Kondisi Makro Ekonomi Bisa Redam Sentimen Global
Kondisi Makro Ekonomi Bisa Redam Sentimen Global
A
A
A
JAKARTA - Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, kondisi makro ekonomi yang baik bisa meredam efek buruk sentimen global terhadap pasar domestik.
Dia menjelaskan, secara psikologis jika kondisi pasar dalam negeri bagus maka investor akan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
"Misalnya ekspor impor kita bagus, konsumen spending bagus, defisit transaksi berjalan bisa ditekan. Kalau bagus, pergerakan indeks tidak jatuh sedalam sekarang," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Kendati demikian, perlambatan yang terjadi di pasar saham bukan berarti perusahaan terbuka yang ada mengalami penurunan kinerja signifikan.
"Bahwa melambat bukan berarti buruk, misalnya saham BRI sedang turun tapi kinerjanya dilihat masih baik atau kredit macet tidak melonjak," jelas Reza.
Dia menambahkan, sama halnya dengan yang terjadi pada rupiah, jika sentimen yang ada belum positif, pelaku pasar lebih cenderung memegang mata uang negara lain karena lebih menguntungkan.
"Sama halnya dengan nilai tukar, lihat sentimen yang ada di rupiah belum cukup positif. Belum memilih pegang rupiah, lebih pegang valas lainnya, seperti dolar Amerika Serikat atau franc Swiss," pungkasnya.
Baca:
Tips untuk Investor saat Kondisi Saham Terpuruk
Emiten BUMN Lebih Baik Ekspansi daripada Buyback
Dia menjelaskan, secara psikologis jika kondisi pasar dalam negeri bagus maka investor akan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
"Misalnya ekspor impor kita bagus, konsumen spending bagus, defisit transaksi berjalan bisa ditekan. Kalau bagus, pergerakan indeks tidak jatuh sedalam sekarang," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Kendati demikian, perlambatan yang terjadi di pasar saham bukan berarti perusahaan terbuka yang ada mengalami penurunan kinerja signifikan.
"Bahwa melambat bukan berarti buruk, misalnya saham BRI sedang turun tapi kinerjanya dilihat masih baik atau kredit macet tidak melonjak," jelas Reza.
Dia menambahkan, sama halnya dengan yang terjadi pada rupiah, jika sentimen yang ada belum positif, pelaku pasar lebih cenderung memegang mata uang negara lain karena lebih menguntungkan.
"Sama halnya dengan nilai tukar, lihat sentimen yang ada di rupiah belum cukup positif. Belum memilih pegang rupiah, lebih pegang valas lainnya, seperti dolar Amerika Serikat atau franc Swiss," pungkasnya.
Baca:
Tips untuk Investor saat Kondisi Saham Terpuruk
Emiten BUMN Lebih Baik Ekspansi daripada Buyback
(rna)
Explore More