Rusia Agresif Tawarkan Investasi Bangun PLTN
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan, Rusia telah menawarkan diri untuk menjadi investor dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.
Kendati demikian, Rida menjelaskan, masyarakat Indonesia masih belum bisa menerima pembangunan PLTN di Tanah Air lantarandinilai belum siap untuk mengoperasikannya.
Dengan begitu, dia menambahkan, meski ada investor dengan dana besar yang menawarkan pembangunan PLTN di Indonesia, akan sulit terlaksana jika tidak mendapat dukungan dari masyarakat.
"Ini bukan masalah dananya tidak ada, bukan teknologinya tapi menyangkut daya terima masyarakat. Itu yang buat lama. Soviet (Rusia) sudah menawarkan menjadi investor. Sebetulnya banyak (investor lain), tapi mereka (Rusia) yang paling agresif," kata Rida di Jakarta, Senin (10/8/2015).
Investor Rusia, Rida menuturkan, telah menawarkan paket, mulai dari pengajaran, pengelolaan, pelatihan, fasilitas, pembangunan, perawatan hingga mengurus limbahnya.
"Mereka paketkan itu jadi satu. Jadi sepaket itu, seluk beluk soal nuklir sudah ada," ujarnya.
Selain Rusia, dia mengungkapkan, Iran juga sudah menawarkan bantuan dana sejak 2012-2013 ke Indonesia untuk mengembangkan pembangkit nuklir.
"Sudah semenjak 2012-2013, sudah ngobrol-ngobrol. Baru ngobrol saja, belum sampai write down MoU atau kerja sama konkret. Kita lagi mengurutkan perlunya kita apa membangun ini," pungkasnya.
Kendati demikian, Rida menjelaskan, masyarakat Indonesia masih belum bisa menerima pembangunan PLTN di Tanah Air lantarandinilai belum siap untuk mengoperasikannya.
Dengan begitu, dia menambahkan, meski ada investor dengan dana besar yang menawarkan pembangunan PLTN di Indonesia, akan sulit terlaksana jika tidak mendapat dukungan dari masyarakat.
"Ini bukan masalah dananya tidak ada, bukan teknologinya tapi menyangkut daya terima masyarakat. Itu yang buat lama. Soviet (Rusia) sudah menawarkan menjadi investor. Sebetulnya banyak (investor lain), tapi mereka (Rusia) yang paling agresif," kata Rida di Jakarta, Senin (10/8/2015).
Investor Rusia, Rida menuturkan, telah menawarkan paket, mulai dari pengajaran, pengelolaan, pelatihan, fasilitas, pembangunan, perawatan hingga mengurus limbahnya.
"Mereka paketkan itu jadi satu. Jadi sepaket itu, seluk beluk soal nuklir sudah ada," ujarnya.
Selain Rusia, dia mengungkapkan, Iran juga sudah menawarkan bantuan dana sejak 2012-2013 ke Indonesia untuk mengembangkan pembangkit nuklir.
"Sudah semenjak 2012-2013, sudah ngobrol-ngobrol. Baru ngobrol saja, belum sampai write down MoU atau kerja sama konkret. Kita lagi mengurutkan perlunya kita apa membangun ini," pungkasnya.
(rna)