Rupiah Dibuka Tembus Rp14.000/USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka tembus Rp14.000/USD, meski mata uang negara Paman Sam melemah.
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp14.072/USD. Posisi ini anjlok 117 poin dibanding dengan penutupan sebelumnya di level Rp13.955/USD. (Baca: Rupiah Tembus Rp14.000/USD, Alarm bagi Pemerintah)
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.998/USD, melemah 105 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.893/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp13.982/USD. Posisi ini merosot 39 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.943/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada pada level Rp13.977/USD. Posisi tersebut memburuk 36 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.941/USD.
Sementara euro dan yen menguat lantaran pedagang mata uang tidak percaya bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya pada bulan depan.
Euro naik ke level terkuat sejak Mei terhadap USD, sementara Jepang naik ke level tertinggi dalam enam pekan karena merosotnya harga komoditas dan saham.
Hal itu mendorong apresiasi pada mata uang emerging market, yang dimulai setelah China mendavluasi yuan pada 11 Agustus lalu. Namun mata uang Afrika Selatan, rand menjadi mata uang yang paling terpukul hari ini. Adapun dolar Selandia Baru dan dolar Australia melemah ke posisi terendah enam tahun.
"Yen dan euro mendapatkan keuntungan dari risk aversion pasar negara berkembang yang disebabkan oleh kejutan devaluasi yuan dan dari perkiraan bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga (bulan depan)," kata strategi pasar senior di Asia di Royal Bank of Scotland Group Plc Mansoor Mohi-uddin, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (24/8/2015).
Euro naik 0,5% menjadi 1,1446/USD pada pukul 11.34 di Tokyo setelah sebelumnya berada di level 1,1455/USD, sedangkan yen melonjak 0,8% menjadi 121,14/USD. Mata uang Selandia Baru turun 1,1% menjadi 66,15 sen AS dan dolar Australia turun 1% menjadi 72,44 sen AS.
Baca:
Belum Ada Sentimen Positif Bikin Rupiah Menguat
Negara Tirai Bambu Goyang Pasar Uang dan Saham Dunia
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas pada level Rp14.072/USD. Posisi ini anjlok 117 poin dibanding dengan penutupan sebelumnya di level Rp13.955/USD. (Baca: Rupiah Tembus Rp14.000/USD, Alarm bagi Pemerintah)
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.998/USD, melemah 105 poin dari posisi sebelumnya di level Rp13.893/USD.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp13.982/USD. Posisi ini merosot 39 poin dibanding posisi penutupan sebelumnya di level Rp13.943/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg pada pada level Rp13.977/USD. Posisi tersebut memburuk 36 poin dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp13.941/USD.
Sementara euro dan yen menguat lantaran pedagang mata uang tidak percaya bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya pada bulan depan.
Euro naik ke level terkuat sejak Mei terhadap USD, sementara Jepang naik ke level tertinggi dalam enam pekan karena merosotnya harga komoditas dan saham.
Hal itu mendorong apresiasi pada mata uang emerging market, yang dimulai setelah China mendavluasi yuan pada 11 Agustus lalu. Namun mata uang Afrika Selatan, rand menjadi mata uang yang paling terpukul hari ini. Adapun dolar Selandia Baru dan dolar Australia melemah ke posisi terendah enam tahun.
"Yen dan euro mendapatkan keuntungan dari risk aversion pasar negara berkembang yang disebabkan oleh kejutan devaluasi yuan dan dari perkiraan bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga (bulan depan)," kata strategi pasar senior di Asia di Royal Bank of Scotland Group Plc Mansoor Mohi-uddin, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (24/8/2015).
Euro naik 0,5% menjadi 1,1446/USD pada pukul 11.34 di Tokyo setelah sebelumnya berada di level 1,1455/USD, sedangkan yen melonjak 0,8% menjadi 121,14/USD. Mata uang Selandia Baru turun 1,1% menjadi 66,15 sen AS dan dolar Australia turun 1% menjadi 72,44 sen AS.
Baca:
Belum Ada Sentimen Positif Bikin Rupiah Menguat
Negara Tirai Bambu Goyang Pasar Uang dan Saham Dunia
(rna)