Pabrikan Mobil China Gandeng Produsen Lokal
A
A
A
JAKARTA - Produsen automotif asal China, PT SAIC-GM-Wuling (SGMW) Motor Indonesia, akan menggandeng sekitar 40 produsen komponen lokal dalam rencana investasinya di dalam negeri.
SGMW berencana membangun pabrik senilai USD700 juta di kawasan industri Delta Mas, Cikarang, Jawa barat, dengan target mulai produksi pada 2017. Rencananya, fasilitas produksi perusahaan akan menempati lahan seluas sekitar 30 hektare (ha). SGMW juga akan membangun pabrik komponen berdekatan dengan assembly line.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, SGMW sudah membina sekitar 40 produsen komponen lokal. Pihaknya meminta supaya mereka bisa membina lebih banyak lagi produsen komponen lokal. ”Jangan sampai kebanyakan dari China. Saya katakan kepada mereka, tolong bisa dikembangkan, tidak hanya 40, tapi lebih banyak lagi,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Putu melanjutkan, pabrik mobil yang akan dibangun di lahan seluas 30 ha itu diperkirakan bisa membuka lapangan kerja sebanyak 1.000 orang. Pada tahap pertama, SGMW akan membangun pabrik mobil berkapasitas 120.000 unit per tahun. Putu menambahkan, pihaknya juga meminta agar SGMW tidak hanya mengincar pasar Indonesia, namun menyiapkan investasinya untuk menjadi basis produksi untuk ekspor.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pihaknya terus meminta para pabrikan automotif agar industri komponen dalam negeri betul-betul diperhatikan. Industri automotif di negara tetangga seperti Thailand bisa lebih maju karena industri komponen juga dikembangkan. ”Makanya kita minta kepada principal agar komponen diproduksi di Indonesia.
Tentu dengan syarat bermitra dengan industri di dalam negeri, sehingga industri kita ikut berkembang juga,” ujarnya. Menurut Saleh, saat ini industri pendukung juga sedang dikembangkan, antara lain oleh Nippon Steel dan Krakatau Steel, yang memproduksi baja untuk keperluan automotif.
”Selama ini kita impor karena belum bisa memproduksi lembaran baja untuk luarnya. Sekarang ini lagi dibangun pabriknya. Artinya, ke depannya TKDN akan lebih besar. Ini yang terus kita dorong sehingga industri komponen di dalam negeri bisa tumbuh,” pungkasnya.
Oktiani endarwati
SGMW berencana membangun pabrik senilai USD700 juta di kawasan industri Delta Mas, Cikarang, Jawa barat, dengan target mulai produksi pada 2017. Rencananya, fasilitas produksi perusahaan akan menempati lahan seluas sekitar 30 hektare (ha). SGMW juga akan membangun pabrik komponen berdekatan dengan assembly line.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, SGMW sudah membina sekitar 40 produsen komponen lokal. Pihaknya meminta supaya mereka bisa membina lebih banyak lagi produsen komponen lokal. ”Jangan sampai kebanyakan dari China. Saya katakan kepada mereka, tolong bisa dikembangkan, tidak hanya 40, tapi lebih banyak lagi,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Putu melanjutkan, pabrik mobil yang akan dibangun di lahan seluas 30 ha itu diperkirakan bisa membuka lapangan kerja sebanyak 1.000 orang. Pada tahap pertama, SGMW akan membangun pabrik mobil berkapasitas 120.000 unit per tahun. Putu menambahkan, pihaknya juga meminta agar SGMW tidak hanya mengincar pasar Indonesia, namun menyiapkan investasinya untuk menjadi basis produksi untuk ekspor.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pihaknya terus meminta para pabrikan automotif agar industri komponen dalam negeri betul-betul diperhatikan. Industri automotif di negara tetangga seperti Thailand bisa lebih maju karena industri komponen juga dikembangkan. ”Makanya kita minta kepada principal agar komponen diproduksi di Indonesia.
Tentu dengan syarat bermitra dengan industri di dalam negeri, sehingga industri kita ikut berkembang juga,” ujarnya. Menurut Saleh, saat ini industri pendukung juga sedang dikembangkan, antara lain oleh Nippon Steel dan Krakatau Steel, yang memproduksi baja untuk keperluan automotif.
”Selama ini kita impor karena belum bisa memproduksi lembaran baja untuk luarnya. Sekarang ini lagi dibangun pabriknya. Artinya, ke depannya TKDN akan lebih besar. Ini yang terus kita dorong sehingga industri komponen di dalam negeri bisa tumbuh,” pungkasnya.
Oktiani endarwati
(ftr)