Pemerintah Kejar Komitmen China Bangun Tiga Ruas Tol
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengejar komitmen China membangun tiga ruas tol di Indonesia. Ketiga ruas tol itu adalah Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu),Tol Manado-Bitung, dan ruas Tol Balikpapan-Samarinda.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR), Basuki Hadimoeljono mengatakan, kontrak ketiga proyek tersebut akan didorong terealisasi pada September tahun ini.
“Saya dorong komitmen China. Kontraknya September. Proyek yang dibiayai loan (pinjaman) China pertengahan September 2015 ini akan tanda tangani kontrak. Selama ini, loan lama turun karena tak dikejar-kejar. Sekarang kita target akan turun dalam tiga bulan ke depan,” ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Basuki, realisasi proyek dari hasil pinjaman tersebut juga dalam rangka mempercepat penyerapan anggaran di lingkungan kementerian yang dipimpinnya. Saat ini penyerapan anggaran Kementerian PUPR baru berada pada presentase 26% (periode 22 Agustus 2015).
Sementara progress fisik mencapai presentase 28%. Anggaran Kementerian PUPR hingga akhir tahun 2015 mencapai Rp118,5 triliun dan ditargetkan bisa menyerap anggaran pada akhir tahun dengan presentase 93% atau rata-rata 30% tiap bulan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Taufik Widjoyono mengatakan, dari total anggaran APBN 2015, tujuh sampai 8% diantaranya berasal dari loan. “Total pinjaman luar negeri sekitar Rp7 triliun atau presentasenya 7-8% dari Rp118,5 triliun anggaran 2015. Paling besar masih dari Jepang. Kedua China, kemudian ADB,” terangnya
Pinjaman dari Jepang, kata dia, umumnya, untuk pembangunan proyek air, seperti pembangunan sabo dam. “Kalau jalan salah satunya Tanjung Priok itu. Sementara untuk pinjaman dari China kebanyakan bidang transportasi, seperti Medan-Kualanamu, Solo-Kertosono, Cisumdawu, pembangunan jembatan Padang Bypass,” pungkasnya.
Baca juga:
Soal Infrastruktur, Indonesia Perlu Contoh China
Tunggu Kelayakan Investor Bangun Tol Jakarta-Cikampek II
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR), Basuki Hadimoeljono mengatakan, kontrak ketiga proyek tersebut akan didorong terealisasi pada September tahun ini.
“Saya dorong komitmen China. Kontraknya September. Proyek yang dibiayai loan (pinjaman) China pertengahan September 2015 ini akan tanda tangani kontrak. Selama ini, loan lama turun karena tak dikejar-kejar. Sekarang kita target akan turun dalam tiga bulan ke depan,” ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Basuki, realisasi proyek dari hasil pinjaman tersebut juga dalam rangka mempercepat penyerapan anggaran di lingkungan kementerian yang dipimpinnya. Saat ini penyerapan anggaran Kementerian PUPR baru berada pada presentase 26% (periode 22 Agustus 2015).
Sementara progress fisik mencapai presentase 28%. Anggaran Kementerian PUPR hingga akhir tahun 2015 mencapai Rp118,5 triliun dan ditargetkan bisa menyerap anggaran pada akhir tahun dengan presentase 93% atau rata-rata 30% tiap bulan.
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Taufik Widjoyono mengatakan, dari total anggaran APBN 2015, tujuh sampai 8% diantaranya berasal dari loan. “Total pinjaman luar negeri sekitar Rp7 triliun atau presentasenya 7-8% dari Rp118,5 triliun anggaran 2015. Paling besar masih dari Jepang. Kedua China, kemudian ADB,” terangnya
Pinjaman dari Jepang, kata dia, umumnya, untuk pembangunan proyek air, seperti pembangunan sabo dam. “Kalau jalan salah satunya Tanjung Priok itu. Sementara untuk pinjaman dari China kebanyakan bidang transportasi, seperti Medan-Kualanamu, Solo-Kertosono, Cisumdawu, pembangunan jembatan Padang Bypass,” pungkasnya.
Baca juga:
Soal Infrastruktur, Indonesia Perlu Contoh China
Tunggu Kelayakan Investor Bangun Tol Jakarta-Cikampek II
(dmd)