REI Minta PLN Cari Solusi untuk Proyek Sejuta Rumah
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha properti yang tergabung dalam Realestat Indonesia (REI) meminta PT PLN (Persero) mencari solusi untuk penyediaan listrik proyek Sejuta Rumah.
Pasalnya, dibatasinya pelanggan pengguna listrik berdaya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA dengan dipersyaratkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) akan mengganggu proyek cita-cita Jokowi tersebut.
Ketua Umum REI Eddy Hussy mengungkapkan, program sejuta rumah adalah program perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dengan persyaratan MBR yang sudah ada, tidak perlu lagi ditambahkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kepala Desa/Lurah.
"Pengetatan syarat pemasangan listrik bersubsidi akan menjadi tantangan tersendiri bagi pengembang selain persoalan kelistrikan lainnya, seperti belum terealisasinya pembangunan jaringan listrik oleh PLN di lokasi perumahan sederhana yang dibangun pengembang, proses pasang baru yang butuh waktu lama, serta terkadang ketersediaan tegangan daya yang over load," katanya di Intiland Tower, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Dia mengungkapkan, saat ini pengembang anggota REI di wilayah Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan wilayah lainnya mengalami kesulitan memperoleh izin pemasangan listrik baru dengan daya 900 VA untuk rumah sederhana tapak.
Sementara di wilayah-wilayah lainnya seperti di Kalimantan Selatan, pembangunan jaringan listrik PLN untuk puluhan lokasi perumahan anggota REI hingga kini belum terealisasi meski telah disetujui sejak 2014. Kemudian di Jawa Timur, pengembang menghadapi permasalahan lambatnya penanganan KWH meter yang macet oleh PLN.
"Hal ini memerlukan terobosan dari pemerintah melalui PLN untuk mengatasinya. Ketersediaan infrastruktur listrik, air bersih, dan akses jalan mutlak dipenuhi dalam pembangunan perumahan dalam rangka mendukung terwujudnya target gerakan Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah," terangnya.
REI selalu siap membantu pemerintah untuk memberikan masukan konstruktif agar program kerja di bidang perumahan dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran. (Baca:
Pembatasan Pengguna Listrik Ganjal Program Sejuta Rumah).
"Merealisasikan gerakan sejuta rumah tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu, namun REI optimis dengan bergandengan tangan bersama semua stakeholder perumahan dan pemukiman program ini akan berhasil dengan baik," pungkasnya.
Sekadar informasi, target sejuta rumah yang dibangun anggota REI sebanyak 247.725 unit, terdiri dari 217.725 unit rumah sederhana tapak (RST) dan 30.000 unit rumah susun sederhana milik (rusunami).
Pasalnya, dibatasinya pelanggan pengguna listrik berdaya 450 volt ampere (VA) dan 900 VA dengan dipersyaratkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) akan mengganggu proyek cita-cita Jokowi tersebut.
Ketua Umum REI Eddy Hussy mengungkapkan, program sejuta rumah adalah program perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dengan persyaratan MBR yang sudah ada, tidak perlu lagi ditambahkan Surat Keterangan Tidak Mampu dari Kepala Desa/Lurah.
"Pengetatan syarat pemasangan listrik bersubsidi akan menjadi tantangan tersendiri bagi pengembang selain persoalan kelistrikan lainnya, seperti belum terealisasinya pembangunan jaringan listrik oleh PLN di lokasi perumahan sederhana yang dibangun pengembang, proses pasang baru yang butuh waktu lama, serta terkadang ketersediaan tegangan daya yang over load," katanya di Intiland Tower, Jakarta, Jumat (21/8/2015).
Dia mengungkapkan, saat ini pengembang anggota REI di wilayah Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan wilayah lainnya mengalami kesulitan memperoleh izin pemasangan listrik baru dengan daya 900 VA untuk rumah sederhana tapak.
Sementara di wilayah-wilayah lainnya seperti di Kalimantan Selatan, pembangunan jaringan listrik PLN untuk puluhan lokasi perumahan anggota REI hingga kini belum terealisasi meski telah disetujui sejak 2014. Kemudian di Jawa Timur, pengembang menghadapi permasalahan lambatnya penanganan KWH meter yang macet oleh PLN.
"Hal ini memerlukan terobosan dari pemerintah melalui PLN untuk mengatasinya. Ketersediaan infrastruktur listrik, air bersih, dan akses jalan mutlak dipenuhi dalam pembangunan perumahan dalam rangka mendukung terwujudnya target gerakan Sejuta Rumah yang dicanangkan pemerintah," terangnya.
REI selalu siap membantu pemerintah untuk memberikan masukan konstruktif agar program kerja di bidang perumahan dapat berjalan secara efektif dan tepat sasaran. (Baca:
Pembatasan Pengguna Listrik Ganjal Program Sejuta Rumah).
"Merealisasikan gerakan sejuta rumah tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu, namun REI optimis dengan bergandengan tangan bersama semua stakeholder perumahan dan pemukiman program ini akan berhasil dengan baik," pungkasnya.
Sekadar informasi, target sejuta rumah yang dibangun anggota REI sebanyak 247.725 unit, terdiri dari 217.725 unit rumah sederhana tapak (RST) dan 30.000 unit rumah susun sederhana milik (rusunami).
(izz)