisme kebijakan moneter bisa digunakan apabila fluktuasi nilai tukar bergerak melewati ambang batas dari BI. (Baca: Pemerintah Tak Akan Pakai Cadangan Devisa Atasi Rupiah)
"Tapi digunakannya (cadev) harus momentumnya pas. Memang tidak boleh sembarangan menggunakan cadev-nya. Kalau diintervensi terus menerus kita enggak akan mampu melawan pelemahan," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Menurutnya, semakin besar diintervensi akan menurunkan tingkat kepercayaan diri pemerintah dalam menghadapi pelemahan rupiah. Terlebih, pelemahan rupiah sekarang ini juga buntut dari isu kenaikan tingkat suku bunga AS (The Fed).
"Kalau hanya sentimen saja, penggunaan cadev itu harus hati-hati. Kalau demand naik, seperti tingkat impor yang meningkat ya itu memang harus disediakan. Cadev itu kan dibentuk tujuannya untuk jaga stabilitas," imbuh dia.
Eko mengungkapkan, penggunaan cadev untuk meredam fluktuasi rupiah adalah opsi terakhir saat berbagai macam langkah, seperti peningkatan devisa hasil ekspor (DHE) dan penggunaan rupiah dalam transaksi di dalam negeri tidak mempan meredam fluktuasi tersebut. (Baca: Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah
source: http://ekbis.sindonews.com/read/1028382/33/pemerintah-tak-punya-strategi-lagi-atasi-pelemahan-rupiah-1438433629Pemerintah Tak Punya Strategi Lagi Atasi Pelemahan Rupiah)
"Masalah timing itu otoritas BI, dan yang paling penting rupiah goyangnya itu karena faktor fundamental. Kalau sekadar rumor, menurut saya memang ditahan dulu. Kalau terus tergerus berapapun yang digelontorkan tidak akan memperbaiki nilai tukar rupiah," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Berakhir Terkapar Lewati Rp13.500/USD
Stamina Loyo Bikin RI Rentan Kondisi Eksternal
USD Makin Perkasa, Sirine Awal Krisis Keuangan Global
Isu Suku Bunga Fed Hempaskan Rupiah
(dmd)