Anggrek dan Pohon di Hutan
A
A
A
Alkisah, di sebuah hutan, terdapat sebuah bunga anggrek yang tumbuhnya menempel pangkal batang sebuah pohon besar.
Anggrek sangat nyaman bersama sang pohon karena selain bisa mendapat makanan yang cukup. Ia juga terlindung dari teriknya sinar matahari dan derasnya air hujan yang mengguyur. Namun, suatu kali bencana besar datang. Angin bertiup kencang disertai hujan sangat lebat. Tiba-tiba petir menyambar dengan kerasnya tepat di pohon besar tempat anggrek bernaung.
Batang yang tadinya besar dan kokoh kini patah beberapa bagian. Pohon yang tadinya jadi rumah si anggrek kini hancur, hampir berantakan. Anggrek menangis sejadi-jadinya, ketakutan akan masa depannya. Tersedu-sedu ia berkata, ”Pohon... kamu selama ini yang melindungi aku dari panas dan hujan. Kenapa kamu jadi begini? Kamu juga baik mengizinkan aku mengambil sebagian makanan dari batangmu.
Sekarang... kamu sendiri hanya tersisa beberapa daun hijau di sebagian sisa batangmu. Siapa lagi yang akan melindungiku?” Pohon yang tersisa, melihat anggrek terus menangis, menyapa sahabatnya itu. ” Wa h a i anggrek. Jangan menangis. Aku pun mengalami kejadian yang sangat menyulitkan. Tapi, aku bersyukur bisa tetap hidup meski hanya dengan sedikit sisa daun di batangkuini.
Akuyakin, dengansisa ini, aku akan tetap bisa kembali tumbuh meski tak sesempurna dulu lagi. Begitu juga kamu. Lihatlah, kilau mentari pagi yang kini l a n g - sung mengenaimu. Kamu tampak semakin indah, ditambah embun yang menempel di tubuhmu. Panas mentari dan hujan yang langsung mengenaimu, pasti akan membuatmu semakin subur, cantik, dan berbunga lebih banyak.
Tentunya akan makin banyakyangmengagumikeindahanmu.” Anggrek tersentak dengan ucapan pohon sahabatnya itu. Ia kini sadar. Ujian semalam ternyata malah membuka hal lain yang tak pernah terpikirkan selama ini. Anggrek yang indah ternyata jauh lebih indah saat terkena pancaran mentari langsung. Air yang mengenainya langsung juga membuat anggrek tumbuh lebih subur.
The Cup of Wisdom
Sama dengan kita yang sering terlena di zona nyaman, kadang tidaklagi merasa harus belajar dan memperbaiki diri. Makin nyaman seseorang, makin ia tidak mau beranjak pergi dari tempatnya. Hal itulah yang kadang-kadang membuat seseorang menjadi berhenti, melambatdanmalahakhirnya kemudian terlibas oleh kemajuan zaman atau perubahan yang terjadi.
Padahal, kalau mau keluar dari zona nyaman, kadang tersedia peluang yang jauh lebih indah, lebih menyenangkan, lebih menghasilkan. Banyak yang masih bisa digali! Peristiwa yang disebut musibah atau bencana terkadang diperlukan hadir untuk mengingatkan kita agar mawas diri dan mulaibelajarlagi. Pada saat awalkejadian, sangat wajar kita mungkin ”menangis” seperti sang anggrek. Namun, perlu kita yakini bahwa itu semua datang untuk membawa kita jadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Mari, terus bersiap diri. Evaluasi setiap hari, lakukan pembelajaran tiada henti. Tidak takut ancaman dan cobaan yang bisa datang setiap saat. Seringkali di sanalah pertumbuhan mental sedang terjadi untuk menyongsong sukses yang akan kita raih. Salam sukses, luar biasa!
Anggrek sangat nyaman bersama sang pohon karena selain bisa mendapat makanan yang cukup. Ia juga terlindung dari teriknya sinar matahari dan derasnya air hujan yang mengguyur. Namun, suatu kali bencana besar datang. Angin bertiup kencang disertai hujan sangat lebat. Tiba-tiba petir menyambar dengan kerasnya tepat di pohon besar tempat anggrek bernaung.
Batang yang tadinya besar dan kokoh kini patah beberapa bagian. Pohon yang tadinya jadi rumah si anggrek kini hancur, hampir berantakan. Anggrek menangis sejadi-jadinya, ketakutan akan masa depannya. Tersedu-sedu ia berkata, ”Pohon... kamu selama ini yang melindungi aku dari panas dan hujan. Kenapa kamu jadi begini? Kamu juga baik mengizinkan aku mengambil sebagian makanan dari batangmu.
Sekarang... kamu sendiri hanya tersisa beberapa daun hijau di sebagian sisa batangmu. Siapa lagi yang akan melindungiku?” Pohon yang tersisa, melihat anggrek terus menangis, menyapa sahabatnya itu. ” Wa h a i anggrek. Jangan menangis. Aku pun mengalami kejadian yang sangat menyulitkan. Tapi, aku bersyukur bisa tetap hidup meski hanya dengan sedikit sisa daun di batangkuini.
Akuyakin, dengansisa ini, aku akan tetap bisa kembali tumbuh meski tak sesempurna dulu lagi. Begitu juga kamu. Lihatlah, kilau mentari pagi yang kini l a n g - sung mengenaimu. Kamu tampak semakin indah, ditambah embun yang menempel di tubuhmu. Panas mentari dan hujan yang langsung mengenaimu, pasti akan membuatmu semakin subur, cantik, dan berbunga lebih banyak.
Tentunya akan makin banyakyangmengagumikeindahanmu.” Anggrek tersentak dengan ucapan pohon sahabatnya itu. Ia kini sadar. Ujian semalam ternyata malah membuka hal lain yang tak pernah terpikirkan selama ini. Anggrek yang indah ternyata jauh lebih indah saat terkena pancaran mentari langsung. Air yang mengenainya langsung juga membuat anggrek tumbuh lebih subur.
The Cup of Wisdom
Sama dengan kita yang sering terlena di zona nyaman, kadang tidaklagi merasa harus belajar dan memperbaiki diri. Makin nyaman seseorang, makin ia tidak mau beranjak pergi dari tempatnya. Hal itulah yang kadang-kadang membuat seseorang menjadi berhenti, melambatdanmalahakhirnya kemudian terlibas oleh kemajuan zaman atau perubahan yang terjadi.
Padahal, kalau mau keluar dari zona nyaman, kadang tersedia peluang yang jauh lebih indah, lebih menyenangkan, lebih menghasilkan. Banyak yang masih bisa digali! Peristiwa yang disebut musibah atau bencana terkadang diperlukan hadir untuk mengingatkan kita agar mawas diri dan mulaibelajarlagi. Pada saat awalkejadian, sangat wajar kita mungkin ”menangis” seperti sang anggrek. Namun, perlu kita yakini bahwa itu semua datang untuk membawa kita jadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Mari, terus bersiap diri. Evaluasi setiap hari, lakukan pembelajaran tiada henti. Tidak takut ancaman dan cobaan yang bisa datang setiap saat. Seringkali di sanalah pertumbuhan mental sedang terjadi untuk menyongsong sukses yang akan kita raih. Salam sukses, luar biasa!
(ars)