Investasi Saham Bertahap Cocok Ketika IHSG Menurun
A
A
A
JAKARTA - Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, pembelian saham secara bertahap menjadi salah satu cara melakukan investasi saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tren menurun.
"Pelaku pasar bisa cicil, beli secara bertahap. Misalnya, BRI turun dari Rp9.800 ke Rp9.700, terkahir Rp9.600," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Dengan penurunan tersebut, Reza menjelaskan, pelaku pasar bisa membeli beberapa lot di harga Rp9.700 terlebih dahulu untuk mengantisipasi kembali terjadi penurunan lanjutan harga saham.
"Di Rp9.700 beli satu atau dua lot. Nanti beli bertahap, jadi kalau terjadi potential lost tidak terlalu dalam," jelas Reza.
Sementara pembalikan arah secara signifikan, menurut dia, belum akan terjadi. Momentum ini membuat banyak pelaku pasar membuat spekulasi dalam transaksi perdagangan.
Dia memperkirakan, sampai akhir tahun belum akan ada technical rebound signifikan. Pasalnya, pada bulan depan belum ada kepastian soal kondisi global, terutama kenaikan suku bunga The Fed.
"Harga memang sedang reda atau murah tapi sentimen masih negatif, penguatan rupiah, asing masih aksi jual dan masih ada sentimen negatif lain," pungkasnya.
(Baca: Tips untuk Investor saat Kondisi Saham Terpuruk)
"Pelaku pasar bisa cicil, beli secara bertahap. Misalnya, BRI turun dari Rp9.800 ke Rp9.700, terkahir Rp9.600," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Dengan penurunan tersebut, Reza menjelaskan, pelaku pasar bisa membeli beberapa lot di harga Rp9.700 terlebih dahulu untuk mengantisipasi kembali terjadi penurunan lanjutan harga saham.
"Di Rp9.700 beli satu atau dua lot. Nanti beli bertahap, jadi kalau terjadi potential lost tidak terlalu dalam," jelas Reza.
Sementara pembalikan arah secara signifikan, menurut dia, belum akan terjadi. Momentum ini membuat banyak pelaku pasar membuat spekulasi dalam transaksi perdagangan.
Dia memperkirakan, sampai akhir tahun belum akan ada technical rebound signifikan. Pasalnya, pada bulan depan belum ada kepastian soal kondisi global, terutama kenaikan suku bunga The Fed.
"Harga memang sedang reda atau murah tapi sentimen masih negatif, penguatan rupiah, asing masih aksi jual dan masih ada sentimen negatif lain," pungkasnya.
(Baca: Tips untuk Investor saat Kondisi Saham Terpuruk)
(rna)