Ekonomi Melambat, Ekspor-Impor Turun

Rabu, 19 Agustus 2015 - 09:21 WIB
Ekonomi Melambat, Ekspor-Impor Turun
Ekonomi Melambat, Ekspor-Impor Turun
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Juli 2015 mencatat surplus sebesar USD1,33 miliar. Namun, capaian tersebut dinilai lebih disebabkan oleh turunnya kinerja impor yang lebih cepat ketimbang ekspor.

Secara keseluruhan, akibat pelambatan ekonomi, kinerja ekspor maupun impor samasama mengalami penurunan. BPS mencatat, nilai ekspor selama Juli 2015 mencapai USD11,41 miliar atau turun 15,53% dibanding Juni 2015 (month to month /mtm) dan turun 19,23% dibanding Juli 2014 (year on year /yoy). Sementara impor selama Juli 2015 hanya mencapai USD10,08 miliar atau turun 22,36% dibanding Juni 2015 (mtm) dan turun 28,44% dibanding Juli 2014 (yoy).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto mengatakan, neraca perdagangan yang surplus tidak dapat dikatakan menjadi prestasi pemerintah. Sebab, surplus tersebut terjadi akibat menurunnya impor, termasuk impor barang baku/penolong dan barang modal yang persentasenya cukup signifikan.

”Adanya surplus ini bagus secara makroekonomi untuk memperbaiki defisit (transaksi berjalan). Tapi, melihat kinerja ekspor-impor melemah karena perlambatan ekonomi, bisa dibilang tidak ada prestasi,” tegasnya kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Eko berpendapat, turunnya impor lebih disebabkan kondisi ekonomi yang melambat dibanding dampak kebijakan pemerintah dalam menekan impor.

Idealnya, penurunan impor dibarengi dengan perbaikan industri substitusi impor sehingga barang-barang lebih banyak disuplai dari dalam negeri. ”Tapi, faktanya kan perdagangan dalam negeri tidak naik atau tidak banyak bergerak karena lesunya ekonomi,” tuturnya.

Di sisi ekspor, Eko melihat, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS seharusnya bisa mendongkrak kinerja ekspor. Namun, harga komoditas yang anjlok dan melambatnya laju ekonomi domestik tak mampu mendorong industri untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono dalam pemaparan perkembangan neraca perdagangan kemarin mengatakan, secara umum penurunan ekspor disebabkan oleh beberapa faktor seperti menurunnya permintaan global, anjloknya harga komoditas, dan nilai tukar. Faktor-faktor itu berdampak terhadap ekspor-impor, baik dari sisi volume maupun nilai.

Adi merinci, melemahnya ekspor itu disumbang oleh ekspor non-migas yang turun 17,23% (mtm) dan 14,11% (yoy) serta ekspor migas yang turun sebesar 1,26% (mtm) dan 43,04% (yoy). Sementara, komoditas penyumbang terbesar penurunan ekspor nonmigas secara bulanan didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati (18,84%), perhiasan/ permata (56,73%), dan alaskaki (30,87%).

Adapun, penurunan impor didorong oleh impor migas yang turun 10,99% (mtm) dan 45,02% (yoy), serta impor nonmigas yang turun 25,18% (mtm) dan turun 21,46% (yoy). Adi menjabarkan, turunnya impor migas secara bulanan dipicu oleh penurunan impor minyak mentah 18,21%, impor hasil minyak yang turun 7,96% dan impor gas yang turun 1,11%.

Anjloknya impor nonmigas secara bulanan disebabkan oleh turunnya impor mesin dan peralatan mekanik (23,61%) diikuti mesin dan peralatan listrik (21,59%) dan plastik dan barang plastik (32,36%). Dari sisi penggunaan barang, Adi mengatakan, semua impor masingmasing mengalami penurunan secara bulanan yakni barang konsumsi (-31,31%), bahan b aku/penolong (-21,41%), dan barang modal (-22,40%).

Khusus barang modal, Adi menyebut penurunan terjadi karena pengaruh musim bulan puasa sehingga menyebabkan aktivitas pembangunan infrastruktur turun drastis. ” Tapi, bulan Agustus kita prediksi akan naik lagi (impornya),” ucapnya.

Rahmat fiansyah
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5872 seconds (0.1#10.140)